GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Sabtu, 28 Agustus 2010

KAPITAL RINGKAS

KAPITAL RINGKAS

Pengantar

Fakta kehidupan Karl Mark cukup dapat diringkas. Ia lahir 1818 di Rheineland yang sedang digabung ke  kerajaan Prusia. 1836 ia masuk Universitas Berlin. Dan 1841 ia mendapat doktornya dengan desertasi mengenai filsafat kuno. Dua tahun kemudian ia editor dua majalah. Pertama, Rheinische Zeitung di Rheineland dan kedua, Deutsche Franzosiche Jahrbucker, terbitan Paris yang ditujukan pada pembaca Jerman.  Kedua-duanya ditutup kekuasaan Prusia karena dianggap melanggar hukum. Marx lalu mundur ke Brussel sebagai buangan. Dalam tahun 1848 yang revolusioner ia sanggup kembali ke Jerman. Lalu ia jadi editor sebuah majalah baru, Neue Rheinische Zeitung. Tapi kemudian ia dibuang kembali. Kali ini ke London. 

Sisa hidupnya, 1849-1883, ia orang buangan di Inggris. Tidak pernah lagi mendapat pekerjaan tetap. Ia lalu hidup dari warisan, pemberian orang dan pendapatan tak tetap dari penulisan jurnalis bebas. Masa terpanjang periode ini ia hidup dirundungi kemiskinan dan penyakit Tapi samapi pada masa akhir hayatnya, pengaruh politiknya yang tak terabaikan. Kehidupannya yang kelabu di pengasingan adalah yang paling menarik bagi masa kini. Seluruhnya karena ide dan pikiran-pikiran yang  dihasilkannya.

Sampai pertengahan tahun 1840-an, pandangan Marx dibentuk dan berobah cepat sekali, begitu ia dapat menyerap berbagai ide dabn pemikiran dari berbagai Sumber. Dalam 1843-4 ia jadi sosialis dan mulai kerjasama dan persahabatan seumur hidup  dengan Frederich Engels dalam mempelajari ekonomi.

Dalam kerjasamanya dengan Engels ia samapai pada suatu pemikiran "Materialisme Sejarah"  - Historical materialism -- yang ia pegang teguh sampai akhir hayatnya. Masyarakat, katanya, berkembang melalui  suatu pertumbuhan yang bertingkat-tingkat. Masing-masing tingkat punya struktur ekonomi yang berbeda-beda. Tingkat paling akhir , kapitalisme. Ia harus digulungkan melalui suatu revolusi yang dipimpin klas pekerja. Teorinya yang tak lapuk mengenai sejarah dan program politiknya yang praktis dikaitkan oleh analisisnya mengenai kapitalisme. Yang didalamnya dihasilkan dua hal, pertama  meningkatnya krisis- krisis ekonomi dan kedua, menajamnya polarisasi klas, sehingga menyusun suatu tingkat baru revolusi yang akan datang.

Ia mulai dengan analisis  yang hanya menggambarkan. Ketika ia dipaksa ke pengasingan sesudah tahun 1848, Marx menjadi mapan untuk meyelesaikan karyanya. DAS KAPITAL adalah hasil akhirnya.

DARI HEGEL KE  MATERIALIME SEJARAH

HEGEL
Ketika Marx masih mahasiswa, kehidupan intelektual Jerman dikuasai oleh filsafat Hegel. Pada mulanya Marx menolak, tapi kemudian ia jadi Hegelian bergairah. Walau kemudian lagi ia  menolak banyak pikiran Hege, namun seluruh jalan pikirannya  secara fundamental sekali telah dibentuk oleh Hegel.

Menurut Hegel, sejarah bukanlah sembarang deretan peristiwa, tapi suatu proses yang dapat dimengerti, dikuasai oleh hukum-hukum objektif, yang hanya terfahami dengan memandang sejarah sebagai suatu keseluruhan. Ia bukanlah sebuah kisah kemajuan yang uniform satu arah, tapi suatu proses yang dialektis. Setiap tingkat perkembangannya dikarakterisasi oleh  adanya pertentangan antara kekuatan yang baku lawan. Ia hanya rukun kembali dalam suatu sintesa yang lebih tinggi di tingkat selanjutnya, namun demi menghimpun pertentangan-pertentangan baru. Dalam garis besarnya, Marx memegang pandangan ini sepanjang hidupnya. Yang ia tolak dari  Hegel adalah idealismenya. Idealisme dalam arti teknis filsafat adalah pandangan yang menganggap bahwa pikiran atau ide-ide adalah pimer dan benda-benda fisikal, sekunder. Menurut Hegel sejarah, pertama-tama adalah cerita tentang perkembangan akal atau roh. Setiap periode dan setiap negeri punya perangkat ide-ide sendiri yang berbeda. Dan perkembangan dialektis dari ide-ide itu adalah motor sejarah.

Tulisan-tulisan Hegel sangatlah kabur dan dapat ditafsirkan dalam banyak cara. Filsafat Jerman dalam masa 1830-an dan 40-an dibelah oleh perbedaan pendapat antar berbagai aliran kaum Hegelian. Hegel sendiri ketika itu sudah meninggal, sehingga tak serta dalam perdebatan itu. Kaum konservatif menyatakan bahwa negara Prusia merupakan bentuk tertinggi dari akal. Ia suatu titik kulminasi sejarah. Pandangan yang agak  bersifak parochial ini dimengerti secara populer di kalangan birokrasi.

Marx, bergabung sementara dengan aliran Hegelian Muda , sebuah gerakan oposisi yang menekankan perubahan terus-menerus dan menggerakkan pembangkangan terhadap agama yang sudah mapan. Gaya mereka, seperti digambarkan Isaiah Berlin, "persenyawaan  sok  ilmiah  dengan keangkuhan", penuh paradoks dari hal-hal yang tak jelas ujung pangkalnya dan sok prasasti yang dibungkus dengan prosa aliteratif  dari permainan kata (Karl Marx, 4th editor - oxford University Press, 1978- hal.53). Karya-karya marx dini sekali ditulis dalam gaya demikian dan sangat membosankan. Marx tidak pernah benar-benar mencampakan pengaruh itu, sebagai mana akan terlihat pada beberapa bagian dari DAS KAPITAL.

SOSIALISME             

Marx juga dipengaruhi tulisan kaum sosilis di awal tahun 1840-an. Pada masa itu istilah sosialis dan komunis  tidak punya arti yang jelas. Kini sosialisme berarti diatas segalanya, bertentangan dengan kapitalisme. Dan konsep tentang  Kapitalisme sebagai suatu bentuk masyarakat tidak ada, sampai Marx menemukannya. Penulis-penulis dizaman Marx menolak masyarakat yang ada ketika itu, atas dasar moral dan mengemukakan suatu rancangan masyarakat yang lebih baik sebagai ganti. Beberapa usul dari mereka tak tersangkal amat menjengkelkan, walau bukan ini yang jadi pokok kritik Marx. Ia menolak teori-teori sosialis yang ada masa itu dan menganggapmya sebagai utopi. Ketika itu Marx telah berpandangan bahwa sejarah dikuasai oleh hukum-hukum yang objektif, yang tidak dapat dapat diubah hanya dengan mengatakan benda-benda itu seharusnya menjadi lain. Seperti apalagi air.  Ia tidak dapat mendaki dengan hanya mengatakan ia harus begitu. Walau Marx membenci Kapitalisme, ia menanggap penghinaan terhadapnya sebagai tidak kena. Lebih baik menggantinya dengan memperlihatkan bahwa suatu revolusi sosialis adalah suatu keharusan yang logis yang datang dari perkembangan kapitalisme itu sendiri. Organisasi masyarakat yang akan datang ditentukan oleh rakyatnya sendiri, begitu mereka memasuki era itu, halmana tidak dapat diramalkan secara rinci kini.

Untaian berharga lainnya dari pemikiran Marx datang dari ekonomi politik ( masa itu dinamakan economics). Perkembangan dari ilmu ekonomi Marx akan diulas lebih rinci di bawah. Cukuplah  untuk mencatat disini bahwa ia adalah pemula dari ilmu ekonomi pada 1844-5 dengan mengambil banyak analisis ekonomi penulis lainnya. Pikiran yang esensial yang diperolehnya dari leteratur adalah konmsepsi tentang suatu ekonomi yang sistemnya melekat padanya dan dikuasai oleh hukum-hukum objektinya. Dalam pangan baru temuan Marx itu, proses perkembangan ekonomi menggantikan "jiwa" atau "akal" Hegel sebagai motor sejarah.


MATERIALISME SEJARAH
(HISTORICAL MATERIALISM)

Semua pengaruh yang diterima Marx menggabung ke dalam suatu bingkai teori selama tahun-tahun 1844 dan 1845. Marx dan Engels bekerjasama erat sekali masa itu. Kenyataan bahwa mereka menarik ide-ide dari berbagai sumber, tidaklah mengurangi penting atau orizinalitas pencapai mereka. Semua pemikir besar membangun karya mereka atas dasar karya para pendahulunya.

Marx, dalam tahun 1844 telah sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis sejumlah catatan atau naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai "Manuskrip Ekonomi dan Filsafat" atau Manuskrip Paris. Disinilah untuk pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang kemudian jadi tema pokok Das Kapital, yaitu hubungan anatara kapital dan upah kerja atau kerja upahan, hubungan antara kapitalis dan pekerja. Si kapitalis memiliki alat-alat  produksi ( peralatan dan bahan) atau uang untuk membeli. Para pekerja tidak memiliki apa-apa dan tidak dapat hidup tanpa bekerja, para pekerja itu tidak punya hak atas produk kerjanya. Produk itu sepenuhnya milik sang kapitalis  yang mempekerjakannya. Dengan begitu par pekerja itu tetap miskin dan tergantung. Sedang si kapitalis jadi kaya terus.


Hubungan antara kapital dan kerja adalah struktural. Tidak personal, perorangan. Para pekerja itu bukannya ditindas oleh kapitalis, tetapi oleh kapital. Yang justru dihasilkan oleh kerja. Tapi perilakunya iyu adalah sebagai sekutu yang menindas para pekerja yang telah menghasilkannya. Dalam istilah Marx yang dipakainya pada 1844 itu, kerja yang dirampok   atau diasingkan (alienated atau estranged).

Ditingkat ini perkembangan pikiran marx sangatlah kuat mempengaruhi Ludwig Feuerbach, seorang filosof materialis dan pengkritik Hegel. Marx, secara khusus mempergunakan ide Feurbach tentang esensi manusia atau jenis makhluk. Produksi manusia secara alamiah adalah perbuatan kreatif. Dan menempatkan takluk kepada hukum-hukum kapital yang imfersonal - tak menyangkut orang berarti menghancurkan hubungan alamiah anatara produsen dan produk. Seberapa jauh konsepsi ini bertahan dalam karya-karyanya yang kemudian menjadi berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844 tetap dapat dibaca didalamnya bagi mereka yang mau.

Tahun berikutnya, 1845, Marx dan Engels bekerjasama untuk sebuah manuskrip yang juga tidak terbit semasa hidup mereka. "ideologi jerman" - The German Ideology-. Karya inilah yang untuk pertama kalinya menampilkan "materialisme  sejarah". Ia dianggap sebagai pertanda berakhirnya periode pertama dari evolusi intelektual marx. Sebuah periode dimana ide dan pikiran-pikirannya berubah cepat.  Sejak 1845 itu, ia bekerja untuk mengembangkan  kerangka dasar yang telah letakkannya dalam Ideologi Jerman. Buku itu sulit dibaca, karena argumentasi positifnya berpalung denganserangan yang tak berkesudahan terhadap penulis-penulis lain.  Kata pengantar untuk sumbangan pada kritik atas ekonomi politik,- A Contribution to the Critique of Political Economy- adalah pernyataan singkat yang lebih baik dari materialisme sejarah.

Didalam Ideologi Jerman marx memulai dengan fakta-fakta nayta yang sederhana. Untuk hidup, mahluk manusia harus memproduksi alat-lat penyambung hidupnya (makanan dan lain sebaginya). Untuk melakukannya mereka harus berekerjasama didalam suatu  pembagian kerja   (disini terlihat betapa konsep tentang esensi manusia tak dilibatkan). Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasi perkembangan sejarah dan hasil pencapaian generasi manusia sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerjasama, pembagian kerja dan karenanya juga organisasi kemasyarakatan.

Masyarakat berubah melalui serentetan tingkat yang ditandai dengan berbagai bentuk kepemilikan. Pemilikan komunal masyarakat kuno didasarkan pada  peranan budak. Pemilikan Feodal (tanah)  atas pemerasan hamba -serfs-. Dan Pemilikan perorangan burjuis  (kapitalis) atas eksploitasinya terhadap proletariat dari pekerja upahana yang tak punya milik apa-apa. Setiap tingkat bentuk produksi  merupakan, lebih tinggi dari yang dulu. Dan setiap tingkat menyediakan syarat bagi yang akan datang. Perkembangan kapitalis menciptakan pemiskinan proletariat yang meluas dan meningkat. Maka itu, pada waktunya akan menggulingkan kapitalisme. Komunisme adalah produk sejarah yang tak terhindarkan.

Peristiwa dan kejadian 1848 merupakan titik yang menentukan dalam kehidupan Marx. Pada mulanya di Prancis, tapi kemudian demontrasi-demontarsi rakyat serta pemberontakan menjalari seluruh Eropa. Didalam wilayah Prusia bangkit tuntutan rakyat bagi suatu konstitusi baru yang akan membatasi kekuasaan sewenang-wenang otokrasi. Untuk waktu itu, ini adalah suatu tuntutan yang revolusioner. Sebuah kongres lalu diadakan di Frankfurt guna menyusun suatu konstitusi baru. Dan peristiwa ini tidak begitu revolusioner, dalam arti adanya suatu perubahan yang mendadak dan menentukan, sebagai ganti penciptaan suatu huruhara politik diaman rezim lama sempoyongan dan yang baru membuat kesempatannya.

Manifesto Komunis untuk Liga Komunis ditulis dekat sebelum pecahnya revolusi. Dan dalam tahun 1848, Marx dapat kembali ke Jerman, dimana ia menasehatkan penahanan diri -moderation -. Nasehatnya itu didasarkan bahwa Jerman haruslah lebih dulu melewati suatu tingkat yang sama dengan revolusi prancis 1789, sebelum syarat-syarat matang untuk suatu revolusi komunis. Keadaan berbalik, kekuatan radikal Jerman terpecah. Dan angkatan bersenjata yang tetap setia pada otokrasi dan Pemerrintahan Prusia, pada akhirnya mampu memegang kontrol atas keadaan. Marx dibuang kemabali. Kali ini ke London.
      



EKONOMI POLITIK KLASIK

NILAI dan NILAI LEBIH    

Ekonomi Politik Klasik, keberadaannya merupakan oposisi terhadap teori-teori yang beraliran merkantilistik abad ke 17 dan 18. Kaum Merkantilistik pada pokok mengutamakan perdagangan lauar negeri. Sebagai pedagang, meraka berfikir tifikal kapitalis yang keuntungan datang dari membeli murah- menjual mahal. Yang selangkah lebih maju dari pandangan kaum Fisiokrat Prancis abad ke 18. Mereka ini menekankan pentingnya produksi ke banding  perdagangan. Tapi mereka menganggap pertanian hanya yang benar-benar produktif. Marx mempelajari teori dan karya kaum merkantilis dan fisiokrat itu dan sewaktu-waktu merujuk pada mereka.

