GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Sabtu, 28 Agustus 2010

Resume Matrialisme Dialektik :

Sejarah Matrialisme Dialektik

Pada abad 19, Kapitalisme mulai berkembang di Jerman, sedangkan pada waktu itu kekuasaan kaum borjuis Jerman dibawah kekuasaan feodal kaum Jongker. Kaum borjuis Jerman membutuhkan suatu senjata idologis yang dapat memberikan bimbingan dan pimpinan untuk menumbangkan kekuasaan kaum feodal guna mengembangkan kapitalisme lebih maju. Sementara itu perkembangan kapitalisme tanpa dapat dihindari telah pula melahirkan suatu klas baru yaitu klas proletar
Dalam situasi demikian, dimana mereka menginginkan menumbangkan kekuasaan kaum feodal, disisi lain mereka juga mengkhuatirkan ancaman gerakan klas proletar yang makin membesar dan mulai bangkit seperti di Inggris dan Prancis, yang semakin menyadarkan mereka akan musuh utama mereka yaitu klas proletar. Dalam kondisi seperti itu, telah melahirkan keraguan dalam diri mereka, seperti yang tercermin dalam filsafat klasik jerman abad 19, seperti filsafat dualismenya Kant yang kompromis. Selain itu juga kapitalisme mendorong  semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju dengan pesat yang tentu saja mempengaruhi alam pikiran dan filsafat mereka. Pada waktu itu telah berkembang dua fisafat besar  yaitu filsafat Feurbeach dan Hegel. Feurbach melahirkan filsafat materialisme mekanis, suatu senjata yang ampuh ideologi kaum borjuis dalam penumbangan feodalisme di Perancis pada revolusi Perancis 1789. Dan Hegel berpandangan bahwa gejala alam merupakan wujud dari ide absolut yang terus bergerak dan berkembang. Artinya pandangan Hegel bersifat dialektis yang idealis.
Marx secara kritis mengubah dialektika Hegel yang idealis menjadi Matrialis, dan matrialisme Feuerbach yang mekanis (non-dialektis) menjadi dialektis. Dengan demikian terciptalah suatu sisitim filsafat matrelisme dialektik. Berdasarkan sisitim filsafat materialisme dialektik,  Marx mengadakan penyelidikan dalam bidang sejarah, menelaah sejarah perkembangan masyarakat, maka lahirlah apa yang dikenal Materialisme Historis. Menurut materialisme historis, masyarakat berkembang menurut hukum-hukumnya dan tidak dapat ditentukan oleh ide atau kehendak seseorang atau golongan, akan tetapi menurut hukum-hukum perkembangan masyarakat objektif, begitu juga hukum yang menguasai masyarakat kapitalis, Marx menyimpulkan dalam masyarakat kapitalis, terdapat hukum-hukum objektif dimana masyarakat kapitalis akan runtuh dan digantikan oleh masyarakat yang lebih maju.

Dunia kenyataan Objektif adalah Material
Materialisme dialektika mengakui kenyataan obyektif sebagai materi. Bahwa materi(being) merupakan unsur primer, sedangkan ide / pikiran  adalah sekunder. Materi itu tidak terlepas pada benda saja akan tetapi juga pada kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat (kenyataan objektif). Kondisi sosial atau keadaan sosial  adalah materi yang melahirkan kesadaran sosial. Bahwa kondisi sosial tersebut merupakan kenyataan obyektif masyarakat yang menyebabkan ada kesadaran (pikiran-pikiran atau ide) dari suatu masyakat yang ada. Namun kenyataan obyektif tersebut tidak ditentukan oleh kesadaran manusia. Artinya kenyataan obyektif berada di luar kesadaran subyektif manusia. Contoh, kenaikan harga BBM, akan semakin menyengsarakan rakyat, disadari atau tidak kenyataan tersebut akan tetap ada.
Ide atau pikiran adalah cerminan dari suatu materi atau kenyataan obyektif. Bahwa ide atau pikiran dapat mengembangkan lebih jauh, membandingkan, lalu menarik kesimpulan. kesadaran sosial merupakan pencerminan dari kondisi sosial yang ada. Adanya aksi-aksi menolak kenaikan BBM dikarenakan kesadaran akan ikut naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Guna ide itu sendiri ditujukan untuk mengubah kenyataan obyektif. Meskipun demikian untuk mewujudkan ide tersebut diperlukan dukungan kekuatan material. Ide untuk menolak kenaikan harga BBM tidak akan terwujud apabila tidak melakukan pengorganisiran terhadap rakyat.
 Kenyataan obyektif merupakan satu kesatuan organik. Maksudnya setiap peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang ada di sekilingnya dan saling berhubungan satu sama lain, dan tidak dapat dapat dipisahkannya satu dengan lainnya. Seperti kebijakan ekonomi Gus Dur saat ini, tidak hanya dipengaruhi oleh keinginan Gus Dur saja, tetapi banyak unsur yang mempengaruhinya. Seperti sistem politik, keberadaan  militer di parlemen dan tentu saja tekanan dari kapitalis internasional dan masih banyak lagi termasuk sistem ekonomi Indonesia sebelumnya. Oleh karena itu sebuah peristiwa hanya dapat dimengerti dan dipahami kalau dilihat hubungannya dengan keadaan disekelilingnya.
Kenyataan obyektif akan selalu bergerak dan berkembang terus menerus. Keadaan diam hanya bersifat sementara atau relatif, disebabkan kerena kekuatan didalamnya serta hubungan-hubungan dengan kekuatan yang ada  disekitarnya dalam keadaan seimbang. Contoh, sebelum PRD melakukan aksi penolakan BBM, 21 Febuari lalu, gerakan mahasiswa sepertinya diam, padahal mereka terus bergerak, mencari format baru, setelah PRD melakukan aksi, maka  aksi-aksi mahasiswa marak kembali, mulai Famred yang mengangkat isu Pengadilan Jendral, Forkot dengan isu BBM-nya sampai BEM yang melakukan aksi dengan isu pencabutan subsidi pendidikan.  Gerak suatu materi tidak hanya terbatas pada gerak mekanis yang menghasilkan perubahan kuantitatif tetapi juga terjadi perubahan kualitatif. Seperti aksi nasional PRD kemarin, terjadi perubahan baik secara kuantitas maupun kualitas,  secara kuantitas aksi nasional PRD kemarin mengalami penurunan dibandingkan aksi nasional 1 Juli lalu, akan tetapi secara kualitas aksi nasional kemarin mengalami kemajuan, dimana massa yang terlibat aksi mempunyai kesadaran politik yang lebih maju, dibanding 1 Juli lalu, dimana situasi politik pada dua aksi nasional tersebut berbeda. 
Materialisme dialektika menjelaskan bahwa gerak materi tidak tergantung pada kehendak subjektif manusia melainkan pada hukum-hukum yang menguasainya, selain hukum-hukum gerak yang bersifat umum untuk semua hal, berlaku juga hukum-hukum gerak yang bersifat khusus.  Ada perbedaan secara khusus dalam dua kali aksi nasional PRD, dimana baik metode, target yang dicapai dan situasi nasional dari dua aksi tersebut berbeda, tetapi secara umum sama-sama dipusatkan di Jakarta dan peserta aksinya sama-sama didatangkan didaerah.
Prinsip-prinsip umum dialektika secara praktis  mengajarkan kepada kita untuk terus berpandangan maju.


Pertanyaan :
Mengapa Filsafat di Jerman lebih maju dibandingkan dengan filsafat di Prancis maupun Inggris yang telah memasuki tahapan kapitalisme lebih maju ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar