Aksi Simpatik Usai, Lalin di Bundaran HI Kembali Normal

Kamis, 16/09/2010 21:52 WIB
Lia Harahap - detikNews

Jakarta - Puluhan elemen masyarakat yang tergabung dalam Forum Solidaritas Kebebasan Beragama telah selesai melakukan aksinya di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia. Lalu lintas yang sebelumnya tersendat kini telah berjalan normal.

Pengamatan detikcom, Kamis (16/9/2010) lalu lintas dari arah Sudirman menuju Thamrin telah kembali normal. Kendaraan yang semula tersendat telah melaju lancar tanpa hambatan.



Aksi yang berlangsung dari pukul 19.00 WIB ini berjalan dengan tertib dan damai. Setelah melakukan orasi dan menyatakan sikap mereka kepada pemerintah atas kebebasan beragama, mereka pun akhirnya membubarkan diri tepat pukul 21.00 WIB.

Di pertengahan acara ini, hadir beberapa tokoh seperti anggota DPR, Budiman Sudjatmiko, Uni Lubis, pengamat politik Fadjroel Rachman, Indra J Piliang, aktivis Adhie M Massardi, serta putri mantan Presiden RI Abdurahman Wahid (Gusdur) Inayah Wahid dan Yenny Wahid yang datang ketika acara akan berakhir. Keduanya tampak kompak menggunakan baju putih tangan panjang serta dibalut kerudung putih pula.

Sebelum menutup aksinya, Hendrik Sirait yang mewakili Forum Solidaritas Kebebasan Beragama ini, kembali menegaskan bahwa mereka mengutuk segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama.

"Termasuk insiden penusukan dua pemuka gereja HKBP Pondok Timur serta insiden pembakaran Al Quran", ujar Hendrik yang disambut teriakan setuju dari para peserta aksi lainnya.

Mereka juga meminta presiden, para menteri terkait untuk melakukan evaluasi atas seluruh peraturan terkait kebebasan beragama termasuk SKB 2 Menteri.

"Dan kepada DPR kita meminta agar ini juga menjadi perhatian yang serius, begitu pun kepada Kapolri, Kapolres Bekasi untuk segera menuntaskan persoalan ini," ujarnya.

Setelah membacakan pernyataan sikapnya, aksi ini pun ditutup dengan doa yang berharap Indonesia tetap menjadi negara yang menjaga keberagaman agama. Dan tak lupa artis Glen Fredly yang turut hadir dalam aksi ini didaulat untuk menyanyikan lagu sebagai tanda bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang cinta perbedaan.
(lia/mok)