Suatu tema pokok dalam ekonomi Kalsik (didalam didalamnya terdapat karya kaum fsiokrat), adalah pembahasan tentang laba dan sewa dalam pengertian surplus yang datang dari produksi. Ide dasarnya dapat dilihat dalam suatu ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang, katakan jagung. Jagung lalu menjadi sebagai bahan makanan dan juga masukan bagi produksi (seperti bibit). Manakala jagung cukup diproduksi untuk mengganti bibit dan untuk memberi makan para produsennya, maka setiap kelebihan adalah Surplus, yang menggelantungkan diri pada mereka (tentara, pegawai, pendeta dan lain sebagainya).

Pertanyaan yang menarik disini ialah, bagaimana maka surplus itu jatuhg ketangan klas penguasa? Eksistensi surplus yang fisikal itu, sudah tentu tak dipersoalkan lagi, karena surplus itu dapat dinikmati para produsen sendiri. Smith, Ricardo dan Marx, semua memberi jawaban yang sama terhadap  pertanyaan itu.  Didalam suatu masyarakat kapitalis,  surplusnya direbut oleh para pemilik kekayaan, karena mereka cukup kaya untuk membeli alat-alat produksi yang diperlukan (tanah, bibit jagung, dalam contohnya yang sederhana) sedangkan para pekerja tidak dapat berproduksi dengan kemampuannya sendiri dan karena itu harus menerima upah apa saja yang mereka dapatkan. Persaingan untuk mendapat pekerjaan membuat upah tetap saja pada batas minimum. Smith dan Ricardo menganggap hal itu sebagai alamiah dan abadi. Tapi      Marx menganggapnya sebagai hal yang sementara karena perkembangan masyarakat. 
        
Persoalan selanjutnya haruslah dipertimbangkan. Didalam sistem kapitalis, berbagai barang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tertentu. Setiap perusahaan mengeluarkan uang pembeli alat  dan bahan produksi, membayar upah dan menutup pengeluarannya denga menjual produknya. Seseorang dapat saja berbicara tentang surplus fisikal untuk keseluruhan sistem, tapi tidak untuk satu-satu perusahaan. Laba perusahaan tertentu bergantung pada biaya yang ia keluarkan  dan harga yang ia peroleh. Harga barang dapat berubah dari minggu ke minggu atau hari-hari. Maka itu para ahli ekonomi klasik mengembangkan suatu konsep harga normal atau alamiah, atau nilai dari suatu barang. Surplus yang masuk kepada para kapitalis atau pemilik tanah sebagai nilai lebih adalah kelebihan nilai yang dihasilakan diatas nilai yang diserap oleh biaya-biaya, termasuk upah. Suatu teori nilai lebih punya dua unsur: suatu teori nilai dan penjelasan bagaimana surplus itu disadaap dari para pekerja dan dipindahkan kepada para pemilik kekayaan.


ADAM SMITH

Adam Smith, pengarang dari "THE WEALTH OF NATIONS" (1776) pada umumnya diakui sebagai pendiri ekonomi politik klasik. Ia memberi tekanan khusus pada pembagian kerja sebagai penyebab peningkatan produktivitas dan kesejahtraan. Pembagian kerja memungkinkan setiap produsen berspesialisasi dan melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus yang lebih efisien. Tapi dibatasi oleh luasanya pasar, karena pasar kecil tidak mnyediakan ruang bagi spesialisasi. Begitu kekayaan dan populasi bertumbuh, cara transprortasi berkembang maju, dan pasar juga berkembang luas, kesemuanya lalu memungkinkan pembagian kerja lebih terperinci. Dan dengan begitu penghasilan kekayaan semakin besar. Pertumbuhan ekonomi adalah proses akumulatif dimana setiap langkah dari perluasan pasar mneyediakan basis untuk pertumbuhan selanjutnya.. Marx menemukan ide tentang proses perkembangan ekonomi terus-menerus dari Smith dan menjadikannya landasan bagi analisanya tentang Kapitalisme.

Harga alamiah setiap produk, menurut Smith adalah sedemikian rupa sehingga ia menutup pengeluaran-pengeluaran untuk upah dan sewa serta menghasilkan laba pada rate pasar yang berjalan. Ia punya analisa pasar yang laur biasa baiknya. Tenaga -tenaga pasar cenderung membawa harga ke garis  harga yang alamiah. Manakala harga pasar tinggi, laba akan tinggi. Para produsen akan ditarik ke wilayah bisnis. Suplai dengan demikian juga akan mekar, sedang harga akan ditarik turun kembalili. Sebegitu jauh dan baik, maka Marx telah mengambil banyak dari analisis   itu.


Perlakuan Smith terhadap penentuan upah, laba dan sewa lebih banyak dipersoalkan. Nilai, katanya, ditentukan dengan mempertambahkan upah, laba dan sewa. Pada   waktu bersamaan, katannya pula, upah, laba dan sewa tergantung pada jumlah keseluruhan nilai yang telah dihasilakan. Dan nilai akan ditemukan dengan membagi mereka. Argumentasinya memutar. Teori Smith tentang laba bagaimanapun sangatlah lemah. Katanya, laba ditentukan oleh atau melalui 'kompetisi' tapi ia tidak menyediakan analisis yang koheren bagaimana itu terjadi.


DAVID RICARDO

David Ricardo, seorang pedagang surat-surat berharga dan anggota parlemen Inggris adalah seorang tokoh lainnya dari dunia ekonomi politik klasik. Karyanya 'PRINCPLES of POLITICAL ECONOMY and TAXATION' - Prinsip-prinsip ekonomi politik dan pajak - adalah suatu upaya untuk memilah-milah kerangka dasar pemikiran Adam Smith dari kekalutan.

Nilai komoditi menurut Ricardo, ditentukan oleh seberapa banyak tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkannya. (dengan beberapa pengecualian, lihat dibawah ini). Suatu perubahan upah, tidak akan merubah nilainya. Tapi merubah sebagian dari nilai yang dihasilkan dan yang akan menunjang upah sebagai lawan laba. Jika upah naik, maka laba menurun. Namun jumlahnya tetap sama. Nilai dari hasil -output - dapat dukur secara bebas dengan cara bagaimana ia dibagi-bagi.

Sesudah mengetahui prinsip ini, kesukaran masih tetap. Pengembalian dari uang yang ditanam, mestilah sama untuk bermacam-macam industri. Sebab, jika tidak, kapital akan mengalir    kepada yang lebih menguntungkan seperti juga keterangan Smith. Dimanapun jumlah besar kapital ditanam, ia punya sangkut paut dengan para pekerja yang dipekerjakan, semakin tinggi pula pembagian laba. Maka itu diperlukan harga yang lebih tinggi supaya ia menghasilkan pengembalian kapital yang layak. Harga-harga, karenanya tidak dapat seimbang dengan permintaan tenaga kerja. Ricardo mengakhiri keterangannya dengan alasan bahwa nilai, sebagian besarnya ditentukan oleh tenaga kerja dan bersandar kembali pada posisi dan pandangan Smith.

Marx mengkritik Ricardo atas kegagalannya dalam hal ini dan memberikan pemecahannya sendiri, dengan melibatkan sikapnya terhadap nilai dan harga alamiah (harga produksi dalam istilah Marx) sebagai hal-hal yang sangat berbeda. Nilai ditentukan oleh kerja yang terkandung di dalam produksi, sebagai suatu definisi. Upah dan Laba  ditentukan oleh atau dengan membagi nilai yang diproduksi seluruh ekonomi. Dan harga produksi ditentukan dengan menambahkanlaba dan upah untuk setiap barang secara terpisah, demikian menurut Smith. Sedang sirkulasi ia hindari ( W alaupun pemecahan yang diajukan Marx, menimbulkan masalah sendiri).

Masalah sew a tetap tinggal sebagai hal yang harus dijelaskan. Menurut Ricardo, sewa itu timbul karena berbagai bidang tanah dengan bermacam taraf kesuburan. Harga produk pertanian haruslah cukup tinggi, agar tanah yang paling buruk dapat menghasilkan laba bagi petani didalam rate yang berlaku. Karena, jika tanah tidak menguntungkan, ia tidak akan ditanami. Dan tanah yang lebih baik yang akan menentukan sewa, karena petani akan bersaing untuk menggunakannya. Sedang si pemilik tanah dapat meminta sewa yang demikian. Marx mengambil oper teori ini, mengembangkannya dan mengolahnya secara tersendiri samapi pada bagian-bagian akhir das Kapital, walau ia menganggapnya sebagai masalah kedua.

Marx menganggap Smith dan Ricardo sebagi perwakilan terbaik dari dunia ekonomi politik. Sesudah Ricardo, para ahli ekonomi jika tidak menyalin ide-idenya, merka hanya cenderung untuk menekankan pentingnya suplai dan permitaan sebagi penentuan harga. Mereka tidak menceritakan kisah-kisah yang masuk akal mengenai pasar-pasar tertentu, tapi meninggalkannya tanpa analisis yang koheren tentang upah, laba dan sewa bagi keseluruhan sistem. Marx menamakan mereka itu sebagai ekonom vulgar dan memperlakukan mereka semaunya. Sebenarnya, adalah mungkin untuk memberikan perhitungan yang koheren bagi kesluruhan sistem ekonomi dalam pengertian suplai dan permitaan, seperti yang telah diperlihatkan Walras pada 1870-an. Tapi ketika itu kesehatan Marx jatuh dan tidak sempat memperlihatkan karya-karya Walras. Marx mungkin saja tidak setuju seandainya ia tahu it.

UANG

Demi kelengkapan, diperlukan suatu pembicaraan singkat mengenai ekonomi keuangan yang berkembang dalam isolasi relatif dari teori-teori nilai dan nilai lebih. Uang dizaman Marx, didasarkan pada emas (paling sedikit di Inggris dan pusat-pusat kapitalis besar lainnya). Uang kertas telah beredar dan dapat ditukarkan dengan emas. Dan mata uang emas juga beredar. Menurut Marx, nilai uang juga langsung terkait pada nilai emas.  Dan emas itu bergantung   pada para pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan emas itu. (Disaring dari tambang emas). Jadi sama dengan komoditi lain. Dalam hal ini Marx berbeda dengan teori-teori sebelum,  'teori kuantitas uang' yang mengaitkan nilai uang pada kuantitasnya dalam sirkulasi. Menurut teori itu, kuantitas yang menentukan nilainya. Menurut Marx, ia berjalan terbalik. Nilai uang yang justru menentukan kuantitasnya dalam sirkulasi.

Perdebatan mengenai keuangan di pertengahan abad ke 19 terpusat pada dampak dikeluarkannya uang kertas. Uang kertas itu bukannya tidak ditukarkan, atau tidak dapat ditukarkan kini, tetapi berjanji akan membayar. Janji ini diberikan bank perorangan yang dikeluarkannya dan dapat pula ditebus dengan emas (dalam bentuk emas). "The Currency School", adalah aliran yang lebih menyukai adanya pembatasan pengeluaran uang kertas, karena pengeluaran yang terlalu banyak akan membawa kenaikan harga yang akan diikuti krisis keuangan. "The Banking School", aliran yang tidak melihat adanya bahaya demikian.  Dasar mereka ialah setiap kelebihan pengeluaran uang kertas akan kembali kepada bank yang mengeluarkannya untuk disimpan atau ditukar dengan emas. Dalam hal ini Marx mnyokong "The Banking School". Ia berpendapat bahwa krisis finansial adalah simpton dari masalah yang lebih fundamental yang tidak ada sangkutnya dengan kelebihan pengeluaran uang kertas.


3.       PEMBUATAN KAPITAL  - The Making of Capital-

Perkembangan Ilmu Ekonomi Marx      

Pada tahun 1840, Marx sudah samapi pada suatu pandangan yang tersendiri terhadap kapitalisme sebagai suatu jenis ekonomi yang jelas, dengan suatu jangka hidup terbatas. Pada taraf ini ia mengambil teori ekonomi lain-lain orang yang sudah jadi, menafsirnya kembali dan menmpatkan teori-teori irtu kedalam sistem yang bentuk sendiri. Bagian-bagian ekonomi tulisannya ECONOMIC AND PHILOSOPHIE MANUSCRIPTS, -- Manuskrip Ekonomi dan Filsafat--. 1844, pada pokoknya terdiri  dari kutifan-kutifan Adam Smith dan lainnya.

'WAGE LABOUR and CAPITAL' --Kerja Upahan dan Kapital--, terbit tahun 1849, didasarkan pada kuliah-kuliah yang diberikan dalam 1846-47, pada pokoknya masih bersifat Smith dalam struktur keseluruhannya, walau Marx bersifat selektif. 'Kerja upahan dan Kapital' kadang-kadang terasa sebagai pemuda untuk memahami Das Kapital, walau sesungguhnya ia menampilkan suatu teori yang rada berbeda. Ia harus dibaca dengan kehati-hatian yang khusus, karena Engels-lah yang telah mengolahnya sesudah Max meninggal demi memberikan kemiripan pada kematangan karya Marx. THE POVERTY of PHILOSOHY (1847), sungguh banyak mengutuf Ricardo dan juga dari kalangan "sosialis Ricardian", sebuah kelompok penulis radikal Inggris.

Dalam 1850-an di London -pembuangan Marx kembali lagi ke ilmu ekonomi. Pertanda penting dari pemikiran Marx masa ini adalah naskah yang telah ditulis pada 1857-58, yang diterbitkan tahun 1933, lama setelah ia meninggal, dengan GRUNDRISSE (foundations). Dasar naskah ini jelas tidak diterbitkan karena sulit dibaca. Isinya melompat dari satu subjek ke subjek lainnya tanpa perencaaan yang jelas. Namun dalam kekacauannya, BRUNDRISSE mengandung semua tema pokok yang ada dalam Das Kapital. Dipertengahan tahun 1850-an, kita melihat sudah matangnya ilmu ekonomi Marx. Pentingnya Grundrisse bagi pembaca modern tidak terletak pada ilmu ekonomi Marx, yang secar lebih baik dikemukan dalam Das Kapital, tetapi didalam keterangan filsafat yang terjalin didalam Grundrisse, yang jels lebih banyak ke Hegelannya dari pada didalam Das Kapital. Grundrisse juga merupakan sebuah jembatan antara Das Kapital dengan Karya-karya filsafat marx yang dini.  

Kewajiban Marx selanjutnya, menemukan jalan untuk mengemukakan teori yang baru, dalam hal mana ia mengalami kesukaran, Ketika ia mulai dengan "A CONTRIBUTION TO THE CRITIQUE OF POLITICAL ECONOMY", diterbitkan 1859,  sebuah karya yang ternyata tidak lebih dari cicilan pertama. Kekecewaan muncul dari kalangan sahabat-sahabatnya, karena  karya itu hanya berurusan dengan hal pertukaran dan uang dan tidak bicara apa-apa tentang hubungan kapital dengan tenaga kerja. Kepada Engels, Marx menulis gambaranya mengenai Das Kapital yang memerlukan 6 Jilid, mencakupi hal-hal kapital tertentu, kerja upahan, pemilikan tanah, negara, perdagangan internasional dan pasar dunia. Yang pertama, tentulah hal kapital  yang berkembang menjadi tiga jilid (ditambah tiga jilid lagi mengenai teori nilai lebih) yang tidak pernah selesai, sedang sisanya yang lima tidak pernah dimulai bahkan.


KAPITAL

Sebagian besar penulisan  Das Kapital dikerjakan dalam pertengahan 1860-an. Marx menulis rancangan naskah untuk ketiga jild bersama dengan jilid ke empat mengenai sejarah dar pemikiran dan ide-ide ekonomi (cukup banyak dan luas untuk memenuhi tiga jild, ternyata ketika naskah akhirnya diterbitkan dengan THEORIES of SURPLUS VALUE  --Teori-teori Nilai Lebih). Caranya ia menulis, memulai dengan beberapa naskah kasaran tentang tiap topik, kebanyakan ekstrak dari penulis-penulis  lain dan sumber-sumber fakta, laporan parlemen dan sebangsanya. Dalam rancangan selanjutnya, ia menyusun kembali bahan-bahan, membuangi banyak kutipan, kecuali dari mana ia mendapatkan bukti-bukti faktual atau ilustrasi untuk bagian-bagian terpenting. Didalam bagian-bagian yang tak selesai dari jilid satu, dua   dan tiga, Marx mengikuti naskah-naskah rancangannya terdahulu  dan tetap tinggal begitu dalam versi yang diterbitkan. Dalam jilid satu, Marx membuat pernyataan terimakasih atas sumbangan para pendahulunyanya dengan mengutip pernyataannya terdahulu, bahwa ia dapat menemukan setiap ide yang penting. (catatan ini dapat membingungkan pembaca yang tidak awas akan maksudnya).

Marx juga memberikan waktu panjang untuk mengolah struktur Das Kapital dan hasil tidak seperti Grundrisse. Setiap konsep diantar,dijelaskan dan ditegaskan . Tatanan seperti ini, bagaimanapun mempu nyai kekurangan. Sebagaimana ditulis Marx dalam "kata penutup" pada jili dsatu edisi Jerman : 'metode penyampaian tentu berbeda dari penelitian. Yang terakhir haruslah menyusun bahan secara rinci. ….., Hanya setelah pekerjaan ini selesai, semua gerak yang sesungguhnya dapat digambarkan secar memadai. Jika ini dikerjakan dengan baik….. barulah dapat ditampilkan hal yang seperti kita alami sebelumnya, yaitu suatu kontruksi a priori yang murni.

Masalah yang dihadapi Marx dalam pengembangan dan penyampaian analisanya tentang kapitalime, bertolak dari kerasnya permintaan teori sejarahnya. Dalam arti istilah itu, kapitalisme adalah suatu bentuk produksi yang dibatasi oleh suatu struktur dasar yang spesifik, mengenai hubungan-hubungan produksi yang melibatkan dua kelas, pemeras dan yang diperas. Dan kapitalisme adalah suatu bentuk produksi yang terakhir. Semua sosok penting  masyarakat dibentuk oleh sistem produksi yang dominan (tidak seluruhnya ditentukan). Dan setiap bentuk-bentuk itu punya hukum-hukum yang melekat padanya. Ia memelihara atau mereproduksi struktur dasar dari sistem samapi pada suatu tingkat perkembangan yang membawanya kepada pergantiang bentuk selanjutnya. Untuk memasang analisa kapitalisme ke bingkainya, Marx harus mengindentifikasi struktur itu. Teori in dalam perkembangannya harus berpindah dari yang abtrak ke yang konkrit, dari konsep kapitalisme abtrak ke kapitalisme yang sungguh berlaku pada masyarakat tertentu.
Metode penyelidikan atau proses penelitian  tidak dapat mengikuti pola ini. Konsep-konsep abstrak tidak dengan sendirinya berlaku. Ia hanya dapat diuji dengan melihat apakah ia diperuntukan bagi pelukisan gerak aktual yang sebnarnya. Dan tidak melompat begitu saja dari kepala para teoritisi saja? Ia dikembangkan melalui proses yang menyakitkan, melalui uji coba pembenaran, telaaahan, menyadap dan mengkritik teori-teori yang ada. Dan mealui saling pengaruh antara teori dan bukti.


Metode presentasi akhirnya meniadakan catatan-catan hasil pergulatan lama dari metode penyelidikan. Presentasi berpindah dari yang abstrak ke yang kongrit, dari konsep-konsep dasar ke teori-teori yang sudah diurai. Konsep-konsep yang terlihat hidup dengan dirinya sendiri, membentangkan implikasi-implikasi nya selangkah demi selangkah. Dan terlihat ia seakan dihadapkan kita ada suatu konstruksi apriori murni, sebuah produk dari pemikiran abstrak.  Memang ada saja bahaya untuk terjerembab ke lembah idealisme Hegel, ke lembah kenyataan yang dikuasai pemikiran . Marx, sudah tentu dengan sendirinya menghindari perangkap itu. Ia hanya berharap agar gerak yang aktual terlukis secukupnya. Pembaca modern Das Kapital lebih mungkin menjalani kesalahan sebaliknya, menolak teori sebagai perangkat yang sewenang-wenang. Diperlukan kesabaran mengikuti Marx  samapi pada titik dimana teori-teorinya sudah cukup berkembang untuk diterapkan pada dunia masalah nyata.

Ada dua aspek dari susunan presentasi Marx yang memerlukan ulasan. Pertama, ia memberi tekanan pada hubungan khusus produksi kapitalis. Kapitalisme ( produksi oleh pekerja upahan yang dikerjakan oleh kapital), merupakan suatu bentuk khusus dari produksi komoditi (untuk dijual) yang pada dirinya sendiri adalah satu bentuk masyarakat manusia. Marx memperbedakan  dengan sangat teliti konsep-konsep yang diterapkan pada semua bentuk  masyarakat dengan konsep yang diterapkan bagi masyarakat  yang memproduksi komoditi  dan kapitalisme. Susunan-susunan itu mempunyai akibat-akibat penting bagi cara itu di konsepsi itu dikemukakan. Nilai misalnya , di rumuskan dalam Bab I . Ia memainkan peranan fundamental bagi analisa keseluruhan . Ia tidak dapat dikaitkan dengan harga pasar , smpai pembentukan harga pasar didalam sistim kapitalis dibahas . Dan itu tidak sampai jilid tiga . Kedua metode presentase Marx logis . Tidak historikal . Karakteristik dasar kapitalisme tidak atau belum dibahas sampai jilid aatu . Sedang penggulingannya di masa datang hanya disinggung sambil lalu . Das kapital adalah telaah tentang bentuk produksi kapaitalis , bukan ikhtisar dari pandangan-pandangan Marx .

Jilid satu Das kapital diselesaikan dan terbit tahun 1867. Kesehatan Marx tahun itu memburuk . Waktunya disita oleh masalah-masalah politik yang mendesaknya . Dan tidak banyak kemajuan ia buat untuk jilid dua dan tiga . Ketika Marx meninggal tahun 1883 , engels ditinggali tumpukan naskah   yang tak terbaca , dari tahun 1860 an . Jilid dua dihimpun dari bagian rancangan naskah dan diterbitkan pada tahun 1885., dalam hal mana pekerjaan editing patut di hargai . Tetapi engels juga menua pada saat itu . Ia dihadapi jilid tiga sebagai yang amat berat, karena keadaanya yang belum selesai ketika Marx meninggal . akhirnya dalam tahun 1884 buku itu terbit . Tiga puluh tahun sesudah ia ditulis .

4. LATAR BELAKANG EKONOMI

Das kapital , pada pokoknya adalah karya teori, maksudnya sebagai dasar untuk menganalisa masyarakat ekonomi kapitalis mana saja dan kapan saja . Marx sudah tentu mengambil contoh-contoh dari zamannya. Dan asumsi-asumsi yangh cocok dengan masanya memainkan peranan penting dalam bagian-bagian teoritis teoritis karya Marx itu.. Secara khusus Marx mrnganggap sebagai kebenaran bahwa perusahaan kapitalis perorangan dan relatif kecil, tidak atau sedikit saja dapat mengontrol harga-harga produk mereka . Atau bahkan tidak sama sekali . Mereka harus menjualnya di pasar. Sebuah sistim yang sangat luas , produsen-produsen yang monopolistik haruslah dianalisa dengan cara yang berbeda . Marx memang telah meramalkan timbulnya perusahaan-perusahaan besar . Tapi tugas untuk membangun teori untuk  itu , ditknggalkan untuk penerus-penerusnya . Teori moneter Marx juga banyak berakar pada abad ke 19. Bagi Marx uang didaarkan pada emas .

Das kapital akan sangat mudah dipahami jika pembacanya ingat pada hal-hal yang membedakan ekonomi Marx dan ekonomi zaman kita kini. Banyak contoh marx datang ke inggris . Sebagaimana dijelaskannya kepada para pembaca jerman , Inggris adalah tanah `klasik` dari kapitalisme .Bangsa kapitalis pertama dari zaman itu , paling maju dan paling baik terdokumentasi ( seperti banyak orang jerman, Marx sudah terbiasa mengatakan  `england ` ketika ia menyebut `Britain` dan banyak juga contohnya yang berasal dari Scotland).

Produksi kapitalis dibentuk oleh dipekerjakannya pekerja upahan yang mengerjakan bahan-bahan dan peralatan yang disediakan sang kapitalis . bentuk organisasi begini , dominan diinggris dan pertengahan abad ke 19. Tapi sekarang dimana-mana ia ada.  Bahkan Amerika serikat utara adala negara yang dominan petani kecil . Di Inggris , sebahagia besar penghasilan dihasilkan oleh pekerja perorangan yang bekerja sendiri -self-employed. Mereka bekerja sama dengan orang yang bekerja di rumahnya sendiri-sendiri atas lebih kuat-out work, tergantung kepada seberapa kuatnya para saudagar menyediakan bahan dan membeli produk mereka . Industri seperti textil ,pabrik yang dominan menggunakan uap, adalah pengucualian . Apabila  Marx memperkenalkan `industri modren ` maka ia melukiskannya sebagai sesuatu yang baru dan luar biasa.

Inggris adalah negeri kap[italis paling maju dan kaya. Tetapi dari ukuran mocren ia tergolong miskin . sedikit saja terdapat bahan untuk melakukan bandingan yang eksak dengan kondisi-kondisi modren . Tanpa mempersoalkan bahwa jam kerja diinggris amat panjang dan amat menyedihkan rendahnya. Marx merujuknya dengan bukti-bukti yang dikutipnya dari sana sini .
Perdagangannya kecil dalam ukuran modren . perusahan-perusahaan biasanya dikontrol oleh perorangan ( keluarga atau patnership) yang mewlakukanya langsung berhadapan dengan buruh-buruh dilantai-lantai pabrik. Para kapitalis perorangan itu tidak atau sedikita sekali punya kontrol atas pasar mereka . Maka itu mereka menjual saja produk mereka pada hjarga pasar yang berlaku , atau tidak sama sekali . Memang benar -benar sukar untuk  menerangkan mengapa persaingan tidak sama sekali meniadakan laba  . Teori nilai lebih Marx dirancang untuk menjawab masalah itu . Sejumlah kapitalis besar , terutama kereta api diorganisasi , sebagai suatu korporasi join -stock company dengan andil-andilnya dapat dipindah tangan disertai manejemen yanmg profesional . Mereka memang menunjukkan sesuatu yang bakal datang , walau Marx mengharap rubuhnya kapitalisme memotong garis perkembangan ini .

Pertanian masih merupakan industri terbesar di Inggris , dan ia unik bagi dunia abad ke 19. Pertanian yang di organisasi  dengan garis-garis kapitalis , dengan para pemilik tanah pemungut sewa , para pekerja upahan yang mengerjakan pertanian , sedangkan para kapiotalis pertanian , sedanga para kapitalis pertanian berada diantara kedua golongan tersebut . Menurut Marx , terciptanya pertanian kapitalis , telah melemparkan para petani ke kedudukan  penting dalam pertumbuhan induistri kapitalis .

Sistim keuangan baik di Inggris , maupun disebahagian besar dunia lainnya , didasarkan pada emas . Bank-bank milik perorangan mengeluarkan uang kertas , hanya dengan janji nakan mambayar jumlah yang tertera pada uang kertas . Bank Inggris masih mencatatnya " saya berjanji akan membayar kepada pemegang ………jumlah yang diminta …." Dengan bubuhan tanda tangan kasir kepala. Tapi ia sekarang merupakan katya-kata kosong . Tapi di zaman Marx ., tidak. Bank Inggris kemudian dimiliki oleh perorangan  dan tampil sebagai pusat sisitim keuangan. Karena usianya yang tua sebagai bank pemerintah . Uang kertasnya beredar  diseluruh negeri dan dapat ditukar dengan emas . marx sering mengambarkan jumlah uang dengan istilah mata uang Inggris  dizaman itu. Pounsterling dibagi dalam 20 shilling dan inipun dibagi dalam 12 pence dsb.

Transakssi antar perusahaan kapitalis sebahagian besarnya dilakukan melalui `bill of change ` -rekening-, suatu sistim yang sampai sekarang kurang lebih digunakan. Apabila Marx berbicara mengenai `sisitim credit` hal seperti itulah yang dimaksudkan .Apabila A menjual barang kepada B , si A dapat memberi kredit kepada si B dengan menuliskan rekening , suatu permintaan pembayaran di masa yang datang yang sudah ditentukan, yang diterima si B dengan tanda-tangannya.. Dari pada menunggu uangnya ( cair) , A dapat memberikan rekening itu kepada seseorang yang punya uang ( sehingga rekening tagihan itu dapat beredar sampai pada tingkat menempati kedudukan uang ) atau orang dapat menjualnya ke Bank . dengan mengambil open rekening , berarti Bank memkinjamkan uangnya sampai rekening itu dibayar dan akan memotong bunga dari padanya. Inilah yang dinamakan discount-potongan -atas rekening.Banyak perusahaan mengatur agar rekeningnya dibayar oleh bank london . Dalam keadaan demikian dan rekening demikian berakhir di bank tersebut . selanjutnya rekening-rekening demikian dapat ditunda pembayarannya . Inilah keterangannya mengapa Marx sering mengatakan bahwa sistim kredit adalah suatu cara untuk ekonomisasi uang . semenjak itu , rekening boleh dikatakan sudah digeser oleh penggunaan cek dengan menstransper defosito -defosito , sebuah sistim yang hampir tidak pernah di singgung Marx . Para ahli ekonomi modren memberlakukan defosito bank sebagai bentuk uang , hal yang tidak pernah dfilakukan Marx.

Marx memperlakukan perkembangan kapitalisme Inggris sebagai sesuatu yang sudah dewasa . Marx yang tumbuh di Trir , yang masa itu adalah kota pedalaman yang boleh dikata tak dija,ah kapitalisme industri . satu dari masalah ekonomi yang ia tulis masa itu adalah masalah hak petani untuk mencari dan mengumpul kayu bakar dihutan-hutan. Di Prusia dalam 1836, hampir sepertiga pelanggaran hukum terjadi mengenai perburuhan di hutan-hutan. Bagi Marx , perkembangan kapitalisme dini , bukanlah masalah sejarah murni. Memang di eropa  barat masa itu, secara keseluruhan, perkembangan kapitalismenya tidak semaju di inggris . Produk pabrik kurang meluas . Peranan pedagang lebih besar dan petani pertanian lebih dominan tapi bagi Marx , jelas ( walau tidak banyak teman seangkatannya ) Inggris yang kapitalis  telah menunjukkan jalan yang ditempuh seluruh eropa .

Bagian dunia lainnya bahkan lebih jauh dari model kapitalisme murni yang terdapat dalam Das kapital . Perbudakan di America serikat , perhambaan petani Rusia , berlanjut samapai 1860 an , ketika Das kapital ditulis . Di India dan Tiongkok malah bentuk produksi lain yang berlaku , yang oleh marx dinamakan `bentuk ` Asia ` .( penelitian selanjutnya bahkan menyangsikan gambara Marx tentang masyarakat Asia ). Masyrakat Afrika tidak dikenal di Eropa di zaman Marx . Marx bahkan dengan yakin mengatakan  bahwa seluruh dunia berubah pertama-tama oleh kapitalisme, kemudian oleh sosialisme, merupakan lompatan pemikiran yang luar biasa dari yang dapat dibayangkan di zaman Marx hidup



                                                                                                ++++++++++++++++    
 

 

 

 

 

 

 

 

JILID SATU


 

 

 

 




 

PRODUKSI KAPITALIS

 

 































Bagian 1

KOMODITI DAN UANG


Beberapa bagian awal Das Kapital, benar-benar amat sulit dimengerti. Sebagian kesulitan disebab pada gaya Marx yang lebih bersifat Hegelian. Maka itu ia semakin musykil, kebanding bagiang yang belakangan. Yang lebih mendasar ialah ia mencoba mengemukakan setiap konsepsi secara urut Menjelaskannya secara teliti sebelum melanjut. Ini adalah pekerjaan yang hampir-hampir tidak mungkin. (konsep apa yang hendak anda pakai untuk menjelaskan konsep pertama ?). Itulah yang membuat bagian-bagian awal Das Kapital amat abstrak. Dibagian paling awal Bab I,  Marx sudah mulai mempersoalkan  “nilai didalam pertukaran” tanpa sesuatu tegangan dari proses pertukaran yang sebenarnya. Bab II, pertukaran didahulukan. Baru sesudah itu ihwal uang. Sejumlah konsep yang dijelaskan dibagian awal, tidak penuh dapat dipahami guna digunakan pada bagian-bagian yang belakangan. Barangkali terlebih pada pembacaan pertama terhadap bab-bab awal ini dibaca sekilas dan kemudian kembali lagi membacanya. 

Bab I.
Komoditi.
Seksi I.
Dua faktor komoditi : nilai pakai dan nilai

Sebuah sistim kapitalis punya dua wajah. Pertama , ia, suatu sistim produksi komoditi, dimana barang diproduksi dengan dikontrol oleh sikapitalis yang mempekerjakan para pekerja. Marx hanya mengupas aspek pertama pada tahap awal bahasanya. Hal pekerja dan sang kapitalis ini baru terdapat dibeberapa bab kemudian.Uang, juga ditempatkan dilatar belakang pada mulanya. Takaran ditampilkan seakan-akan suatu barang ditukarkan secara langsung dengan barang lainnya.

Sebuah komiditi dijelaskan sebagai suatu yang dipertukan dengan atau komoditi lainnya. Semua komoditi punya nilai-pakai, yang memenuhi sejumlah keinginan dan kebutuhan, langsung atau tidak . Sipat kebutuhan itu, pada tahap ini belum relevan dibahas. Disini tidak dipersoalkan penilaian yang bersipat moral. Senjata misalnya adalah pemenuhan kebutuhan masyarakat yang perang dan maka itu mengandung nilai-nilai dan seterusnya.

Perbedaan antar nilai-pakai dan nilai tukar adalah serangkaian perbedaan yang pertama-tama di kaji marx dengan teliti dalam Das kapital ; perbedaan dari aspek-aspek kehidupan manusia yang berlaku umum bagi semua bentuk masyarakat  dan perbedaan-perbedaan yang spesifik bagi jenis masyarakat tertentu . Semua masyrakat, penghasil, nilai pakai tertentu yang lainnya, karena manusia butuh makanan, tempat bernaung dan sebagainya.yang harus dipenuhi. Lembaga pertukaran karenanya hanya terdapat pada sejumlah masyarakat dimana komoditi dihasilkan. Tanpa pewrtukaran , tentu tak ada nilai tukar. Semua komoditi mestilah mengandung nilai pakai. Ada banyak barang punya nilai pakai, namun tidak dapat ditukarkan dengan barang lain. Karenanya ia bukan komiditi.

Pertukaran menciptakan hubungan kwantitatif dengan berbagai hubungan komiditi. X unit suatu komiditi dapat ditukarkan dengan y unit komoditi lainnya. Untuk memungkinkan adanya perbandingan kwantitatif mengenai hal ini, Marx menegaskan bahwa kedua komoditi ini mestilah mengandung sejumlah subtansi yang sama bukan merupakan suatu (property) yang bersipat fisik, seperti berat, sebab sesuatu yang bersipat fisik bersangkut paut dengan nilai-pakai komoditi, maka subtansi yang sama dari produk itu adalah hanya produk dari kerja-kerja adalah subtansi dari nilai, seharusnya dibenarkan oleh bagaimana ia dipergunakan marx didalam sistimnya secara keseluruhan.(I)

Berikutnya marx membahas betapa pentingnya nilai itu. Seberapa banyak nilai yang dimiliki oleh suatu komoditi ? katanya, nilai suatu komoditi tergantung pada banyaknya jumlah kerja sosial yang diperlukan yang tercakup oleh komoditi itu. Dan itu adalah lama kerja  yang diminta untuk memproduksi komoditi itu, di dalam syarat-syarat kerja yang normal untuk menghasilkannya dan dengan taraf rata-rata keterampilan serta intensitas yang lazim masa itu`  (hal nilai sesuatu barang tertentu tidak tergantung pada seberapa waktu kerja dibutuhkan dan berada pada barang tersebut, tetapi tergantung pada lamanya waktu kerja yang secara sosial dibutuhkan  nilai itu, dan bersipat soaial, bukan induvidual. Pekerja yang lamban menghasilkan kurang dari pekerja yang cepat..` nilai` adalah istilah yang sepenuhnya bersipat tehnis, tanpa kandungan etika apapun. Manakala sebuah bom dan sebuah lukisan di produksi dengan jumlah kerja sosial yang sama, maka kedua barang itu akan bernilai sama. Disini tidak ada penegasan bahwa kedua barang itu secara moral sama-sama tidak dikehendaki. Marx, tidak secara kebetulan menerangkan bagaimana nilai sesuatu komiditi yang diproduksi bersama-sama dengan komoditi lainnya seperti wol dengan daging domba yang diproduksi melalaui memebesarkan domba. Seberapa banyak kerja yang akan diperuntukkan bagi menghasilkan wol dan seberapa pula untuk dagingn domba ?.

Seksi II

WATAK RANGKAP KERJA YANG DIKANDUNG KOMODITI


Beda antara nilai pakai dan nilai tukar kini dapat dilihat melalui perbedaan antara dua aspek kerja : kerja berguna dan kerja abstrak..kerja berguna  adalah kerja  yang menghasilkan nilai pakai. Itu adalah keharusan alamiah yang abadi yang ditimpakan pada semua masyarakat (hal-42-43). Sebegitu banyak ragam nilai-pakai yang dihasilkan, sebegitu banyak pula ragam kerja berguna dilibatkan untuk memproduksi barang-barang itu. Didalam  masyarakat penghasil komoditi terdapat pembagian kerja yang rumit diantara orang-orang yang melakukan bermacam-macam pekerjaan yang saling mempertukarkan produk mereka. Tanpa pembagian kerja tidak akan ada produksi atau pertukaran komiditi. Karena satu-satunya titik pertukaran adalah memperdagangkan satu komiditi dengan komoditi lainnya, maka kerja berguna dapat , pada dasarnya berlangsung lestari tanpa sesuatu pembagian kerja (robinson crusoe with no man Friday).

Dan pembagian kerja dapat terjadi dan ada tanpa  mempertukarkan produksi dipasar ( didalam masyarakat yang hanya mencukupi kebutuhannya sendiri, misalnya ) ada sebuah ungkapan marx mengenai ` pembagian kerja sosial` yaitu : pembagian kerja sosial antara produsen yang merdeka . Mereka menjual produksi mereka dikalangan mereka sendiri sebagai hal yang ditentang mereka sendiri., sepertinya ia berlaku dikalangan keluarga,, pabrik atau suku primitif. Dan marx juga menunjukkan bahwa alam sebagaimana juga tenaga kerja haruslah ada untuk memproduksi nilai pakai. Dan tidak ada kesan yang mengatakan bahwa tenaga kerja adalah sumber daya yang tidak berbantuan bagi kesejahteraan Dalam arti nilai pakai seumumnya.

Bagaimanapun , didalam masyarakat penghasil komoditi, berbagai bentuk kerja berguna mempunyai kesamaan-kesamaan sehingga mereka menghasilkan nilai tukar. Sepanjang tenaga kerja itu menghasilkan nilai, ia dinamakan kerja abstrak , ` biaya dari otak, syaraf, dan otot-otot…. Kerja manusia seumumunyan`, tidak soal nilai pakai apa yang dihasilkannya. ( ia harus menghasilkan nilai pakai apa saja, karena komoditi tidak akan punya nilai-tukar tanpa adanya nilai pakai)

Kerja trampil atau ahli adalah sebuah masalah. Marx membantah bahwa kerja ahli dapat dihitung sebagai berlipat kali kerja sederhana, sehingga kerja ahli dapat dihitung sebagai dua kali kerja sederhana, suatu kerja abstrak.masalah kunci disini adalah apakah yang menentukan maka sejumlah jam kerja sederhana , sama dengan jam kerja trampil atau jam kerja ahli. Marx lalu menegaskan bahwa penyamaan bukanlah masalah. Karena ia selalu ia begitu, `melalui suatu proses sosial yang berlangsung dibelakang panggung atau produsen` (hal. 44) lewat pertukaran barang hasil kerja trampil dan tidak. ( upah disini, sudah tentu belum menjadi persoalan). Alasan atau sebab-sebabnya merupakansebuah lingkaran (nilai ditentukan oleh isi atau jumlah tenaga kerja, sedangkan ekwipalen jumlah kerja , dihitung dari pemantauan nilai tukar). Pandangan ini telah pernah menjadi sasaran kritik. 3)

Nilai dari suatu komiditi tidaklah tetap untuk sepanjang waktu atau inheren dengan dengan ada didalam komoditi itu sendiri. Manakala produktivitas kerja meningkat, untuk memproduksi sesuatu pobyek, maka kerja yang ia butuhkan menjadi berkurang. Karena itu, nilainya jatuh. Dengan kata lain, nilai yang diciptakan oleh sesuatu jam dari rata-rata kerja, adalah selalu sama, walaupun jumlah nilai yang dihasilkan pada jam itu dapat berubah

Konsepsi nilai yang digelar disini tidak begitu jelas . Apakah sungguh nyata ( dalam sejumlah arti) apa yang diutarakan marx sebagai penemuannya itu?  Ataukah ia telah menyimpang dengan cermat, kebanding para pendahulunya ? ataukah ia sebagai konsepsi ( yang ia temukan dan jelaskan) untuk menjelaskan dan menganalisa kapitalisme ? kita dapat membaca teks bukunya dengan salah satu cara.
Didalam setiap masalah, marx tidak menegaskan bahwa barang, sesungguhnya dipertukarkan dalam ratio yang berimbang, sesuai dengan nilai-nilainya yang relatip. Jika, katakanlah, segantung gandum dan sebuah mantel berisi sejumlah kerja sosial yang diperlukan, sama adanya. Karena itu,  maka ia tidak dipertukarkan satu lawan satu didalam prakteknya. Didalam bagian-bagian teoritis dari dua jilid pertama, marx secara tersendiri menganggap bahwa harga adalah berimbang dengan nilainya. Dan sebagai penyederhanaan dan didalam jilid bagian dua , ia menerangkan lebih lanjut bagaimana harga-harga dihubungkan dengan nilai. Didalam dua jilid pertama, hal itu dibahas sesempatnya, bersipat agak tidak formal. Disini marx mempersoalkan masalah penyimpangan dari ratoi harga pasar dari ratio nilai.


Seksi III

           

BENTUK NILAI ATAU NILAI TUKAR


Berikutnya Marx membicarakan cara nilai itu menyatakan dirinya kedalam nilai-nilai tukar komoditi. Ia mulai dengan ekwivalensi sederhana dua komoditi dan mengmbangkannya sampai pada ungkapan nilai didalam terminologi harga uang. Kesulitan besar dalam membaca bagian ini melihat betapa repotnya itu.Mengapa maka Marx memberi perhatiaan begitu hebat atas masalah ini ? itu mungkin disebabkan ia merasa berkewajiban untuk menguraikan semua prosudurnya secara menyeluruh karena pencariannya bagi `suatu standar yang tak bermacam-macam` dari nilai. Hal, yang sangat diperhatikan para ahli ekonomi saat itu, yang sebahagian besar kini telah dilupakan orang karena sesunggiuhnya masalah itu lebih sederhana dari pada yang dilihat marx dan generasinya.

Dan adalah penting juga untuk mengingat bahwa setiap harga yang benar-benar menyeleweng  dari nilainya , akan ditentang  disini. Marx selanjutnya terlibat dengan masalah kwalitatif , yang menyangkut masalah nilai-nilai tukar apa dan dengan unit-unit barang apa ia ditakar. Namun ia tidak memperhatikan masalah kwantitatif , yaitu seberapa banyak suatu barang diperdagangkan dibanding lainnya.

Pertama-tama Marx mengabil kesamaan dari nilai dua komoditi (20 yar linen sama dengan satu baju jas). Kemudian ia memperbedakan bentuk relatif dari nilai relatif dari linen dengan yang lainnya , disamping persamaan relatifnya. Disini jas sebagai suatu unit ukuran dari nilai. Barang-barang itu dapat dipertukarkan ( satu jas sama dengan 20 yar linen).

Kerja, sebagai subtansi nilai tidak tampil pada kedua barang itu, karena pertukaran adalah selalu menyangkut pertukaran dari suatu komoditi dengan yang lain . Maka itu nilai komoditi dapat diamati dengan istilah-istilah sebagai pencatat hubungannya  dengan niali-nilai komoditi lain. Nilai linen pada jas dapat berubah karena nilai linen itu sendiri berubah. Atau karena nilai jas berubah, atau karena kedua-duanya berubah.

Menjelang akhir bahasannya mengenai bentuk elementer nilai adalah bentuk frimitif juga, ketika mana produk kerja tampil secara historis sebagai komoditi (hal 16). Penjelasan marx mengenai ini disusun didalam tatanan yang dibimbing oleh logoikaa dan teori. Tapi dalam hal perkembangan sejaraah, pada beberapa kasusnya (hanya beberapa), ia tampak cenderung untuk melihatnya dalam tatanan yang sama .. Maka itu nilai komoditi dapat diamati dengan istilah-istilah sebagai pencatat hubungannya  dengan niali-nilai komoditi lain. Nilai linen pada jas dapat berubah karena nilai linen itu sendiri berubah. Atau karena nilai jas berubah, atau karena kedua-duanya berubah.

Menjelang akhir bahasannya mengenai bentuk elementer nilai adalah bentuk frimitif juga, ketika mana produk kerja tampil secara historis sebagai komoditi (hal 16). Penjelasan marx mengenai ini disusun didalam tatanan yang dibimbing oleh logoikaa dan teori. Tapi dalam hal perkembangan sejarah, pada beberapa kasusnya (hanya beberapa), ia tampak cenderung untuk melihatnya dalam tatanan yang sama .4)
Masalahnya disini ialah bahwa pertukaran pertama-tama sebagai barter dan kadang-kadang saja.

Didalam sisitim produksi komoditi yang telah berkembang, apa saja dapat ditukarkan dengan sesuatu yang lain. Marx melangkah lebih maju melalui  bentuk relatif dari nilai yang dikembangkan` menuju bentuk dari nilai` dimana nilai semua komoditi sisa yaitu ` ekwivalensi yang universal ` . Pada prakteknya, sejumlah komoditi tertentu secara soial diidentifikasi sebagai ekwivalensi universal dan ia berlaku  sebagai uang. Marx menganggap uang itu akan menjadi komoditi dengan sendirinya, karena adanya nialai sebagai hasil kerja. Dizaman Marx, emas berlaku sebagai standar uang dan ia menganggap uang kertas yang tidak dijamin oleh emas, merupakan suatu penyim pangan dari norma . Tetapi dewasa ini , uang sudah tidak bisa mendapat dukungan emas(  atau yang lainnya).

Seksi IV

PEMUJAAN KOMODITI


Marx melanjut memasuki masalah yang sangat  berlainan . Ia bermaksud tidak hanya menjelaskan bagaimana sisitim  kapitalis itu bekerja, tapi juga menerangkan mengapa diperlukan penjelasan dan mengapa tidak segera terlihat bagaima sisitim itu bekerja dan mengapa sampai orang perlu membentuk pengertian ( yang tidak cukup) tentang sistim yang telah mereka punyai . Hal yang mendasar disini ialah sistim yang memproduksi komoditi, karena hubungan (ekonomi) antar orang berlangsung melalui jual beli barang-barang. Setiap orang hanya memeperhatikan (berurusan ) barang-barang yang ia telah beli dan telah ia jual.

Berpindahnya posisi harta kekayaan tak bergerak masyarakat keatas barang-barang material, Adalah apa yang oleh marx dinamakan fetishism  ( dihubungkan dengan pemujaan keagamaan yang memberikan kekuatan supernatural pada sejumlah benda-benda , sebuah fetish). Marx kembali pada hal ini didalam seluruh das kapital , tetapi tanpa hasil yang menarik .

Produksi komoditi telah mensyratkan adanya suatu pembagian kerja sosial dimana setiap orang bergantungan pada banyak orang lain . Sekali ia berlangsung mapan, maka nilai berbagai komoditi terlihat menjadi bagian atau milik komoditi sendiri. Dan basis sosial dari nilai itu menjadi jelas . uang muncul menjadi inkarnasi yang alamiah dari nilai.(marx, agaknya tak bersemangat mengenai konstruksi uang sebagai suatu bentuk khusus dari hubungan-hubungan nilai, seperti ia kemukakan sudah didalam seksi terdahulu yang ia desaain untuk menguraaikan ilusi ini).

Marx  tidak seluruhnya menyangkal berlakunya dampak-dampak yang dibentuk oleh praktek kehidupan sehari-hari. Hubungan-hubungan yang menyambung kerja seseorang dengan yang selebihnya , ia anggap bukanlah hubungan-hubungan sosial yang langsung sipatnya dilapangan kerja  mereka , tapi itulah` mereka yang sesungguhnya`. Itulah hubungan-hubungan material antar orang dengan orang dan hubungan-hubungan sosial antar barang-barang. (hal 73). `Katagori-katagori dari ekonomo bourjuis ….adalah bentuk pemikiran , mengungkapkan keadan sosial dari mondisi dan hubungan-hubungan yang pasti , yang secara  sejarah ditentukan oleh bentuk produksi (hal 76). Bukanlah rakyat yang buta dan bodoh tapi merekalah yang justru melihat dunia dari sudut tertentu saja , dalam arti hanya dari sudut pengalaman mereka yang langsung . Dan sebagai akibatnya  pehaman mereka tewrhadap dunia , terbatas dan tak cukup.

Bentuk-bentuk produksi mudah dipahami , sebahagian karena ia secara inheren kurang kacau dan sebagian lagi karena kita melihat produksi dari luar . Didalam masyarakat –masyarakat feodal di abad-abad pertengahan misalnya , kerja dikerjakan oleh budak diperkebunan para bangsawan yang sepenuhnya dapat dilihat dan tak seorang pun dapat menyaksikan apa yang terjadi. Perbandingan antar berbagai masyarakat sudah tentu bertujuan untuk memperlihatkan bahwa kapitalisme itu tidak alamiah dan abadi. Namun dalam hal-hal yang sfesifik , yang secara historis terbatas bentuk organisasinya merupakan tema yang akan kembali didalam Das Kapital.

Melihat kembali pada tema pokok Bab Satu ini, tujuan-tujuan Marx sudah dapat terlihat gartis-garis besarnya.Pertama,  Ia inigin mempertunjukkan bagaimana sistim ekonomi itu bekerja dalam arti proses material dari produksi nilai-pakai. Kedua , Ia akan memperlihatkan bagaimana produksi nilai pakai itu dikontrol oleh proses produksi nilai tukar ( atau, didalam masyarakat kapitalis penuh oleh nilai-nilai atau laba) dan akan ia jelaskan betapa nilai tukar dan nilai lebih itu adala hasil istimewa , suatu bentuk sfesifik yang historis dari organisasi sosial. Ketiga Ia ingin menjelaskan bagaimana ekonomi itu muncul sesungguhnya pada perorangan ( individual) yang terlibat . Ke empat , ( yang ini sulit muncul sejauh ini ) ia ingin melacak asal usul sejarah dari kapitalisme dan perkembangannya  selanjutnya ia ingin memproyeksikan bahwa perkembangan itu akan meramalkan penggulingan kapitalisme dengan oleh sosialisme .

BAB 2

PERTUKARAN


Pertukaran komoditi adalah suatu transaksi antar para pemilik komoditi. Didalam Bab I, secara abstrak tapi, tanpa suatu bahasan dari proses sepenuhnya .Pada Bab ini ia memperbaiki kekurangan-kekurangan pemilik dari komiditi beserta barang-barang yang tidak akan dipakainya , melepas atau menjualnya atau menukarnya dengan barang-barang yang akan memenuhi kebutuhannya.

Pertukaran hanya dapat terjadi apabila masing-masing pihak mengakui fihak lainnya sebagai pemilik komoditi yang diperdagangkan. Pemilikan pribadi atau perorangan adalah prasyrat atau yang kemudian menjadi lebih baik, suatu persekutuan pertukaran ( kedua belah pihak tumbuh bersama). Didalam masyarakat yang sederhana dengan pemilikan bersama atas produk-produk , pertukaraan berlangsung antar komunitas yang terpisah-pisah. Kemudian ia menerobos kedalam komunitas dan kepemillikan bersama menjadi terpecah. Lalu timbullah pertukaran antar perorangan didalam komunitas itu. Pada mulanya , ada saja pertukaran terjadi karena dorongan kelebihan dan kekurangan yang tidak diatur oleh hukum nilai .Pertukaran mana berlangsung tersendiri dan terpisah-pisah. Nilai, menjadi prinsip pengaturan pertukaran. Dan sebagai produksi komoditi ia lalu menjadi bentuk organisasi yang dominan didalam komunitas . Begitu pemilikan dan pertukaran komoditi menjadi universal dan teratur , lalu timbullah keharusan praktis untuk mengukur nilai dengan ekwivalensi yang universal. Dari sini muncullah uang. Tidak ada gunanya  untuk menjelekkan uang dalam masalah-masalah sosialnya. Atau mengusulkan penoiadaan uang tanpa meniadakan pertukaran komoditi. (seperti dilakukan kaum sosialis di masa Marx). Uang diperlukan oleh persekutuan pertukaran dan orang tak dapat menghapuskannya tanpa menghapus yang lainya. Logam-logam mulya sangat cocok berperan sebagai komoditi uang, karena ia uniform dan dapat dipecah. Marx disini kembali menekankan emas sebagai komoditi seperti yang lainnya. Ia tidak punya nilai karena ia dipakai sebagai uang, tapi  karena diperlukan kerja untuk menghasilkannya.



Bab 3

Uang atau Sirkulasi Komoditi

Seksi 1. Ukuran dari NILAI   

Apabila uang digunakan sebagai ukuran nilai, tidaklah diperlukan adanya emas yang sesungguhnya (seperti kita dapat mengatakan sesuatu itu sekaki panjangnya tanpa memegang ukuran yang sekaki panjangnya). Tapi, bagaimanapun, nilai dari komoditi dinyatakan dalam istilah-istilah kuantitas emas secara fisik. Misal, seton besi dapat sama nilainya dengan (berisi tenaga kerja sebanyak) dua ons emas. Karena persamaan mungkin, maka emas sendirei punya nilai.

Pada prakteknya, harga atau nilai tidaklah dinyatakan dalam ons emas, tetapi di dalam unit-unit yang konvensional seperti pound sterling, dollar, francs dan sebagainya. Didalam sistem yang berdasar pada emas, standar harga (misalkan pounsterling) adalah nama yang diberikan sejumlah emas tertentu secara fisik.  Di Inggris di zaman Marx,  satu ons emas sama dengan pounsterling  317s 10,5d. Sehingga satu ton besi sama nilainya dengan dua ons emas.  Nilainya dapat dinyatakan dengan pounsterling 715s 9d (=2 x Pounsterling 317s 10,5d ). Perubahan nilai emas tidak akan merubah standar-standar harga, tapi ia akan merubah nilai yang ia wakili. Difinisi  yang legal dari standar harga di fihak lain, tidak akan merubah nilai sesungguhnya dari sesuatu apa saja. Ia hanya menentukan nama dari unit ukuran..

Harga-harga uamha dapat naik atau turun, baik karena nilai komoditi yang terkait yang berobah, atau karena perobahan nilai emas. Harga komoditi juga dapat menyimpang dari ekwivalensi emas karena nilainya. Sebuah sistem produksi komoditi tidaklah dikontrol oleh kekuasaan sentral apapun dan mekanisme pasar memerlukan fluktuasi harga. Kelebihan produksi akan mengoreksinya dan akan membawa harga-harga menurun. Pada beberapa tulisan awal Marx, masalah yang ia kemukakan, jelas. Ia mengkritik ide bahwa harga-harga haruslah sedikit ditetapkan supaya cocok dengan nilai-nilainya. Hukum-hukum dari sistem pasar “memaksa diri mereka sendiri hanya sebagai alat dari ketidak teraturan yang tanpa hukum sehingga mengkonpensasi satu sama lain” (hal.102)

Sebuah catatan tertang terminologi disini dapat menghindarkan kekacauan kemudiannya. Orang tidak seharusnya secar kaku mengatakan bahwa sesuatu komoditi punya nilai x pounsterling, tetapi katakanlah bahwa nilainya sama dengan yang berisikan sejumlah emas yang diwakili oleh x pounsterling. Substansi nilai adalah kerja, bukan emas. Marx kadangkala (tidak selalu) sangat berhati-hati menguraikan hal-hal ini. Sebuah pernyataan bahwa harga-harga adalah (atau tidak) sama dengan nilai-nilai, atau seimbang dengan nilai-nilai, seharusnya dibaca bahwa harga-harga uang sama cocok (atau tidak cocok) dengan nilai yang sama. Sebagaimana diperlihatkan Marx didalam Bab1, ada soal apa maka seberapa banyak sebuah komoditi dipertukarkan dengan yang lainnya.

Apabila pemilik komoditi menjual komoditinya dan lalu membeli sesuatu yang lain, ia pertama-tama mendapatkan uang. Disini uang lalu menjadi seperti alat sirkulasi. Marx mengungkapkan hal itu dalam rumus  C-M-C. Rumus itu memperlihatkanperubahan yang beruntun   dari nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Mula dengan komoditi (C),  lalu ditukar dengan uang (M) dan selanjutnyaditukarkannya lagi dengan berbagai komoditi (C, yang kedua). Harga yang dapat diperoleh penjual; dari produk yang dijualnya ditentukan oleh persaingan di pasar. Artinya, oleh suatu proses sosial yang bebas dari keinginan orang perorangan tertentu.

Apabila  pemilik komiditi menjual komoditinya seluruhnya , ia harus menemukan pembeli yang punya uang. Pembeli ini , pada gilirannya mendapatkan uang dengan menjual ia punya produk kepada orang lain dan begitu seterusnya . setiap pertukaran yang sederhana selalu berkaitan dengan orang orang lain , yang membuat komoditi beredar . 

Sesudah menggambarkan bagaimana komoditi itu beredar , marx disamping menerima juga menolaknya. Hukum –hukum saya ( sebagaimana ia menamakannya kemudian )…. Dogma yang kekanak-kanakan dan, karena setiap pembelian adalah penjualan, maka itu, sirkulasi komoditi memerlukanekwilibrium  atau keseimbangan dari pembelian dan penjualan. ( hal 113) .Jika ini benar, itu akarnya  berarti suatu kelebihan produksi , pada umumnya ( relatip hubungan permintaan dengan permintaan ) akan menjadi tidak mungkin . maka itu tidak akan ada apa yang disebut `krisis` . Hal yang akan dibahas Marx kemudian.

Apa yang telah dikatakan hukum saya pada umumnya telah diterima oleh para ahli ekonomi non Marxis sampai pada tulisan-tulisan Keynes di tahun 1930 –an tidak dapat disangkal bahwa krisis-krisis muncul. Tapi pada umumnya diangaap sebagai campur tangan halus dari mismanajemen keuangan atau kesalahan dalam pengaturan upah dan harga serta sistim pasar.

Marx sudah tentu tidak menyangkal bahwa setiap penjualan berarti juga suatu pembelian . Ia hanya menunjukkan bahwa tidak dengan sendirinya setia calon penjual selalu akan menemukan pembeli . Manakala  mereka ingin menyimpan uangnya , yang lain tidak akan menemukan pembeli dan mereka tidak dapat menjual barangnya . Kemungkinan yang logis dari padanya adalah munculnya sebuah krisis . Namun Marx juga mengatakan panjang jalan yang harus ditempuh  untuk sampai pada suatu krisis yang benar-benar akan terjadi manakala ia telah mempunyai syarat-syaratnya . Komoditi dihasilkan diluar proses sirkulasinya ia akan bertindak selaku sabuk penerima dari produsen ke konsumen . Sementara itu uang ( sabuk penerima ) beredar dari tangan ketangan untuk mengangkutnya dalam  sirkulasi bergantung pada volume pertukaran dan harga uang dari komoditi . kemudian Marx mengedapankan masalah kecepatan dari sirkulasi , rate dari uang yang beredar sebagai paktor penentu tambahan dari permintaan jumlah uang untuk sirkulasi . Jika uang yang beredar dua kali lebih cepat , maka hanya setengah dari permintaan uang untuk sirkulasi – bagi barang-barang yang tersedia untuk sirkulasi itu.

Seandainya nilai emas jatuh , sebab ia bisa di produksi secara lebih murah , maka lebih banyak emas yang diperlukan untuk mewakili nilai yang sama ( harga-harga dalam bentuk emas akan menjadi lebih tinggi ), sehingga lebih banyak uang diperlukan dalam sirkulasi. Bagaimana maka menjadi begitu ? Mula-mula , produksi emas murah , tetapi harga uang tetap seperti sebelum-sebelumnya . Sehingga lebih banyak emas di produksi dan dipertukarkan untuk komoditi lain. Permintaan ekstra ini mendorong naiknya harga-harga . Dan akibat-akibatnya menyebar keseluruh sistim . Lalu harga-harga semakin tinggi . Jumlah uang yang beredar semakin besar . Sampai tercapai keseimbangan baru . Nilai emas dan besarnya volume pertukaran , secara bersama –sama akan menentukan sirkulasi jumlah emas ( uang ) yang beredar . Disini Marx menyerang`  teori kwntitas uang ` ( lebih luas diterima dari pada sekarang ) , dimana kwantitas uang beredar nilainya. Menurut sebab dan akibat maka jalan yang lain yang ditempuhnya. Argumentasi Marx, tentu saja hanya diterapkan pada komoditi (emas) uang. Dan tidak pada mata uang kertas biasa yang kini telah tak dapat ditukarkan.

Uang logam , aslinya hanyalah potongan logam-logam mulia yang sudah distandarisasi .Namun ia punya kemungkinan untuk menggantikan logam atau uang kertas yang punya dukungan pemerintah, sehingga ia dapat beredar dan menggantikan kedudukan emas sebagaimana diminta oleh atau dalam peredaran. Manakala sejenis uang kertas dikeluarkan secara berlebihan, maka nilainya da;lam pertukaran akan merosot secara proporsional. Teori kuantitas ini, tampaknya berhasil diterapkan akhirnya, namun hanya untuk uang kertas . tidak emas.

Seksi 3
UANG

Uang dapat ditimbun ( diakumulasi seperti persediaan emas yang statis ) tanpa mengganggu sirkulasi, karena emas tetap di produksi dan dapat di peroleh para penimbun  didalam pertukaran dengan komoditi lain. Timbunan-timbunan uang itu menjalankan sesuatu fungsi , sebab sirkulasi bergantung pada volume pertukaran dan harga uang dari komoditi. Kemudian Marx mengedapankan masalah kecepatan dari sirkulasi, rate dari uang yang beredar sebagai faktor penentu tambahan dari permintaan jumlah uang untuk sirkulasi . Jika uang yang beredar dua kali lebih cepat, maka hanya setengah dfari permintaan uang untuk sirkulasi- bagi barang-barang yang tersedia untuk sirkulasi itu.

Seandainya nilai emas jatuh , sebab ia bisa diproduksi secara lebih murah, maka lebih banyak emas yang diperlukan untuk mewakili nilai yang sama ( harga-harga dalam bentuk emas akan lebih  tinggi ) , sehingga lebih banyak uang diperlukan dalam sirkulasi . Bagaimana mereka menjadi begitu ? Mula-mula  , Produksi emas murah , tapi harga-harga uang tetap seperti sebelumnya , sehingga lebih banyak emas diproduksi dan dipertukarkan untuk komoditi lain. Permintaan extra ini mendorong naiknya harga-harga . Dan akibat-akibatnya menyebar keseluruh sisitim . Lalu harga –harga semakin tinggi . Jumlah uang yang beredar semakin besar. Sampai tercapai keseimbangan baru . Nilai emas dan besarnya pertukaran baru , secara bersama-sama akan menentukan sirkulasi jumlah emas ( uamg ) yang beredar, Disini Marx  menerang ` teori kuantitas uang` ( lebih luas diterima dari pada sekarang ) , dimana kwantitas uang beredar yang menentukan nilainya . Menurut sebab dan akibat maka jalan yang lain yang ditempuhnya. Argumentasi Marx, tentu saja hanya diterapkan pada komoditi (emas) uang. Dan tidak pada mata uang kertas biasa yang kini telah tak dapat ditukarkan.

Uang logam, aslinya hanyalah potongan logam-logam mulia yang sudah distandarisasi . Namun ia hanya punya kemungkinan untuk menggantikan logam atau uang kertas yang punya dukungan pemerintah, sehingga ia dapat beredar dan mengantikan kedudukan emas sebagaimana diminta oleh atau dalam peredaran . Manakala sejenis uang  kertas secara berlebihan , maka nilainya dalam pertukaran akan merosot secara proporsional. Teori kuantitas ini, tampaknya berhasil diterapkan akhirnya, namun hanya untuk uang kertas . tidak emas.

Seksi 3
UANG

Uang dapat ditimbun ( diakumul;asi seperti persediaan emas yang statis) tanpa menggang sirkulasi, karena emas tetap di produksi dan dapat diperoleh para penimbun didalam pertukaran dengan komoditi lain. Timbunan-timbunan uang itu menjalankan suatu pungsi, sebab uang itu dapat dilepas atau diserap para penimbun begitu kebutuhan  sirkulasi menanjak. Barang-barang dapat dijual dengan kredit . Dalam hal begini, pembayaran yang ditunda dan uang tidak terpakai untuk membeli komoditi, tetapi ditetapkan menjadi piutang. Uang juga dapat dilibatkan dalam transaksi yang tidak menggunakan komoditi.. Misalnya , untuk bayar pajak, sewa bus dsb. Apabila uang ditentukan menjadi piutang , ia lalu menjadi seperti alat pembayaran.  Ia berperan sebagai alat pembelian , apabila komoditi dibeli kontan . Didalam sebuah sistim dimana kredit luas digunakan, piutang mempiutangi dapat menghemat penggunaan uang kontan. Transper melalui cek dan balans keuangan di bank , disini tidak dibicarakan karena kurang penting dalam zaman Marx, kebanding dewasa ini.

Didalam suatu krisis keuangan ( sebuah tingkat didalam krisis yang lebih umum tidak dibahas penuh disini), uang kontan tiba-tiba menjadi sangat dibutuhkan , begitu para pemberi pinjaman tidak mau lagi memperpanjang kredit-kredit .

Di satu negeri, uang emas dapat digantikan (uang logam, uang kertas) karena pengakuan pemerintah. Tapi balans transassi internasional, haruslah diatur melalui cadangan emas lantakan. Di sini lagi-lagi terdapat perubahan. Ada macam-macam mata uang nasional, terutama dollar amerika serikat yang kini digunakan pengganti emas. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, Praktek-praktek keuangan telah beruibah banyak semenjaak zaman Marx dan teori-teori haruslah memerlukan modifikasi sebelumnya ia dapat diterapkan dimasa dan lingkungan modern.                   












BAGIAN 4

PRODUKSI NILAI LEBIH RELATIF

Sebegitu jauh, Marx memusatkan pada soal dari mana datangnya nilai lebih ? konteks soal in berada dalam sistem kapitalis yang digeneralisasi. Kapitalisme didalamnya keabstrakkannya. Kini ia sampai pada nilai lebih relatif, suatu hasil dari perubahan-perubahan yang terjadi didalam produktivitas kerja. Dan ini diperoleh didal;am konteks ujuian terhadap sejarah perkembangan produksi kapitalis. Ia bermula dari pewarisan tekhnologi sederhana bentuk-bentuk masyarakat sebelumnya dan berakhir dengan industri modern di zamannya Marx.


BAB 12


KONSEPSI NILAI –LEBIH RELATIF


Marx telah menerangkan bahwa atau bagaimana hari kerja dapat dianggap sebagi terbagi dua bagian. Kerja wajib (necessary labour time) adalah bagian kerja dimana si pekerja  bwkwrja untuk si kapitalis yang membayarnya. Kelebihan dari hari kerja adalah kerja lebih dimana si pekerja menciptakan nilai lebih. Rate dari nilai lebih dapat naik dengan memperpanjang hari kerja. Sehingga lebih banyak kerja-lebih yang diserap dari kelebihan kerja-wajib yang telah diberikan si pekerja . Nilai lebih ini juga dapat dinaikkan didalam batas-batas hari kerja yang tersedia, manakala waktu dari kerja wajib dapat dikurangi. Itu terjadi ketika nilai tenaga kerja turun. Nilai dari tenaga kerja (labour-power), pada gilirannya adalah nilai dari komoditi yang dibutuhkan untuk menghasilkan kembali tenaga kerja. Ia akan jatuh manakala produktivitas kerja meningkat dalam memproduksi barang, sehingga nilainya menjadi jatuh. Apa yang dibutuhkan adalah proses kerja dalam bentuk yang secara historis di teruskan kini harus dirubah. Syarat-syarat tekhnik dan sosioal dari proses kerja itu dan pada akhirnya cara produksi itu sendiri yang harus direvolusikan ‘cara produksi’ –mode of production- dalam arti umum, demi merujukkannya kepada semua aspek proses produksi.

Nilai lebih yang berasal dari pengurangan kerja wajib dinamakan nilai lebih relatif, yang dibedakan dari nilai-lebih absolut sebagai hasil perpanjangan hari kerja.  Tentulah tidak mungkin mengindentifikasikan nilai lebih absolut dan bagian lainnya relatif, tanpa suatu titik awal. Istilah-istilah ini dipasangkan kepada perubahan-perubahan dalam rate nilai lebih dari beberapa posisi mula (awal). Marx menerangkan hal inbi kemudian pada bab 16.

Manakala seorang kapitalis memaksa pekerjanya bekerja lebih lama, ia diuntungkan langsung dari hasil nilai-lebih (absolut). Bertentangan dengan itu, maka akibatnya pada nilai lebih dari produktifitas yang meningkat (nilai-lebih relatif) adalah lebih tidak langsung. Pengurangan dalam nilai tenaga kerja menguntungkan semua kapitalis dan tidak ada kapitalis individual memperkenalkan teknik baru yang sedar bertujuan mengurangi nilai tenaga kerja.

Dalam suatu pernyataan stategis intelektualnya yang penting, Marx memperbedakan antara hukum yang tetap ada dalam produksi kapitalis dengan cara ia menyatakan dirinya dalam gerakan dari massa-massa kapital secar individual, dimana hukum-hukum itu memaksa adanya persaingan dan masuk ke dalam pikiran para  kapitalis secara individual (316. Menurut Marx, sistem itu harus dianalisa lebih dahulu dan baru kemudian kaum kapitalis. Walau pernyataan ini dikemukkan dalam bahasan mengenai nilai-lebih relatif, Marx menginginkan agar prinsip itu diterapkan lebih luas. Ia tidak mengatakan bahwa kapitalisme dapat ada tanpa kapitalis, tentunya. Ini adalah masalah susunan dari perkembangan teori. Mungkin sulit dimengerti bagaimana Marx dapat menrengkan hukum-hukum produksi kapitalis tanpa merujuk pada kapitalis secara individual. Dan ia terus melanjut dengan mengendorkan aturan-aturannya dengan membahas ransangan-ransangan yang menuntun kegiatan para kapitalis tertentu.

Nilai suatu barang bergantung kepada keharusan kerja sosial  -labour socially necessary- untuk menghasilkannya. Jika seorang kapitalis dapat menemukan suatu jalan untuk meningkatkan produktifitas diatas yang umum berlaku, ia akan dapat memungut nilai lebih banyak. Sebab, taraf umum produktifitas masih menentukan nilai dari produk. Inilah perangsang kuat untuk meningkatkan produktifitas. Kapitalis lain akan terpaksa mengambil alih cara-cara baru, karena takut pada merosotnya penjualan dan   nilai produk akan jatuh begitu taraf umum produktivitas meningkat. Keuntungan khusus yang diperoleh saat penemu hanya bersifat sementara.

Jika produk itu merupakan bagian dari sarana nafkah hidup (bagian daripadanya adalah konsumsi pekerja yang secara sosial diharuskan), atau, jika alat-alat produksi yang menghasilkan alat-alat untuk nafkah hidup, maka nilai tenaga kerja akan jatuh untuk keseluruhan sistem. Dan rate umum dari nilai lebih akan meningkat. Para pekerja tidak perlu dibayar sdemikian banyak (dalam arti nilai) suapay mereka menikmati nilai pakai sama.

Analisa ini mungkin tampak sebagi kontra institusi (jika pekerja lebih produktif, apakah dapat dipastikan mereka menciptakan lebih banyak nilai?). Hal ini bergantung kepada perbedaan tajam Marx terhadap nilai dan nilai pakai. Suatu peningkatan umum dalam produktivitas berarti lebih banyak nilai pakai diproduksi dalam sejam. Tapi terdapat definisi, sejam (keharusan sosial) kerja sealu menghasilkan nilai yang sama.


BAB 13

KERJASAMA


    
Dalam tiga bab berturut-turut, Max membahas tiga cara berbeda tentang bagaimana proses kerja dapat diorganisasi. Bantuk-bentuk (kerjasama sederhana, manufaktur dan indutri modern) membentuk sebuah urutan sejarah yang panjang. Namun begitu, Marx  mencatatkan bahwa (pada akhir Bab ke 13) bentuk-bentuk kerjasama yang lebih maju.

Yang dimaksud dengan kerjasama sederhana ialah menghimpun sejumlah pekerja dan melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama. Sejumlah keuntungan mengalir dari suatu peningkatan sederhana dalam pelaksanaan kerja. Perbedaan diantara para pekerja menjadi berimbang dan hasilnya akan lebih mudah diramalkan. Terdapat penghematan dalam penggunaan gedung dan alat-alat produksi, jika penggunaannya bersama-sama. Para pekerja dapat bekerjasama jika tugasnya melampaui kemampuan perorangan.

Kerja kapitalis dalam skala besar hanya mungkin jika seorang kapitalis mempekerjakan sejumlah pekerja, sehingga skala pekerjaan hanya dibatyasi oleh besar kecilnya kapital yang tersedia. Karena si kapitalis yang mengumpul;kan para pekerja itu, kekuatan produltif yang diciptakan kerjasama, tampak seperti ciptaan kapital jadinya. Ini adalah sebuah ilusi. Semacam fetisisme, pemujaan kapital. Kekuatan kerjasama diperlihatkan sama baik dalam membangun piramid kuno itu maupun dengan yang sama lainnya. kesemuanya itu tidak ada sangkut pautnya dengan kapitalisme.

Kerjasama dalam skala besar memerlukan otoritas yang memimpin. Dan ini dimiliki oloeh kapitalis. Otoritas ini punya dua aspek. Ia suatu keharusan fungsional. Tapi ia mengambil bentuk yang “despotik” karena hubuangan antara para pekerja dengan kapitalis secara inheren mengandung sifat antagonistik. Sebuah masalah baaru munccul disini. Dan Marx akan membahasnya pada Bab berikut. Dalam suatu sistem kapitalsi, suatu peningkatan produktivitas kerja bergandengan tangan dengan meningkatnya orang kehilangan kemerdekaan, paling tidak di dalam proses kerja. Produsen yang sesungguhnya semakin kehilangan kontrol atas kegitatannya sendiri. Dalam hal ini tidak mengambil kesimpulan politik yang eksplisit, tapi ia sudah tentu memikirkan bahwa penggulingan kapitalisme itu sendiri akan membalikkan kecendertungan demikian.

BAB 14
PEMBAGIAN KERJA DAN MANUFAKTUR

Seksi 1
ASAL USUL RANGKAP dari MANUFAKTUR

Marx memahami manufaktur sebagi suatu bentuk kerjasama para pekerja yang punya kecakapan-kecakapan khusus (spesialisasi dan kerja yang terinci) yang masing-masingnya bekerja dengan tangan. (Marx menggunakan istilah ini berbeda  dengan sekarang umum, dimana manufaktur berlawanan dengan kerja pertambangan, pertanian, pelayanan dan sebagainya). Periode manufaktur yang dominan berlangsung dari pertengahan abad 16 samapi abad ke 18 penghujung. Manufaktur muncul dengan dua cara. Kerajinan (keprigelan), dulunya dilakukan oleh pengrajin yang dapat dihimpun tapi jangkauannya terbatas sekali. Umpama, seorang tukang kunci yang dipekerjakan oleh  seorang  pembuat kereta kuda, hanya menghasilkan sejenis kunci untuk kereta kuda. Alternatifnya, suatu proses produksi yang sebelumnya dikerjakan tanpa kecakapan khusus, dapat dibagi lagi menjadi serangkaian tugas khusus, sehingga produksi kunci misalnya, dibagi lagi menjadi serangkaian kerja yang memproduksi komponen-komponen yang kemudian dirakit menjadi kunci.

Seksi 2
PEKERJA RINCIAN DAN PELAKSANAANNYA

Pekerja rincian melakukan kerja tunggal, tugas yang sudah terspesialisasi, melakukan penyempurnaan samapi batas tidak mungkin lebih lagi. Waktu yang hilang dalam memindahkan satu perbuatan  ke perbuatan lanjutnya dapat dihemat. Perkakas khusus dapat dirancangkan untuk masing-masing tugas. Selanjutnya timbul perkakas mesin yang merupakan pokok bahasan berikutnya yang dimulai dengan pembagian kerja dan perkakas.

Seksi 3
DUA BENTUK POKOK MANUFAKTUR

Manufaktur yang beraneka ragam adalah hasil dan penggabungan berturut-turut dari sejumlah komponen, seperti manufaktur arloji. Marx memberi penjelasan sepintas mengenai ini. Seerangkain manufaktur melibatkan proses yang berturutan dalam mengerjakan bahan yang sama, sehingga pekerjaan masing-masing pekerja menyediakan bahan untuk pekerja selanjutnya. Contoh Marx untuk ini adalah manufaktur kertas dan jarusm. Haruslah ada pembagian tenaga kerja yang tepat bagi pekerjaaan-pekerjaan dan perintah kerja. Keteraturan haruslah dipelihara secara menyeluruh untuk memungkinkan lancarnya pekerjaan tanpa gangguan.

Mesin dapat saja dipakaikan pada berbagai tahap proses kerja yang masih dikerjakan dengan tangan pada pokoknya. Tetapi didalam periode dominasi manufaktur, mesin itu dibawahi oleh pekerjaan tangan. Namun begitu, awal penggunaan mesin ini telah mendorong ilmu dan mekanika di abad ke 17 dan mewariskan penemuan-penemuan besar seperti kompas, serbuk mesiu, mesin cetak dan tik, jam otomatis dan lain-lain (hal.348).

Penggabungan pekerja-pekerja rincian ini telah membuat adanya pekerja-pekerja kolektif (Collective labourer). Bermacam pekerja, bermacam-macam pula keterampilannya dengan suatu hirarki tenaga kerja, untuk mana terbentuk pula  pula suatu skala upah (hal.349). Secara keseluruhan, keterampilan menjadi berkurang, karena setiap pekerja hanya menguasai sebagian kecil saja keterampilan itu. Yang, memang diperlukan oleh seluruh proses kerja. Biaya-biaya latihan menjadi berkurang dan dengannya nilai tenaga kerja juga berkurang.


Seksi 4
PEMBAGIAN KERJA DI MANUFAKTUR DAN PEMBAGIAN KERJA DI MASYARAKAT

Pembagian kerja adalah tema yang secara khas berhubungan dengan Adam Smith (meskipun Marx Secar implisit dan eksplisit menunjukan melalui catatan kakinya bahwa banyak pengertian kuncinya mendahului Adam Smith). Smith menggumpalkan saja semua bentuk pembagian kerja, menyetujui semua saja sebagai jalan untuk meningkatkan produktivitas. Tapi Marx bersikap lebih ragu terhadap keuntungannya.

Menurut sejarahnya, pembagian kerja punya dua titik berangkat, yang sebelumnya merupakan dua bentuk gambar. Pembagian kerja pertama-tama muncul dikalangan keluarga berdasar pada umur dan kelamin. Suatu pembagian kerja jenis lain berpangkal pada pertukaran, pertama kalinya antar komunitas yang terpisah. Kemudian didalam komunitas itu sendiri. Marx, dengan banyak ungkapan menyetakan bahwa dasar setiap pembagian kerja yang berkembang baik dihasilkan oleh pertukaran komoditi anatara kota dan desa (hal.352). Tingkat suatu pembagian kerja seperti itu tergantung kepada kepadatan penduduk, efisiensi angkutan dan perkembangan produksi seumurnya. Perluasan perkembangan pembagian kerja terjadi melalui terciptanya permintaaan atas bahan mentah, perkakas yang terspesialisasi dan sebagai berikut yang mempermaju perluasannya.

Kini Marx memperkenalkan perbedaan yang tegas anatara pembagian kerja sosial dan pembagian kerja di pabrik. Pembagian kerja sosial adalah anata para produsen komoditi yang bebas. Pembagian itu mengakibatkan penyebaran pemilikan alat-alat produksi dikalangan unit-unit produsen dan diatur oleh kekuatan spontan dari pasar. Pembagian kerja di tempat-tempat kerja berbeda dengan pembagian kerja sosial. Pekerja-pekerja rinci tidak memproduksi komoditi secara terpisah-pisah. Pemilikan alat-alat produksi terpusat di tangan-tangan kapitalis perorangan. Proses  kerja berada dibawah kontrol yang sedar dan terpusat. Didalam suatu sistem kapitalis, anarki didalam pembagian kerja sosial dan despotisme di tempat-tempat kerja merupakan syarat-syarat yang sangga’ (hal. 356).

Marx mempertentangkan bentuk organisasi kapitalis ini dengan bentuk-bentuk pembagian kerja lain. Penggambaranya tentang komunitas pedesaan India sangat menarik. Sebab beberapa tulisannya tentang cara produksi Asia menimbulkan perdebatan yang penting. Kesederhanaan organisasi produksi dimasyarakat-masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri. …. Merupakan kunci rahasia dari tidak berubahnya masyarakat-masyarakat Asia (hal.358).


Seksi 5
WATAK KAPITALIS DARI MANUFAKTUR

Pembagian kerja manufaktur kini dapat diletakan pada konteks sebagai suatu tahap (tingkat) didalam perkembangan kapitalisme. Pembagian kerja yang telah berkembang ditemp[at-tempat kerjameminta secara relatif unit-untit produksi yang besar. Jika itu harus dikelola oleh kapitalis, pemilik kapital itu akan memusat pada unit-unit yang lebih besar dari pada yang biasanya di minta oleh kerjasama-kerjasama sederhana. Jadi tetap lebih sulit untuk menjadi kapitalis.

Manufaktur mengubah pekerja menjadi lumpuh, asing dan timpang dengan memaksakan penggunaan keterampilannya yang terperinci atas biaya kemampuan dan instink kekuatan produktif. (hal. 360). Kerja manual dan mental berubah menjadi spesialisasi sendiri-sendiri. Para pekerja dipaksa menjual tenaga kerjanya, bukan saja karena ia tak mampu membeli alat-alat produksi, tetapi juga karena keterampilan mereka yang terbatas itu hanya dapat berfungsi produktif jika mereka berada dalam organisasi yang dikendalikan oleh kapitalis. Daya tahan klas pekerja tidak seluruhnya dapat dihancurkan, karena keterampilan kerajinan tangan adalah dasar dari manufaktur……. Kapital itu terus-menerus terpaksa bergulat dengan pekerja yang tidak tunduk (hal.367).


BAB 15
PERMESINAN DAN INDUSTRI MODERN

Masuknya permesinan ke dalam proses produksi menandai tahap industri modern. Bahasan Marx terhadap permesinan mengandung dua tema. Pertama, permesinan menggantikan para pekerja dan sekaligus memungkinkan wanita dan kanak-kanak masuk ke angkatan kerja. Permintaan akan tenaga kerja berkurang, sedang angkatan kerja maningkat. Cadangan tenaga kerja yang menganggur senantiasa diperbaharui. Kekuatan berunding para pekerja amat merosot. Kedua, sebagai pemantapan kecendrungan itu, mekanisasi mengakhiri pemusnahan keterampilan pekerja bebas (merdeka) dan menundukan mereka kepada kekuasaan kapital. Permesinan yang prinsipnya dapat meringankan kerja, malah mengintensifkan kerja.




Seksi 1
PERKEMBANGAN PERMESINAN

Suatu mesin menggeser pekerja yang tadainya mengunakan sebuah perkakas. Ia sekarang diganti oleh sejumlah perkakas yang sama bekerja mekanis dengan sebuah tenaga penggerak (hal. 376). Perkakas lama diambil dari tangan pekerja yang tidak lagi memerlukan keterampilan manual berspesialisasi, sebagai karakterisasitahap manufaktur. Keterbatasan yang disebabkan kemampuan manusia tak berlaku lagi; “seluruh proses kerja diteliti….tanpa peduli pada bagaimna tangan manusia melaksanakannya….dan persoalan-persoalan dipecahkan dengan bantuan mesin,kimia dan sebagainya”. (hal.380).

Marx membedakan antara “kerjasama” mesin sejenis yang dijalankan oleh sebuah tenaga penggerak (yang analog dengan kerjasama sederhana para pekerja [manusia]) dengan sebuah sistem yang terdiri dari serangkaian mesin-mesin terperinci (analog dengan pembagian kerja manufaktur pekerja-pekerja terperinci). Dari kedua bentuk kerjasama itu Marx membangun suatu gambar angan-angan “suatu mekanik raksasa yang tubuhnya dipenuhi pabrik-pabrik dengan suatu tenaga malaikat….menggerakkan orgasn yang tak terhitung jumlahnya, dengan cepat dan dashyatnya” (hal.381-382).

Mekanisasi tidak dapat dipahami sebagai penemuan-penemuan yang sendiri-sendiri di industri tertentu. “Suatu perubahan radikal…. Di salah satu industri melibatkan perubahan sejenisnya di lingkungan lain” (hal 381-2). Kemajuan besar di satu tingkat hanya akan berhasil manakala tingkat lain yang berhubungan dengannya juga maju. Manfaat penuh suatu mekanisasi tidak akan menguntungkan, sampai mesin-mesin itu sendiri di buat o9leh mesin. “Revolusi Industri” (Marxz tidak menggunakan istilah ini disini, tapi di tempat lain) adalah sebuah proses tunggal yang kait-mengait di zamannya Marx. Ia dilukiskan Marx dengan kekaguman yang tak dapat salah. Marx tidak menentang teknologiatau mesin, tapi ia jijik melihat dampak-dampak sistem kapitalis.

Seksi 2
NILAI YANG DIPINDAHKAN MESIN KE PRODUK

Marx telah menguaraikan pertama-tama perihal produksi nilai pakai. Sekarang ia samapi pada produksi nilai dan nilai lebih. Mesin yang tahan lama hanya memindahkan sebagian dari nilainya ke dalam produk. Mesin punya nilai yang sangat tinggi kebanding perkakas lain yang sederhana pada periode terdahulu. Ia begitu produktifnya sehingga nilainya ia pindahkan ke dalam setiap unit produk, sehingga biaya per unit menjadi lebih rendah. Penghematan kerja lamngsung menjadi lebih besar. Dan niolai setiap unit produk turun, sehingga ratio alat-alat produksdi dan tenaga kerja (c/v) jadi naik. Hal ini akan dikembangkan Marx kemudian.

Marx kemudian menguraikan betapa penggunaan lebih banyak teknik-teknik yang dimekanisasi, mengurangi pekerjaan, membuat para pekerja menganggur dan menjadi penyebab apa yang sekarang dinamakan ‘pengangguran teknologi”. Sebuah mesin hanya akan dipakai apabila ia menghemat upah dengan menukar pekerja langsung terlibat dalam produksi. Di pihak lain, dalam pembuatan mesin, pekerjaan juga diciptakan. Mekanisasi menjadi sangat berharga  (bagi sang kapitalis), jika ia berarti penghematan atas upah, masa pakai mesin, dan pembuatannya. Semua penghematan terpusat pada upah langsung. Tetapi sebagian nilai mesin merupakan nilai lebih ketika pembuatan mesin (industri pemakai mesin dianggap membayar mesin pada nilainya). Kelanjutannnya, lebih banyak pekerjaan yang ditiadakan pada industri pemakai mesin daripada yang diciptakan mesin itu sendiri ketika dibuat di mana-mana. (Akumulasi dan ekspansi ekonomi menandingi keadaan itu dengan terciptsanya permintaan ekstra terhadedap tenaga kerja dan ini akan dibahas pada bagian 7).

Semakin tinggi gaji-upah, semakin banyak rangsang untuk menggunakan mesin untuk menggunakan mesin pengganti kerja langsung (direct labour). Dimana upah rendah, permesinan mungkin tidak terpakai, karena upah rendah tidak mempermurah permesiana. Disini berarti bahwa upah rendah mengandung banyak nilai lebih.

Seksi 3
DAMPAK TERDEKAT DARI PERMESINAN ATAS PEKERJA

Kebanyakan usaha kerajinan tangan memerlukan kekuatan fisik tertentu; sedang mesin tidak. Mekanisasi memungkinkan wanita dan kanak-kanak dipekerjakan mengganti (atau dan sebagai) pekerja lelaki dewasa. Ini memurunkan nilai tenaga kerja. Nilai tenaga kerja ditentukan oleh komoditi yang diperlukan untuk mereproduksi keluarga klas pekerja. Jika lebih banyak anggota keluarga yang bekerja , biaya untuk mereproduksi tenaga kerja, akan terbagi pada lebih banyak pekerja. Masing-masing mereka dapat dibayar lebih trendah (kurang). Karena upah rendah, wanita dan kanak-kanak harus bekerja, agar keluarga dapat bertahan.

Marx berlanjut dengan catatan-caatatan tentang dampak yang mencemaskan dipekerjakaqnnya wanita dan kanak-kanak beserta keluarga mereka. Ia tidak menentang dipekerjakannya wanita dan kanak-kanak. Ia memikirkan pendidikan kanak-kanak seharusnya merupakan kombinasi edari pengalaman praktis dan kerja produktif. Ia menantang dipaksanya wanita dan kanak-kanak (juga orang dewasa) menderita syarat-syarat kehidupan di pabrik-pabrik kapitalis masa itu.

Dengan dikenalnya permesiana, hari kerja malah memanjang. Suatu paradoks dalam teknik penghematan kerja. Kaum kapitalis itu ingin agar penggunaan mesin-mesin mahal semaksimal mungkin dalam jam kerjanya. Ia ingin memperoleh laba sebanyak-banyaknya sebelum mesin itu digusur oleh yang lebih baik dan baru, karena persaingan. Dampak demikian oleh Marx dinamakan “moral depreciation”-depresiasi atau penyusutan moral—(istilaqh modern “obsolescent—usang). Kaum kapitalis dapat memaksakan perpanjangan jam kerja lebih lanjut, karena pengantian kerja dan pekerja diperpesat oleh persaingan untuk mendapatkan kerja, di tengah-tengah pengerjaan tenaga wanita dan kanak-kanak mematahkan perlawanan organisasi-organisasi pengrajin yang tradisional.

Sekali hari kerja diperpendek melaui undang-undang  (lihat Bab 10) terjadilah intensifikasi kerja melaui percepatan kerja oleh mesin.  Setiap pekerja mengawasi lebih banyak mesin. Intensifikasi kerja adalah sama dengan perpanjangan hari kerja, karena lebih banyak kerja aktual yang diperbuat pada waktu bersamaqan. Penyadapan nilai lebih mutlak (kerja lebih banyak) mengatasi nilai lebih relatif (produktivitas lebih tinggi).

Seksi 4
PABRIK

Pabrik yang dimekaniswasi dapat dilihat dari dua segi dan cara. Pertama, dari sudut “kerjasama dari banyaknya perintah kerja kepada para pekerja”. Kledua, sebagai suatu “otomatisasi besar-besaran…..yang tunduk pada tenaga penggerak yang mengatur dirinya sendiri” (hal 418-9, catatan Marx tentang Ure). Yang pertama berlaku di pabrik yang sudah dimekanisasi pada umumnya. yang kedua, kepada permesinan yang digunakan sebagai kapital. Denganpembedaan ini Marx kembali ke tema lanjutan lainnya; subordinasi progressif para pekerja yang membarengi setiap peningkatan kekuatan produktif tenaga kerja.

Mekanisasi menghancurkan hierarki skill yang karakteristik bagi manufaktur. Dan pengurangan mayoritas besar pekerja  menjadi mesin berotak yang kini menjalankan pabrik.

Penghancuran ketrampilan (skill) dibarengi dengan penghancuran kemerdekaan 9kebebasan). Pada waktu bersamaan, pabrik menguras dan melelahkan jaringan syaraf secara luar biasa, meniadakan gerakan otot yang bersegi banyak dan menyita setiap atom kebebasan, baik secara intelektual maupun fisik. Itu berlangsung melaui pengotomatisasian perkakas kerja….dalam bentuk kapital, kerja mati yang dominan, dan pompa-pompa mengeringkan kehidupan tenaga kerja. Pemisahan kekuatan produktif intelektual dari kerja manual…pada akhirnya telah melengkapi” (hal 422-3). Dakwaan Marx akhirnya lengkap dengan sekedar rujukan pada syarat-syarat materiil di pabrik-pabrik yang demnikian mengerikan. Tapi sertangan-serangan Marx terutama disusun atas nama kebebasan manusia.

Seksi 5
PERGULATAN antara  MANUSIA PEKERJA dan MESIN
 
Ada konflik klas sepanjang sejarah kapitalisme. Tetapi hanya sesudah mesin diperkenalkan, kaum pekerja mengalihakan kemarahannya pada perkakas-perkakas produksi. Marx meninjau secara singkat sejarah perusakan mesin (Gerakan Luddite dan sebagainya), sebelum menjelaskan sebab-sebabnya. Dalam periode manufaktur, kerja, pada umummnya jarang. Peningkatan produktivitas biasanya tidak mengncam pekerjaan. Diperkenalkannya mesin, sebaliknya, menyebabkan pengangguran, merusak skill dan berbuat sebagai alat perusak perlawanan pekerja terhadap perpanjangan jam kerja. Tidak mengherankan kalu para pekerja membalas.

Seksi 6
TEORI GANTI RUGI sebagai PERHATIAN terhadap PEKERJA YANG DIGANTIKAN MESIN

Beberapa pakar ekonomi telah menjawab kritik yang ditujukan kepada mekanisasi. Argumentasinya ialah, setiap orang yang kehilangan pekerjaan yang disebabkan langsung oleh mesin, akan mendapat imbalan melaui penciptaan sejumlah lapangan kerja yang sama di industri lain. Alasan yang dikemukakan Marx atas hal itu, sekarang tidak akan disokong oleh seorangpun. Tetapi beberapa hal penting yang dikemukakan Marx, baiki diketahui. Sebuah masalah pokok yang telah dibahas ialah, sejumlah pekerjaan tercipta ketikaorang membuat mesin. Tetapi ketika mesin dipakai oleh industri,sejumlah pekerjaan hilang. Penantang-penantang Marx membenarkan keterangan itu. Benar memang,, sejumlah sarana mata pencaharian tetap tersedia seperti sebelumnya. Namun ini bukan masalahnya. Sebab, pekerja yang menganggur, tidak mendapat upah untuk kehidupan mereka.

Pada suatu ekonomi yang sedang tumbuh, pekerjaan baru selalu saja bisa diperoleh. Tetapi masalahnya ialah, mekanisasi pada dirinya sendiri, mengurangi pekerjaan. Komposisi pekerjaan juga berubah. Pembagian kerja sosial meluas, tapi peningkatan laba, mendorong adanya suatu pelayaanan yang meluas (ciri menonjol Victoria-Inggris) dan industri yang melayani kemewahan orang-orang kaya juga meluas.

Seksi 7
PABRIK dengan SISTEM MENJIJIKKAN dan MENARIK PEKERJA

Industri modern tidaklah mengganti bentuk-bentuk kerja lembur malam yang sudah tua itu. Dengan melemparkan para pekerja keluar dari pekerjaannya, menghancurkan skill dan meningkatkan ketidakamanan, ia bahkan cenderung memperpanjang jam kerja dan mendesak turunnya upah. Industri kerajinan tangan dan domestik, menarik keuntungan dari keadaan itu. Ketika tahap-tahap tertentu produksi dimeaknisasi , kegiatan kerajinan tangan baru, melonjak naik dan kegiatan-kegiatan lama berkembang meluas memenuhi kebutuhan taraf produksi yang meningkat tinggi. Sehingga untuk suatu masa, kerajinan tangan menjadi semacam kegiatan tambahan bagi sistem pabrik. Industri domestik, dimana kerja dilakukan di rumah-rumah seringkali menjadi pemandangan eksploitasi yang lebih mengerikan kebandingyang terdapat di pabrik-pabrik. Marx memformulasikan keadaan yang mencemaskan itu. Suatu perdagangan yang “penuh keringat”.

Marx sangat memahami sejenis keseimbangan mekanisme pada waktu orang bekerja. Walaupun tidak secara khusus menonjolkannnya. Mekanisasi mendesak upah pada turun. Upah rendah itu memperlambat perluasan mekanisasi, karena ia disaingi oleh kerajinan tangan (kerjatangan). UNDANG-Undang Pabrik, yang membatasi pemerasan, mendorong maju mekanisasi.

Seksi 9
UNDANG-UNDANG PABRIK, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN serta KETENTUAN SEJENIS. Perluasannya di Inggris.

Isi Seksi 9 ini sangat baik. Yang paling menarik di sini anjuran-anjuran Marx tentang pendidikan. Sesudah itu terdapat himpunan Marx tentang berbagai praktek pemerasan dan penindasan yang diungkapkan sebuah Komisi.

Seksi 10

INDUSTRI MODERN dan PERTANIAN

Seksi pendek ini menggoda karena ia kembali kepada trema-tema Marx yang lain, yaitu, pemisahan kota dan desa yang sekaligus “merusak kesehatan pekerja kota dan kehidupan intelektual pekerja pedesaan secara serentak (hal. 505). Marx menyerukan adanya “serikat sekerja pertanian dan industri” tanpa memasuki hal-hal detail. Ia juga menuduh pertanian kapitalis merusak sumber daya abdi dari kesuburan tanah.


 

  BAGIAN 5

PRODUKSI NILAI-LEBIH ABSOLUT DAN RELATIF


Setiap bagian terdahulu, masing-masingnya mewakili kemajuan dari karya Marx ini. Tapi bagian 5 adalah semacam istirahat. Dibagian ini ia menghimpun benang-benang pikirannya dan meyelesaikan sejumlah pikirannnya yang belum di bahas sewajarnya di bagian-bagian terdahulu.

BAB 16
NILAI LEBIH ABSOLUT dan RELATIF

Pada bab 7, kerja produktif di nyatakan sebagaoi kerja yang menghasilkan nilai-lebih . Setiap orang yang melakukan sesuatu fungsi yang di perlukan dalam prduksi adalah bagian dari ‘pekerja kolektif’ dan bersifat produktif. Walaupun, tidak dapat di identifikasikan nilai pakai apa yang dihasilkan orang-orang secara individual. Di fihak lain , seorang pekerja hanyalah produktif bagi kapital , manakala ia penghasil nilai-lebih. Contoh ini menunjukan bahwa Marx tidak mendefinisi hanya produksi materiil yang dianggap sebagai kerja produktif, walau bagi Adam Smith begitu. Tidak jelas mengapa Marx mendefinisikan kerjanproduktif dengan yang tidak produktif. Istilah yang kemudian banyak di pergunakan.

Ia kemudian menerangkan bahwa nilai-lebih absolut dan relatif hanya dapat di perbedakan jika kita memperhatikan perubahan pada rate nilai-lebih. Topik selanjutnya adalah mengenai dasar alamiah bagi nilai lebih. Nilai-lebih tidak akan ada , manakalah kondisi alam sedemikian rupa, sehingga para pekerja hanya memproduksi tidak lebih dari apa yang mereka butuhkan untuk panyambung kehidupan mereka. Kondisi alam yang menguntungkan tidak perlu mendorong adanya eksploitasisama sekali. Selanjutnya ia membantah teori Ricardo dan Mill, karena kedua-duanya mangacaukan saja produksi nilai-pakai dan nilai -lebih . yang karena itu mereka mereka mengabaikan adanya hubungan-hubungan sosial yang spesifik sebagai watak dari kapitalisme.

BAB 17

PERUBAHAN BESARNYA HARGA TENAGA KERJA dan BESARNYA NILAI LEBIH.

Demi penyempurnaan analisanya, Marx mengemukakan tiga variabel.
Pertama, panjangnya hariu kerja, kedua, intensitas kerja dan ketiga, sifat produktif dari kerja. Suatu peningkatan pada produktifitas kerja, menimbulkan pengurangan nilaitenaga kerja dan peningkatan pada rate nilai lebih (absolut) . Kata Marx, akibat-akibat dari perubahan yang simultan pada dua atau tiga variabel ini, dengan mudah dapat di hitung.

BAB 18

BARBAGAI RUMUSAN UNTUK RATE NILAI LEBIH.

Isi Bab ini sudah terlihat pada judulnya ia tidak mengemukakan hal yang baru.Analisa Marx mengenai nilai-lebih berdasar pada perbedaan antara kerja dan tenaga kerjanya. Apa yang di peroleh kapitalis dari pekerja adalah nilai-ciptaan kerja. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada orang membeda-bedakan hal itu dan pekerja menerima upah menurut tarif jam-jaman atau berdasar pada potongan kerja yang ia kerjakan . Marcx harus memperhitungkan, karena itu ia tidak mengalami kesukaran.

BAGIAN 6

UPAH

BAB 19.

TRANSFORMASI NILAI-TENAGA KERJA KE DALAM UPAH


Para ekonom di zaman Marx telah memperlakukan upah sebagai nilai-kerja. Karena nilai di dalam pemikiran Marx di ciptakan oleh kerja, ia tahu menganggap bahwa’nilai kerja’ sebagai sesuatu yang absurd. Kalau memang pekerja di upah untuk kerjanya, atau karena nilai yang ia ciptakan, maka ia harus di upah secara penuh dan tidak menyisahkan nilai-lebih. Jika tidak denikian , ia di upah kurang dari nilai yang ia ciptakan, sesuatu hal yang akan memperkosa prinsip ‘nilai di tukar nilai’ . Jika tidak cara demikian, menjadi tidak mungkin untuk menjelaskan kapitalisme berdasarkan pertukaran dri nilai-nilai yang sama. Marx memutar-mutar masalah upah ini dengan tujuan membuat perbedaan-perbedaan yang tajam antara nilai-nilai tenaga kerja yang di jual si pekerja dengan nilai yang ia ciptakan. Sementara para ekonom klasik bertolak dari dan hasil yang benar tanbpa membuat pembedaan. Mereka berbuat begitu melalui penyelidikan terhadap tenaga kerja dan lalu menamakannya nilai kerja.

Menurut Marx, permintaan dan persediaan tak dapat di pergunakan  untukmenerangkan hal-ihwal upah, karena ia hanya dapat menjelaskan masalahj penyimpangan dari harga yang ‘normal’ dan ‘keharusan’. Para ekonom modern akan menutup mata terhadap pernyataan di atas. Masalahnya disini ialah ‘permintaan’ dan ‘persediaan’ yang di gambarkan di zamannya Marx sebagai penyimpangan-penyimpangan dari penjualan dan hasil yang normal. Dengan demikian ia tidak dapat di pakai untuk menjelaskan keadaan-keadaan yang ‘normal’. Di dalam texbook modern, permintaan dan persediaan itu dapat di pakai sebagai analisa harga dan tidak perlu tidak sesuai dengan analisa Marx.

Upah kata Marx , hanyalah bentuk yang di buat untuk membayar tenaga kerja. Upah jam-jaman adalah nilai (atau, tegasnya, harga) dari tenaga kerja sehari di bagi dengan jumlah jam kerja normal per hari. Ia sama dengan seperti harga seekor kuda di tentukan melalui harga kaki kuda. laLu di kalikan dengan empat. Dan terdapatlah harga kuda seekor itu. Harga dari kekuatan-kerja di tentukan, normalnya, sekian perjam.

Tidaklah berarti bahwa setiap orang mencoba bohong dengan cara ini. Di dlam masyarakat penhasil komoditi, tidak perlu mengkalkulasi nilai kekuatan-kerja atau komoditi lainnya. Para penjual mencari harga pasar yang paling tinggi yang dapat di pikul pasar. Sementara pembeli mencari harga termurah yang di setujui. Harga adalah hasil tawar-menawar spontan. Bagaimana harga paar bersangkutan dengan nilai belum akan dijelaskan. (lihat jilid Tiga, Bagian dua). Di sini Marx menganggap bahwa harga-harga itu sesuai dengan nilai-nilai.

BAB 20.

UPAH MENURUT WAKTU


Penetapan upah menurut waktu telah di jelaskan. Upah jam-jaman adalah upah sehari kerja di bagi dengan jumlah jam kerja perhari kerja. Perpanjangan  kerja yang biasa, berarti pengurangan upah per jamnya. Harga (upah) sesungguhnya dapat berselisih dengan nilai dari kekuatan-kerja.

BAB 21

UPAH menurut POTONGAN


Upah sering juga di bayar menurut potongan yang di hasilkan dalam sejamnya. Ini memberi kesan bahwa pekerja menjual produk yang ia hasilkan, yang sebenarnya tidak demikian. Produk itu bukan ia punya. Ia hanya mendapatkan upah sesuai dengan nilai tenaga kerjanya. Tidak menurut nilai produk itu. Upah normal untuk satu potong adalah nilai sehari tenaga kerja di bagi dengan jumlah potongan yang di hasilkan dalam kondisi rata-rata lamanya kerja harian. Kerja-potongan mengurangi, sebenarnya meniadakan, kebutuhan untuk super inten dan (pengawas). Karena itu cocok untuk industri domestik dan kerja yang di subkontrakan. Ia membantu meningkatkan intensitas kerja. Suatu bentuk harmonisdari cara produksi kapitalis ( hal.556)

BAB 22

PERBEDAAN UPAH ditingkat NASIONAL


Analisa Marx terhadap faktor-faktor yang jadi penyebab perubahan-perubahan rate nilai-lebih dapat juga di pakai untuk mengusut perbedaan upah antar negeri atau bangsa. Dalam suatu negara, nilai produk di tentukan oleh kerja yang di butuhkan untuk produksi, dengan taraf rata-rata intensitas produktifitas. Kerja yang lebih intens atau produktif, menghasilkan lebih banyak nilai. Dalam skala dunia, negeri yang produktifitasnya secara normal, reltif lebih tinggi dari negeri lainnya, akan menghasilkan lebih banyak nilai kebanding negeri lainnya.

Marx menyatakan bahwa produktifitas dan intensitas kerja menanjak begitu kapital berkembang. Jadi kerja satu jam akan menciptakan lebih banyak nilai di suatu negeri yang maju di bandingkan dengan negeri yang kurang maju. Ini tampaknya bertentangan dengan anggapan bahwa nilai-nilai komoditi akan jatuh, di makan waktudan bukan oleh meningkatnya kerja satu jam yang menciptakan nilai lebih banyak . Masalahnya disini ialah, barang-barang yang di produksi oleh negeri maju dan kurang maju akan di jual di pasar dunia pada waktu yang bersamaan. Di sinilah, nilai ditukar dengan nilai di pasar dunia dan pertukaran itu tidak sama. Manakala produk satu jam kerja sesuatu negeri tidak di pertukarkan dengan jumlah nilai yang sama, beberpa orang Marxis modern melihat maslah lain. 5

Jadi upah mungkin saja  (baik uang  maupun daya-belinya) lebih tinggidi negeri-negeri yang lebih maju berbanding yang kurang maju. Juga rate nilai-lebihnya mungkin lebih tinggi. Kecuali pada keadaan salah urat dari nilai-nilai internasional. Dan ini adalah suatu terapansederhana dari teori nilai-lebih relatif. Pada situasi demikian, implikasinya kadang-kadang malah dapat dan pada umumnya terjadi upah menaik, begitu kapitalisme itu maju. Hal, yang tidak sesuai dengan banyak pemberi komentar atas teori-teori Marx.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar