GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Jumat, 03 September 2010

DOUG LORIMER , MARX DAN ENGELS TENTANG PARTAI PROLETARIAT

Marx dan Engels bukanlah orang-orang yang pertama kali mengembangkan dan mengajukan visi tentang masyarakat tanpa klas. Sebagaimana yang telah diakui oleh keduanya, para pemikir sebelum mereka mengembangkan "pada abad ke 16 dan 17, pada abad 18, teori-teori komunistik yang aktual ... dimana yang harus dihapuskan bukan sekedar keistimewaan-keistimewaan (privileges) klas, namun perbedaan klas itu sendiri". Pencapaian besar yang diraih oleh Marx dan Engels adalah berhasil melihat proses sejarah yang sesungguhnya, yang memungkinkan sosialisme menjadi kenyataan. Itulah sebabnya mereka menciptakan sosialisme ilmiah. Engels menekankan dalam karyanya Sosialisme: Utopia dan Ilmiah, bahwa "Untuk memberikan landasan ilmiah bagi Sosialisme, pertama-tama dia harus diletakkan diatas basis atau landasan yang nyata".



Yang dimaksudkan dengan "landasan yang nyata" ini adalah, sebuah konsepsi sejarah yang materialistis. Konsepsi ini menunjukkan bahwa Sosialisme tidak akan pernah terwujud melalui himbauan moral kepada seluruh umat manusia untuk menuju terbentuknya masyarakat tanpa klas, akan tetapi ia hanya akan terwujud melalui pengambil alihan kekuasaan politik oleh sebuah klas, yaitu proletariat. Inilah kesimpulan pokok yang tertuang dalam karya pertama mereka prinsip materialisme historis -- The German Ideology--. Dalam buku yang ditulis antara bulan November 1845 dan April 1846 (yang tak pernah diterbitkan selama Marx dan Engels masih hidup) para penulisnya menunjukkan bahwa yang menjadi basis material terjadinya satu perubahan dari satu sistem sosial ke sistem sosial lainnya adalah kontradiksi antara kekuatan-kekuatan produktif dengan bentuk pemilikan yang sudah usang terhadap kekuatan-kekuatan produktif. Buku ini menunjukkan bahwa kontradiksi yang bersifat obyektif ini merupakan akar dari perjuangan klas antara kau proletar upahan dan kaum kapitalis yang menghisap mereka. Perjuangan klas ini hanya bisa dilancarkan oleh proletariat melalui sebuah revolusi komunis.

Sebelumnya pada karya Theeses on Feurbach yang ditulis pada 1845 Marx telah merumuskan gagasan melalui praksis Revolusioner, umat manusia bukan hanya mengubah kondisi materialnya tetapi juga mengubah diri mereka sendiri. Dalam The German Ideology Marx dan Engels mengatakan bahwa tatanan sosial yang baru hanya dapat diwujudkan melalui sebuah revolusi sosial. Mereka menulis bahwa revolusi dibutuhkan, " bukan hanya klas yang berkuasa tak bisa digulingkan dengan cara lain, tapi juga disebabkan klas yang menggulingkannya hanya bisa mensucikan dirinya melalui sebuah revolusi, dimana mereka akan bisa membersihkan diri dari seluruh kotoran yang telah melekat berabad-abad, dan dengan demikian mereka siap untuk mendirikan masyarakat baru".

Dalam The german Ideology diterangkan bahwa tahap pertama revolusi komunis adalah pengambilan kekuasaan politik oleh proletariat. Secara lebih jelas dilukiskan bahwa " setiap klas yang ingin menegakkan dominasinya atau juga pada saat kaum proletariat sudah mendominasi dan hendak menhapuskan masyarakat lama secara keseluruhan segala bentuk dominasi pada umumnya, sebelum semuanya itu di capai maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah merebut kekuasaan politik".

Dalam buku tersebut tak dirumuskan lebih jauh mengenai tugas-tugas nyata kaum sosialis untuk mewujudkannya. Akan tetapi pada tahun 1889, Lenin kemudian merumuskan tugas kaum sosialis adalah: " bukan rencana untuk memperbaharui masyarakat, bukan untuk menceramahi kaum kapitalis dan antek-anteknya agar mereka memperbaiki nasib kaum buruh dan bukan juga untuk menyusun persekongkolan-persekongkolan, akan tetapi ia harus mengorganisir perjuangan klas proletariat dan memimpin perjuangan ini, dimana yang menjadi tujuan utamanya adalah perebutan kekuasaan politik oleh proletariat dan mengorganisir masyarakat sosialis".

Dalam suart yang dikirim untuk kaum sosialis Denmark, pada 1889, Engels menekankan bahwa "Proletariat tidak dapat merrebut kekuasaan politik yang merupakan satu-satunya pintu menuju masyarakat baru tanpa revolusi dengan kekerasan. Dan sebagaimana telah Marx dan saya serukan sejak 1847, maka agar proletariat cukup kuat untuk memenangkan pertempuran pada hari yang menentukan, ia harus membentuk sebuah partai yang terpisah yang berbeda dengan yang lainnya dan beroposisi kepada mereka, yaitu sebuah partai yang berdasarkan/berkesadaran klas".

PEMBENTUKAN LIGA KOMUNIS

Setelah pada 1844-1845 mereka berdua menyepakati prinsip-prinsip dasar sosialisme ilmiah dan setelah mereka menguraikannya secara lebih rinci melalui pengerjaan bersama The German Ideology pada tahun 1845-1846, maka pada awal 1846 Marx dan Engels berupaya untuk --sebagaimana dikatakan oleh engels dikemudian hari-- "menghimpun seluruh kaum proletar diseluruh Eropa dan yang menjadi target pertama adalah Jerman".

Pada awal 1846, mereka mendirikan komite korespondensi komunis Brussels, yang bertujuan untuk menjalin kontak surat menyurat dengan para pimpinan klas buruh radikal dan kaum sosialis seluruh Eropa barat untuk memudahkan penyebaran gagasan-gagasan sosialisme ilmiah dikalangan mereka.Keanggotaan komite terdiri dari sejumlah kecil kaum imigran Jerman, yang mencakup seorang guru Breslav, yaitu Wilhem Holf dan seorang mantan perwira artileri Prusia, Joseph Weydemeyer.

Marx dan Engels juga berupaya mendirikan komite-komite serupa diberbagai tempat, terutama sekali di Jerman. Melalui bantuan wolf mereka menjalin kontak dengan sekelompok intelektual yang dipengaruhi oleh gagasan-gagasan komunisme di Silesia, sementara Weydemeyer berusaha mendirikan komite-komite korespondensi komunis di Westphalis dan propinsi Rhine.

Ketika menyusun piagam piagam taktik bagi kaum komunis di Jerman, Marx dan Engels menyerukan agar mereka mendukung tuntutan-tuntutan kaum borjuis bagu ditegakkannya sebuah konstitusi demokratik, seperti kebebasan pers, kebebasan untuk berkumpul, dll, Karena jika tuntutan-tuntutan itu dapat tercapai "akan datang era baru yang memudahkan dilancarkannya propaganda komunis". Sebagai konsekwensinya, kaum komunis harus terlibat aktif dalam aksi-aksi massa menentang kekuasaan rejim-rejim feodal absolut di Jerman dan menyokong kemenangan revolusi-revolusi demokratik-borjuis disana. Dengan demikian kaum komunis dapat menciptakan kondisi-kondisi yang lebih menguntungkan bagi perjuangan proletariat menentang borjuasi. Taktik seperti ini kemudian diterapkann oleh Marx dan Engels serta kawan-kawan mereka selama periode Revolusi 1848 di Jerman.

Diantara pihak-pihak yang mendapatkan terbitan litograf dan pamflet-pamflet yang diterbitkan dari Brussels adalah para pemimpin liga keadilan, yaitu sebuah perkumpulan rahasia para imigran Jerman yang sebagian besar terdiri dari tukang jahit , yang didirikan pada tahun 1836.

Beberapa tahun sebelumnya, baik Marx maupun Engels telah bertemu dengan beberapa pimpinan liga tersebut di Paris dan London, dan keduanya diajak bergabung dengan dengan organisasi mereka. Akan tetapi, pada saat itu liga tersebut sangat dipengaruhi oleh gagasan-gagasan borjuis kecil yang reaksioner dan romantik, yaitu mewujudkan masyarakat tanpa klas dengan cepat melalui pelaksanaan distribusi barang-barang konsumsi secara sama rata oleh sebuah pemerintahan revolusioner. Akan tetapi pemerintahan revolusioner versi mereka didirikan tidak melalui pengambilan kekuasaan politik oleh sebuah gerakan massa buruh revolusioner, melainkan --sebagaimana gagasan seorang komunis yutopia dari Perancis, August Blanqui-- melalui kudeta yang dilakukan oleh persekongkolan revolusioner yang bersifat rahasia dan padu. Karena Marx dan Engels tidak setuju dengan ntujuan dan cara yang dipakai oleh Liga, yang bertentangan dengan sosialisme proletariat, maka keduanya menolak bergabung dengan organisasi tersebut.

Akan tetapi menjelang akhir tahun 1846, terjadi perubahan ideologis dikalangan para pemimpin liga. Mereka mulai tidak mulai tidak puas dengan gagasan sosialis Utopia, karena gagasan-gagasan tersebut gagal menjawab persoalan-persoalan praktis gerakan klas pekerja yang mereka temui dilapangan. Pada saat bersamaan, mereka mulai melihat bahwa ide-ide sosialisme ilmiah yang dipropagandakan dari Brussels oleh Marx dan Engels dapat membawa gerakan klas pekerja ke jalan yang benar.

Pada bulan November 1846 Komite eksekutif Liga --yang diantara anggotanya terdapat seorang pembuat sepatu Heinrich Bauer, pembuat jam tangan Joseph Moll dan Karl Schapper-- menyerukan diadakannya sebuah konggres komunis internasional di London pada bulan Mei 1847. Pada bulan Januari 1847 Moll diutus secara resmi untuk menemui Marx dan Engels di Paris dan untuk mengatur rencana agar kedua orang itu dapat bergabung dengan liga dan berpartisipasi dalam menyiapkan dokumen-dokumen konggres. Keduanya dijanjikan akan diberikan keleluasaan untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka. Dengan kondisi semacam ini, Marx dan engels yang sedang mencari kesempatan untuk bekerja pada sebuah organisasi yang lebih besar dan kuat memutuskan untuk bergabung. "Yang tergabung didalamnya berkisar ratusan orang", demikian tulis Engels dalam suratnya kepada Marx pada bulan Desember 1846.

Pada bulan februari 1847 komite eksekutif liga mengeluarkan seruan kedua, yang kemudian mempengaruhi diskusi Moll dengan Marx dan Engels. Seruan tersebut menjadikan gerakan Cartist di Inggris sebagai contoh bagi kaum Komunis, walaupun tetap disertai catatan yang berbunyi: " dengan sangat menyesal harus kami katakan bahwa gerakan tersebut belum berbentuk sebuah partai". Komite eksekutif kemudian memundurkan penyelenggaraan konggres yang semula direncanakan pada pada bulan Mei menjadi bulan Juni untuk memberikan lebih banyak waktu bagi persiapannya. Agenda yang akan dibahas didalam konggres meliputi organisasi liga secara menyeluruh, penyusunan AD/ART baru, penyusunan program dan penerbitan berkala.



AD/ART DAN STRUKTUR LIGA KOMUNIS

Akhirnya konggres terlaksana dari tanggal 2 sampai dengan tanggal 7 Juni 1847. Marx tidak bisa mengikuti konggres karena tidak punya biaya untuk datang. Engels yang telah menjadi anggota organisasi hadir sebagai utusan peserta dari cabang Paris, sementara Wolff datang sebagai utusan cabang Brussels.

Apapun tujuannya, konggres adalah sebuah mekanisme konstitusional dan ia telah melahirkan sebuah organisasi yang benar-benar baru, dengan prinsip-prinsip ideologi dan struktur yang baru serta nama yang baru pula, Bund der Komunisten atau Liga Komunis. Organisasi kemudian mensahkan sebuah program, yang nantinya akan disempurnakan dalam konggres berikutnya, berupa rancangan garis besar yang di susun oleh Engels dalam bentuk katekismus revolusioner, sebuah bentuk yang populer dikalangan perkumpulan kaum buruh. Katekismus tersebut kemudian diputuskan akan diedarkan ke cabang-cabang sebagai bahan diskusi

AD/ART yang baru juga dirancang partisipasi langsung dari Engels dan Wolff. Rancangan ini juga diedarkan kecabang-cabang lokal untuk di jadikan bahan diskusi sebelum disahkan pada konggres berikutnya. Sesuai dengan kesepakatan yang di capai oleh Marx dan Moll, Liga Komunis menghapuskan semua praktek persekongkolan (konspiratif), seperti ritual -ritual pengangkatan anggota baru yang berbau mistis, janji kesetiaan, penyusunan kwajiban anggi\ota yang njlimet dan pemusatan pengambilan keputusan yang berlebihan oleh badan-badan kepemimpinan yang telah diangkat melalui konggres.

Dalam AD/ART yang baru disebutkan bahwa badan pengambilan keputusan tertinggi di Liga adalah konggres, yang terdiri dari delegasi-delegasi yang yang dipilih oleh organisasi-organisasi lokal. Sebuah pasal yang tercantum dalam rancangan AD/ART sebagaimana diusulkan oleh Marx, memberi hak kepada organisasi-organisasi lokal untuk menerima atau menolak keputusan konggres. Organ Liga yang berkuasa diantara dua konggres adalah pimpinan sentral, yaitu sebuah komite yang sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang anggota yang dipilih oleh lingkaran-lingkaran atau distrik. Para anggota pimpinan sentral ditempatkan selama masa konggres tanpa hak untuk mengambil keputusan.

Unit organisasi yang paling dasar adalah "komunitas", dimana jumlah anggotanya paling sedikit tiga orang dan paling banyak duapuluh orang. Masing-masing komunitas harus memilih dua pengurus yang terdiri dari seorang ketua yang memimpin pertemuan-peertemuan komunitas dan seorang wakil ketua yang bertanggung jawab atas pendanaan komunitas. Dua atau lebih komunitas yang sudah ada kemudian mengkompakan dirinya kedalam sebuah "lingkaran". Organ eksekutif lingkaran terdiri dari pengurus-pengurus terpilihyang berasal dari seluruh komunitas yang tergabung didalamnya. Organ eksekutif ini dipimpin oleh presiden yang terpilih. Berbagai lingkaran yang ada di sebuah negeri ataupun propinsi kemudian tunduk pada "lingkaran tertinggi", yang keanggotaanya dipilih melalui konggres dan bertanggung jawab kepada pimpinan sentral.

Komunitas-komunitas, pimpinan-pimpinan lingkaran dan pimpinan sentral harus bertemu setidaknya satukali dalam dua minggu. Para anggota pimpinan lingkaran dan pimpinan sentral dipilih satu tahun sekali dan dan dapat dipilih kembali atau dijatuhkan oleh para pemilih kapan saja. Pimpinan sentral berhak menentukan tema-tema diskusi untuk dibahas oleh seluruh anggota Liga.

Para calon anggota yang sudah setuju dengan AD/ART dapat dilantik dengan persetujuan komunitas lokalnya masing-masing. AD/ART juga memungkinkan pemecatan anggota yang melanggar syarat-syarat keanggotaan, dimana anggota yang dipecat hanya bisa diangkat kembali atas persetujuan pimpinan sentral berdasar proposal yang diajukan oleh lingkaran.

Para anggota liga harus mengakui prinsip-prinsip liga, menerapkan "cara hidup dan menjalankan aktivitas" yang mendukung tujuan liga, tidak terlibat dalam organisasi politik lain, mereka harus segera menginformasikannya kepada pimpinan liga yang langsung ada diatasnya. Sementara itu, sesuai dengan usulan Marx, segala kwajiban lainnya lebih baik dicantumkan dalam AD/ART selanjutnya sesuai dengan kebutuhan, ketimbang merancang AD/ART yang sektarian yang melarang para anggota liga untuk bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan politik lainnya.

Marx dan Engels mengomentari bahwa ‘ Konstitusi demokratis ini yang tidak memungkinkan adanya kelompok rahasia yang konspiratif, sangatlah cocok dengan tugas-tugas yang harus dijalankan oleh organisasi propaganda".



FUSI DEMOKRASI DAN SENTRALISME

Jika kita begitu akrab dengan AD/ART Liga Komunis setelah 150 tahun dibuat, hal itu karena AD/ART tersebut menyediakan elemen-elemen dasr bagi apa yang sekarang kita sebut sentralisme demokratik. Yaitu sebuah prinsip yang yang memungkinkan kontrol anggota yang ketat terhadap institusi-institusi kepemimpinan sejalan dengan prinsip sub ordinasi badan-badan yang lebih rendah terhadap badan-badan yang lebih tinggi. Baik istilah maupun prinsip sentralisme demokratik selama ini ditafsirkan secara salah sebagai penemuan oleh faksi Bolshevik pimpinan Lenin yang ada ditubuh Partai buruh Sosial Demokrat Rusia, pada awal abad ini.

Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui dari AD/ART Liga Komunis, gagasan penggabungan demokrasi, yang merupakan kekuasaan mayoritas, dengan kepemimpinan yang tersentralisir sebagai prinsip dasar organisasi klas pekerja sebenarnya telah dianjurkan oleh kaum Marxis jauh sebelum istilah "Sentralisme Demokratik" dipakai oleh kaum Bolshevik. Sebenarnya, sebagaimana ditunjukan oleh Paul Le Blanc dalam karyanya "Lenin dan Partai Revolusioner" (1990), istilah tersebut pertama-tama justru dipakai oleh kaum Menshevik dalam resolusi tentang organisasi PBSDR pada bulan November 1905. Dalam resolusinya Menshevik mengatakan :

"PBSDR harus diorganisir sesuai prinsip sentralisme demokratik. Seluruh anggota partai harus terlibat dalam pemilihan-pemilihan institusi-institusi partai. Seluruhinstitusi partai dipilih untuk bekerja selama periode tertentu, dimana mereka berkewajiban menjalankan kebijakan-kebijakan dan mempertanggungjawabkannya secara periodik atau berdasarkan permintaan organisasi yang dipilih mereka. Keputusan-keputusan dikeluarkan oleh kolektif kepemimpinan bersifat mengikat seluruh anggota organisasi dimana kolektif tersebut menjadi organ kepemimpinannya. Segala kegiatan organisasi yang mempengaruhi jalannya roda organisasi secara keseluruhan (seperti konggres, reorganisasi) harus diputuskan oleh seluruh anggota organisasi. Keputusan -keputusan yang dikeluarkan oleh level organisasi yang lebih rendah tidak boleh dilaksanakan jika keputusan itu bertentangan dengan keputusan organisasi yang lebih tinggi."

Kaum Bolshevik memakai istilah sentralisme demokratik untuk pertama kalinya dalam resolusi : "Tentang Reorganisasi Partai" yang dikeluarkan pada pada Desember 1905, yang kemudian dituangkan dalam resolusi tentang organisasi partai yang disyahkan oleh Konggres Persatuan Bolshevik - Menshevik PBSDR pada April 1906.

Yang menjadi pertanyaan adalah "Mengapa istilah sentalisme ddemokratik dan prinsip yang tekandung didalamnya ditafsirkan oleh banyak orang sebagai gagasan yang khas Leninis?". Ada dua alasan dasar yang bisa disebutkan disini. Alasan pertama adalah hanya kaum Bolshevik yang konsisten menerapkan prinsip organisasi ini baik dalam teori maupun praktek. Alasan kedua adalah bahwa istilah itu sendiri kemudian dikaitkan dengan ciri tertentu dari prinsip demokrasi dan sentralisme yang dipakai oleh Bolshevik sejak tahun 1912, yaitu saat mereka membentuk sebuah partai Marxis Revolusioner yang terpisah dan bertentangan dengan kawan Menshevik yang reformis.

Yang dimaksud dengan ciri yang berwatak Leninis dari sentralisme demokratik adalah meliputi prinsip organisasional yang sama sekali baru dalam sejarah gerakan sosialis, setidaknya sejak berkembangnya gerakan tersebut di Eropa pada dekade 1890-an. Prinsip organisasional yang baru tersebut adalah larangan bagi faksi minoritas di kalangan Bolshevik untuk "mengeluarkan pernyataan di muka umum hal-hal yang bisa menggangu aksi-aksi atau keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh mayoritas." Sebagai alternatifnya, Lenin yang pada bulan 1814 mengirim laporan kepada forum pertemuan kaum sosialis Rusia yang diorganisir oleh Biro Internasional dari internasional kedua di Brussel, mengusulkan "kaum minoritas berhak mendiskusikan didalam forum partai, semua ketidaksepakatan tentang program, taktik dan organisasi yang dituangkan dalam jurnal yang khusus memuat perdebatan-perdebatan mengenai hal-hal diatas."

Gagasan lainnya yang juga ditafsirkan sebagai ciri khas Leninisme dalam membahas persoalan-persoalan organisasi partai sosialis adalah mengenai syarat-syarat keanggotaan partai. Dalam laporan yang dibuat oleh Lenin diatas, jika menunjuk sejumlah kebijaksanaan yang "tidak bisa diberi tempat dalam jajaran organisasi PBSDR ilegal." Kebijakan-kebijakan yang tak bisa diterima tersebut adalah penentangan terhadap keberadaan organisasi partai bawah tanah, usulan untuk mendukung pendirian partai buruh legal di Russia karena hal itu akan tergiring menjadi "partai buruh yang dimanipulir oleh kekuasaan monarkhis Tzar" penentangan terhadap slogan republik demokratik dan perampasan tanah-tanah perkebunan dan pandangan tentang bangsa-bangsa tertindas yang menyimpang dari keputusan konggres PBSDR tahun 1903.

Sebenarnya, keputusan oleh Bolshevik untuk menerapkan persyaratan keanggotaan yang ketat bukanlah merupakan hal yang baru dalam gerakan Marxis. Pada konggres pertamanya di bulan Juni 1847, liga komunis mensahkan keputusan yang melarang dogma-dogma sektarian utopis yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keanggotaan organisasi Proletariat. Jika hal itu dilanggar maka anggota yang bersangkutan akan dipecat.



KONSOLIDASI ATAS GARIS PROLETARIAT SEBAGAI IDEOLOGI LIGA KOMUNIS

Konggres pertama Liga Komunis juga memutuskan untuk menghapus motto perjuangan "Seluruh manusia adalah bersaudara!" yang berwatak demokratik borjuis kecil, dan menggantikannya dengan motto perjuangan baru sebagaimana yang diusulkan oleh Engels : "Kaum buruh sedunia, Bersatulah!"

Akan tetapi meskipun terdapat kemajuan-kemajuan yang bersifat ideologis dalam konggres tersebut, namun masih juga tersisa pandangan-pandangan borjuis kecil warisan liga keadilan. Hal ini ditunjukan dalam rancangan AD/ART yang mengaskan bahwa liga adalah "penghancuran perbudakan rakyat dengan cara penyebaran teori pembangunan jaringan distribusi barang-barang kebutuhan serta perwujudannya segera mungkin".

Mengingat kondisi politik di Jerman dan hambatan-hambatan yang dijumpai kaum imigran dalam menjalankan kegiatan politik mereka di negeri-negeri liberal seperti Belgia dan Prancis, maka liga memutuskan untuk tetap menjadi organisasi tertutup. Akan tetapi marx terus meyakinkan bahwa jangan sampai Liga terkucil dan kehilangan kontak dengan massa pekerja yang sebelumnya pernah diorganisir oleh Liga Keadilan. Marx menegaskan bahwa organisasi Liga yang bersifat tertutup dan merupakan elemen pelopor klas pekerja harus tetap berada ditengah-tengah massa buruh dan bekerja dalam jaringan perkumpulan-perkumpulan buruh yang terbuka, seperti perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman yang ada di London. Liga Komunis dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjalin kontak dengan perhimpunan-perhimpunan pendidikan yang sudah ada atau mendirikan pendidikan yang baru.

Gagasan ini segera dilaksankan yaitu dengan cara pendirian perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman di Brussels pada akhir Agustus 1847. Jumlah anggotanya pada tahap awal sekitar 37 orang yang dalam beberapa bulan kemudian meningkat menjadi hampir 100 orang. Perhimpunan kemudian mendirikan sejumlah perpustakaan, pengajaran-pengajaran bagi buruh mengenai berbagai materi pendidikan yang menganalisa peristiwa-peristiwa sosial. Tentang hal itu Marx menulis bahwa : "Liga yang bergerak secara tertutup dibalik perhimpunan-perhimpunan buruh yang terbuka dan juga mengarahkan mereka, menemukan perhimpunan-perhimpuanan tersebut sebagai ajang propaganda yang paling mudah dicapai. Dan seiring dengan itu, Liga juga berkesempatan mengisi keanggotaannya dan memperbesar dirinya dengan anggota-anggota perhimpunan yang paling akap."

Mengenai keputusan konggres agar Liga menerbitkan terbitan secara berkal, ternyata liga hanya mampu satu kali mengeluarkan yaitu pada September 1847. Namun terbitannya adalah Kommunistische Zeitscrift. Artikel-artikel yang dimuatnya, yang kebanyakan ditulis oleh Schapper sebagian besar mengkritik ide-ide sosialis utopis dan memaparkan pandangan kaum komunis mengenai persoalan-persoalan taktik yang dihadapi gerakan buruh di Jerman. Karena kekurangan biaya, maka nomor kedua tidak bisa diterbitkan. Akan tetapi pada akhir 1847, para pemimpin Liga komunis di Brussels berhasil mengambil alih kontrol dewan redaksi majalah mingguan imigrran yang terbit seminggu dua kali, Deutsche Brusseler Zeitung. Sejak saat itu hingga nomor terakhir yang muncul pada 27 februari 1848, koran ini berfungsi sebagai corong propaganda tak resmi dari Liga Komunis.

Langkah selanjutnya dalam rangka konsolidasi ideologis dan organisasional Liga adalah penyelenggara Konggres kedua di London. Konggres ini berlangsung dari dari 28 November hingga 8 Desember 1847. Konggres ini dihadiri oleh marx dan Engels. Penyusunan program menjadi agenda utama konggres. Marx dan Engels harus habis tenaga mereka selama 10 hari pelaksanaan konggres untuk meyakinkan mayoritas peserta akan kebenaran pandangan mereka berdua. Dan akhirnya mereka berhasil. Hal ini tercermin dari perubahan Bab I AD/ART Liga. Tujuan lama organisasi yang bermaksud mendirikan "jaringan masyarakat barang-barang" digantikan dengan rumusan baru. Tujuan baru dari Liga Komunis adalah : Penggulingan Borjuasi, menegakan demokrasi proletariat, penghapusan masyarakat borjuis yang mendasarkan dirinya pada antagonisme klas, dan pembangunan masyarakat baru tanpa klas dan tanpa pemilikan pribadi"

sebagai hasilnya, konggres menyerahkan tanggung jawab kepada Marx dan Engels untuk merancang sebuah "Program Teoritis dan praktis partai secara rinci". Mereka berdua menerima dan kemudian lahirlah manifesto partai Komunis yang tersohor itu.



MANIFESTO PARTAI KOMUNIS DAN PERSOALAN PARTAI

Dalam manifesto komunis yang berhasil diselesaikan pada awal Februari 1848, Marx dan Engels hanya menyajikan konsep tentang partai klas pekerja secara garis besar saja.

Pada bagian I Manifesto mereka menyebut partai proletariat sebagai "pengorganisasian proletariat menjadi sebuah klas", yang memberikan pengakuan terhadap kepentingan-kepentingan khusus kaum buruh, dengan cara memanfaatkan perpecahan di kalangan borjuis".

Kemudian saat Marx dan Engels memberi contoh tentang lolosnya peraturan 10 jam kerja di parlemen Inggris, mereka berdua merujuk pada satu-satunya (sampai saat itu) gerakan politik klas pekerja---Assosiasi Piagam Nasional )National Charter Movement). Bahkan pada bagian ke-empat dari manifesto Komunis, mereka mencata bahwa gerakan Chartist di Inggris dan gerakan reformasi agraria di Amerika Serikat sebagai contoh dari partai-partai klas pekerja.

Gerakan Chartist adalah gerakan front persatuan yang longgar yang menghimpun para aktivis serikat buruh murni, orang-orang yang menuntut pemberlakuan 10 jam kerja per-hari, kaum demokrat radikal dan kaum Filantropis borjuis, yang mencapai puncak aktivitasnya pada 1842 dan bubar pada 1848.

Dalam bukunya yang diterbitkan pada 1847, The Poverty of Philosophy, Marx memaparkan bagaimana kaum buruh di Inggris berjuang, mulai dari perjuangan serikat buruh dan pembentukan "sebuah partai politik bernama chartist", mereka telah berkembang dari kekuatan yang tak berbentuk, sebagai "klas yang merupakan kondisi obyektif dalam dirinya" yang masih terpecah-pecah, menjadi kekuatan yang padu berskala nasional, sebagai "klas yang sadar atas dirinya" dan memiliki daya juang tinggi. Konsep yang demikian itu bertitik tolak dari pandangan Marx bahwa " setiap perjuangan klas adalah perjuangan politik". Dengan pernyataan tersebut Marx tidak bermaksud menyatakan bahwa setiap perjuangan sekelompok buruh melawan majikan mereka adalah perjuangan politik. Yang sebenarnya dia maksud adalah bahwa sejauh kaum buruh memperjuangkan kepentingan-kepentingan klas mereka secara umum, maka mereka harus menetang kepentingan kolektif klas kapitalis yaitu, kepentingan-kepentingan yang diwujudkan melalui kekerasan negara. Dalam pandangan Marxis, politik adalah wilayah dimana kepentingan klas diperjuangkan.

Pada bagian dua Manifesto, diajukan pertanyaan " Dalam jalinan macam apa kaum komunis berhubungan dengan seluruh proletariat?". Jawabannya adalah: :Kaum komunis tidak membentuk partai yang terpisah yang menentang partai-partai klas buruh lainnya". Hal ini karena mereka " Tak punya kepentingan untuk memisahkan diri dan terpisah dari proletariat secara keseluruhan". Oleh karena memiliki "tujuan jangka pendek" yang sama "sebagaimana partai-partai proletariat lainnya, yaitu: pengorganisiran proletariat sebagai sebuah klas, penggulingan supremasi borjuasi, pengambilan kekuasaan politik oleh proletariat". Manifesto menerangkan, yang membedakan kaum komunis adalah:

Dalam pejuangan ditingkat nasional oleh proletariat diberbagai negara, mereka mengutamakan kepentingan bersama seluruh proletariat, terlepas dari apaun bangsanya.
Dalam tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui oleh klas buruh dalam perjuangannya melawan borjuasi, mereka selalu dan senantiasa mewakili kepentingan gerakan secara keseluruhan.
Manifesto menyatakan bahwa sebagai konsekwensinya, kaum komunis dalam prakteknya, "merupakan bagian yang paling maju dan paling teguh diantara partai-partai klas pekerja diseluruh negeri, yaitu merupakan bagian yang selalu mendorong maju yang lainnya". Hal ini karena kaum komunis "memiliki pemahaman yang jelas terhadap arah perjuangan, kondisi-kondisi dan hasil akhir perjuangan proletariat". Pernyataan ini merupakan pengulangan dari pernyataan sebelumnya yang dia lontarkan dalam perdebatannya melawan seorang anarkhis Perancis, Pierre Proudhon, dimana marx menjelaskan bahwa kaum sosialis dan komunis adalah "ahli-ahli teori dari klas proletar/buruh.

Perlu kita camkan disini bahwa dalam pernyataan Manifesto yang menerangkan hubungan antara kaum komunis dengan klas pekerja secara keseluruhan [yaitu bahwa kaum komunis tidak punya kepentingan untuk memisahkan diri dan terpisah dari seluruh proletar dan bahwa mereka teoritisi klas buruh] digabungkan dengan pernyataan bagaimana Liga komunis, sebuah organisasi kader yang anggotanya ratusan dan tersebar diseluruh Eropa barat, harus berhubungan dengan gerakan Chartist di Inggris yang anggotanya sekitar 40.000. Artinya, para anggota Liga Komunis sambil tetap mempertahankan keberadaaan organisasi mereka sendiri, harus bergabung dengan organisasi klas pekerja dan mempropagandakan pandangan-pandangan teori komunis dikalangan anggota-anggota mereka.

Hanya dengan taktik demikianlah Marx dan Engels yakin bahwa organisasi Liga Komunis yang kecil dapat diubah menjadi partai komunis yang berbasisi massa. Walaupun mereka menyebut programnya sebagai Manifesto Komunis, Marx dan Engels Marx dan Engels menyatakan bahwa Liga Komunis merupakan satu-satunya cikal bakal partai yang hendak dibangun.

BUBARNYA LIGA KOMUNIS

Liga Komunis sendiri bubar pada 1852 sebagai akibat dari gelombang reaksi dan represi yang melanda Eropa sesudah kegagalan revolusi borjuis demokratik antara tahun 1848-1849. Selama masa itu, Liga komunis retak karena adanya faksionalisme antara Marx dan Engels serta pendukung mereka disatu pihak berhadapan dengan Schapper dan August Willich seta para pendukung mereka dipihak lain.

Faksionalisme semakin menajam pada tahun 1850-an, ketika Marx dan Engels berkesimpulan bahwa konsep-konsep ekonomiyang diberikan kaum monarkhi absolut di Jerman telah melicinkan jalan bagi ekspansi sistoim produksi kapitalisme. Sampai pertengahan dekade 1850-an, Marx dan Engels percaya bahwa krisis ekonomi baru seperti pada tahun 1847 akan segera datang, dan krisis baru akan memancing pecahnya revolusi di Eropa. Akan tetapi, setelah mereka belajar ekonomi lebih dalam, mereka berkesimpulan bahwa ramalan mereka meleset.

Mereka juga menghilangkan harapan mereka akan terjadinya revolusi di Perancis dan bertransformasinya revolusi borjuis di Jerman menjadi revolusi sosialis. Ramalan yang prematur ini berdasarkan perkiraaan mereka yang keliru mengenai kematangan kapitalisme di Eropa dan perkembangan material bagi sebuah transisi revolusionere menuju sosialisme. Dalam kata pengantar untuk bukunya Marx Perjuangan klas di Perancis (1850) Engels menulis: " Sejarah telah membuktikan bahwa kita dan orang-orang yang berfikir sama dengan kita, adalah salah. Sudah jelas bahwa perkembangan ekonomi di Eropa daratan belum cukup matang bagi penghapusan kapitalisme".

Bertitik tolak dari kondisi obyektif, Marx dan Engels berkesimpulan bahwa tugas Liga Komunis untuk sementara waktu adalah mencetak dan membina kader-kader proletariat, memberi perbekalan teoritis pada mereka, mempererat jaringan dan organisasi -organisasi klas pekerja yang lebih besar dan memanfaatkan setiap peluang untuk mempropagandakan sosialisme ilmiah.

Sebagian besar anggota Liga Komunis yang ada di London tidak menyepakati pandangan ini. Mereka mengingkari perlunya prasyarat-prasyarat material bagi sebuah revolusi proletar/komunis. Sebaliknya mereka beranggapan bahwa revolusi demikian dapat dituntaskan di Jerman saja melalui kerja keras para pejuang revolusioner semata.

Untuk melawan pandangan tersebut, Marx menyampaikan pidato dalam rapat luar biasa Komite Sentral Liga pada 15 september 1850: "Cara pandang yang terfokus di Jerman initelah menggantikan cakrawala manifesto yang universal, dimana para tukang di Jerman menjadi kaki tangan dari sentimen kebangsaan. Konsepsi Maniesto yang materialistis telah dikalahkan oleh idealisme. Revolusi tidak lagi dilihat sebagai produk realitas situasi, tetapi semata sebagai hasil keinginan. Dimana menurut pemikiran tersebut, saat kita berkata pada buruh; Kalian punya waktu 15,20,50 untuk kalian lewati dalam kancah perang saudara terselubung, untuk merubah situasi dan menempa diri kalian dalam menjalankan roda kekuasaan, maka mereka akan menjawab: "kita harus merebut kekuasaan dengan sekali gebrakan atau kita bubar saja".

Pada pertemuan itu disepakati bahwa liga distrik Cologne, diaman pandangan-pandangan Marx dan Engels mendeapat dukungan mayoritas, harus membentuk komite sentral. Akan tetapi keberadaaan faksi Schapper -Willich di London tidak diakui oleh komite sentral Cologne. Dan ketika distrik di London memutuskan untuk memecat Marx dan Engels serta para pendukungnya dari Liga serta mendirikan komite sentral tandingan, maka komite sentral Cologne memecat seluruh pendukung faksi Schapper-Willich dari Liga. Faksi ini akhirnya digembosi dan terpecah-belah.

Perpecahan di Liga Komunis muncul ditengah-tengah terjadinya gelombang penangkapan di Jerman dimana yang menjadi target utama dari polisi adalah para pengikut Marx dan Engels. Dalam laporan rahasia yang dibuat pada bulan April 1852 kepala kepolisian menulis: "Bisa dikatakan bahwa partainya Marx dan Engels jauh melampaui potensi para emigran, para agitator dan komite-komite sentral, hal ini disebakan karena mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan yang paling kuat.marx sendiri adalah seorang figur yang kesohor dan setiap orang menyadari bahwa dia mempunyai lebih banyak intelektualitas diujung jarinya ketimbang daya nalar yang dimiliki oleh kerumunan orang dikepala mereka".

Penangkapan dan dakwaan-dakwaan yang ditujukan pada para anggota Liga Komunis di Jerman telah menghancurkan Liga di seluruh benua eropa. Di London sendiri sebagai akibat perpecahan keanggotaan liga bisa dihitung dengan jari. Dalam pertemuan liga distrik London pada 17 November 1852, disepakati mosi yang diajukan oleh Marx untuk membubarkan organisasi lokal.



ANJURAN UNTUK MENDIRIKAN PARTAI PEKERJA INDEPENDEN di AMERIKA SERIKAT

Setelah bubarnya Liga Komunis, Marx dan Engels tetap menjalin kontak dengan para mantan anggota yang tetap setia dengan tujuan dan program liga. Mereka berdua menyarankan kawan-kawan seperjuangannya ini untuk mendirikan partai buruh revolusioner di negeri-negeri yang menjadi tujuan emigran mereka setelah kekalahan revolusi 1848.

Sebagai contoh, pada bulan November 1886, Engels menulis sebuah surat kepada mantan anggota Liga Komunis Frederich Sorge yang sekarang ada di A.S. Dalam suratnya Engels menyarankan agar terlibat dalam gerakan buruh di AS. Engels memulai suratnya dengan lontaran kritik dengan sektarianisme partai buruh sosialis, yaitu sebuah organisasi kecil yang didirikan di AS oleh kaum emigran Jerman, yaitu para pengikut tokoh sosialis reformis Jerman Ferdinand Lassalle.

Engels menulis, " orang-orang Jerman itu tidak tahu bagaimana menggunakan teori mereka untuk menggerakan massa di Amertika, kebanyakan dari mereka malah tidak mengerti apa itu teori dan memberlakukannya secara doktriner dan dogmatis, sebagai sesuatu yang hanya dihafal serta akan memberikan kepuasan tanpa melakukan apa-apa. Abagi orang-orang ini teori adalah credo dan bukannya tuntunan untuk aksi. Terlebih-lebih lagi mereka tak pernah mengetahui/belajar memahami cara-cara Inggris. Oleh karena itu massa Amerika harus mencari jalannya sendiri, dan tampaknya untuk sementara waktu, mereka menemukannya di organisasi Ksatria Buruh. Walaupun prinsip-prinsip organisasi ini membingungkan dan organisasinya menggelikan, tapi tampaknya ia bisa menjawab kebingungan-kebingungan mereka". Setelah Engels mengamati bahwa organisasi Gotong Royong buruh ini adalah organisasi besar, walaupun bersifat tertutup, dan menyadari bahwa organisasi ini memilki kekuatan nyata, khususnya di kawasan New england dan pantai barat Amerika, maka dia menyarankan kaum komunis Jerman yang tinggal disana untuk bergabung dengan organisasi ini, membentuk kelompok inti yang terdiri dari orang-orang yang sungguh-sungguh mengerti gerakan dan harus mengambil alih kepemimpinan organisasi--atau salah satu bagiannya, jika nantinya terjadi perpecahan dalam organisasi".

Menurut Engels, kelemahan terbesar dari organisasi Ksatria Buruh adalah penolakannya untuk mengorganisir kaum buruh AS bagi perjuangan politik secara independen. Menurut Engels, tugas gerakan klas buruh AS yang paling mendesak adalahmengorganisir buruh ke dalam sebuah partai politik independen dari pengaruh politisi borjuis. Engels kemudian melanjutkan bahwa langkah awal ke arah itu telah diambil oleh Federasi serikat buruh di New York, yaitu dengan mencalonkan salah seorang anggotanya sebagai walikota. Meskipun program pertama dari organisasi cikal bakal partai buruh ini membingungkan dan sangat tidak sempurna", tetapi Engels menganjurkan kaum komunis Jerman bergabung didalamnya. Engels menulis, " Massa harus diberi waktu dan peluang untuk berkembang, dan mereka hanya peluang jika mereka mempunyai gerakan sendiri---apapaun bentuknya, asal itu merupakan gerakannya sendiri--dimana mereka akan ditempa oleh kesalahan-kesalahan dan belajar dari pengalaman mereka sendiri".

Engels menganjurkan kepada para emigran Jerman Veteran Liga Komunis untuk bergabung dengan gerakan ini karena "perlu ada sekelompok orang yang punya pemahaman teori dan terlatih serta yang dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris karena berdasarkan alasan sejarah, orang-orang Amerika adalah tempat dimana seluruh persoalan teoritisi bisa menemukan jawabannya".

Engels menyatakan jawabannya bahwa para emigran yang bermukim di Amerika, "ternyata tidak cukup cerdas untuk membawa serta puncak kemajuan institusi-institusi abad pertengahan dari Eropa---namun mereka malah membawa tradidi-tradisi, adat-adat kebiasaan, agama, hukum, takhayul, spiritualisme---pendeknya segala macam kedunguan yang walau tak begitu berbahaya dari urusan bisnis, akan tetapi sangat membodohi massa".

Dalam konteks ini, Engels menjelaskan kepada Sorge: "Persoalannya adalah, bahwa harus ada sejumlah orang yang punya pemahaman teoritis yang bagus. Orang-orang ini harus mampu menjelaskan kepada buruh Amerika tentang konsekwensi dari kekeliruan mereka, yang membuat mereka mengerti, bahwa setiap gerakan yang tidak bertujuan untuk menghapuskan sistem pengupahan secara konsisten akan tersesat dan menemui kegagalan. Hanya ketika persoalan ini bisa diatasi, maka semua kosong yang tak perlu dapat dihindari dan proses tersebut dapat dipersingkat".

Engels menambahkan: "perkembangan gerakan di Amerika sekarang ini serupa dengan perkembangan di negeri Jerman sebelum tahun 1848". Sebagai konsekwensinya, pertama-tama, orang-orang cerdas itu harus memainkan peranan yang dulu pernah dimainkan oleh Liga Komunis dikalangan perkumpulan-perkumpulan buruh sebelum 1848".

BERSAMBUNG ---------->

<--------SAMBUNGAN

MENENTANG PENGGABUNGAN PARTAI DENGAN KAUM REFORMIS

Marx dan Engels menyarankan taktik yang berbeda bagi para penyokong mereka di Jerman pada tahun 1860 dan 1870, saat mereka harus berhubungan dengan organisasi-organisasi politik klas buruh yang didominasi oleh mereka yang menganjur-anjurkan kerja sama antar klas dan tidak mendasarkan diri pada gerakan yang meradikalisir buruh.

Ketika pada tahun 1863 Ferdinand Lassale mendirikan perhimpunan Buruh Umum Jerman atau ADAV, Marx dan Engels pada awalnya menyambut hangat hal tersebut. Selama massa yang singkat pada 1864-1865, mereka turut menyumbangkan tulisan pada jurnal ADAV. Akan tetapi pada akhirnya, mereka berdua kecewa dengan organisasi tersebut, bahkan mereka menganggapnya sebagai "sekte" buruh ketimbang partai buruh. Apa yang dimaksud Marx dan Engels tentang hal ini, diterangkan dalam surat Marx kepada presiden ADAV Johann Schweitzer, yang mengambil alih organisasi setelah kematian Lassale. Saat menyinggung lassale Marx menulis :

"...sama seperti setiap orang yang beranggapan bahwa dia punya obat mujarab bagi penderitaan massa, dia melancarkan agitasi yang bertitik tolak dari karakter keagamaan dan sektarian. Setiap sekte pada faktanya berwatak religius...(Lassale) jatuh pada kesalahan sama seperti dilakukan oleh Proudhon, yaitu:...yaitu agitasinya bukan diperoleh dari elemen-elemen sejati gerakan klas, tapi diperoleh dari resep-resep yang doktriner..."

"Dimana-mana, sekte itu melihat alasan keberadaan dan kehormatannya bukan pada kesamaan kepentingan dalam gerakan klas, namun lebih menyandarkan diri slogan-slogan yang membedakannya dari gerakan secara keseluruhan"

Marx dan Engels melihat bahwa upaya ADAV untuk mengekang tujuan gerakan buruh sebatas tujuan-tujuan reformis dalam bentuk pendirian-pendirian koperasi-koperasi pabrik yang didanai oleh pemerintah monarkhis borjuis pimpinan Kanselir Wilhelm Bismarck, kultus individu terhadap lassale, dan sentralisasi kekuasaan yang berlebihan, yang juga telah menjalar ke dalam serikat-serikat buruh yang didirikannya.

Marx menyarankan para pendukungnya di Jerman untuk tetap berada di luar ADAV dan membangun organisasi sendiri, yang dapat meletakan dasar bagi pendirian sebuah partai buruh berskala nasional. Langkah ini tercapai pada 1867 ketika Wilhelm Lubknecht---seorang mantan anggota Liga Komunis---dan kawannya August bebel, yang terpilih sebagai anggota Parlemen Wilayah Jerman bagian Utara. Sebagai hasilnya, dua tahun kemudian Liebknecht dan bebel mampu meletakan dasar-dasar bagi pembentukan partai buruh sosial demokrat---SAP---pada konggres yang diselenggarakan di Eisenach, Agustus 1869. Partai baru ini merupakan hasil fusi antara Liebknecht dan Bebel serta para pendukungnya yang tergabung dalam serikat bagi pendidikan masyarakat buruh Jerman di satu pihak ; dengan elemen-elemen oposisi yang dipimpin oleh Wilhelm Brache yang memisahkan diri dari ADAV, di pihak lainnya.



PERJUANGAN BAGI PERUMUSAN PROGRAM YANG TEGAS

Ketika pada tahun 1875 diselengarakan konggres persatuan di Gotha anatar SAP dan para pengikut Lassale dari ADAV, Marx dan Engels mengecam konsesi-konsesi teoritis yang diberikan para pemimpin SAP kepada kaum Lassaleis. Dalam kritik yang disampaikan kepada para pemimpin SAP, Marx dan Engels menulis :

"Setiap langkah gerakan yang nyta jauh lebih berharga ketimbang sekedar selusin program. Oleh karena itu, jika kita menimbang tidak mampu merumuskan program yang lebih maju dari program Eisenach---karena kondisinya tidak memungkinkan---maka akan lebih baik jika kita hanya menyepakati program kesepakatan untuk melancarkan aksi melawan musuh bersama"

Dalam surat yang ditujukan pada Bebel, Engels menyatakan bahwa ketimbang membuat konsesi-konsesi program dengan kaum Lassale-is, SAP seharusnya menanggapi proposal penggabungan oleh mereka dengan cermat dan berhati-hati, dan penggabungan organisasi hanya bisa terjadi dengan syarat mereka mau membuang slogan-slogan mereka yang sektarian, menolak ketergantungan mereka pada subsidi negara, menerapkan pesan-pesan yang terkandung dalam program yang dirumuskan di Eisenach atau merevisinya sesuai dengan kondisi sekarang.

Pada saat menomentari rancangan program penggabungan, Engels menulis, "Jika memang watak seperti itu yang akan diterapkan, maka saya dan Marx tak akan pernah berkesempatan menawarkan partai yang baru bagi pengikut kami ... Secara umum, program resmi partai memang kurang punya makna jika dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan partai. Akan tetapi juga mesti diingat bahwa sebuah program baru bagaimanapun juga adalah sebuah panji yang dikibarkan secara terbuka, dimana melalui hal itu masyarakat akan menilai karakter sebuah partai. Oleh karena itu jangan sampai program ini lebih terbelakang dari program Eisenach"

Peringatan yang diberikan Marx dan Engels ternyata tidak banyak mempengaruhi jalannya Kongres; penggabungan yang diselenggarakan di Gotha pada bulan Mei 1875. Konggres tersebut akhirnya melahirkan Partai Persatuan Buruh Sosialis Jerman (USAP).

Pada awalnya Marx dan Engels bermaksud mengumumkan keluarnya mereka dari partai baru tersebut, akan tetapi akhirnya diputuskan untuk tidak melakukannya. Dalam suratnya kepada Bebel tertanggal 12 Oktober 1875, Engels menulis: "Jika pers borjuis mempunyai seorang penulis yang kritis, maka ia akan meneliti program --kalimat perkalimat-- menyelidiki watak asli dari tiap-tiap kalimatnya; membongkar kontradiksi-kontradiksi dan kesalahan analisa ekonomi yang terkandung di dalamnya ... sehingga akan terbongkarlah penampilan partai yang buruk dan konyol. Tidak usah sebuah koran borjuis , silahkan kau lihat dan baca dari cara pandang komunistik. Kaum buruhpun bersikap sama. Hal inilah yang menyebabkan saya dan Marx tidak mengumumkan keluarnya kami secara terbuka."

Dibutuhkan waktu cukup lama bagi Marx dan Engels untuk menganggap USAP sebagai "partai kami". Sementara itu pada saat bersamaan mereka berdua menyampaikan keprihatinannya kepada para pemimpin USAP yang bersikap toleran terhadap tendensi ideologis yang bersifat non-proletariat dan borjuis kecil. Salah satu contohnya adalah dukungan yang sangat antusias yang diberikan oleh para intelektual USAP pimpinan Eduard Bernstein terhadap tulisan-tulisan Eugen Duhring.

Sebagai seorang asisten profesor di Universitas Berlin, melalui ceramah-ceramah dan tulisan-tulisannya, Duhring telah menyatakan bahwa dia telah menemukan sebuah "ilmu pengetahuan universal" yang menggantikan peran Marxisme. Bernstein dan para pendukung-pendukungnya menjadikan Duhring-isme sebagai doktrin teoritis gerakan klas buruh. Tidak ketinggalan Bebel pun menulis komentar yang menunjukan simpati terhadap Duhring dalam koran partai Volksstaat pada bulan Maret 1874. Bahkan Liebknecht sendiri mencoba meyakinkan Engels bahwa Duhring adalah orang yang "sangat jujur dan berada di pihak kita".

Keragu-raguan para pemimpin partai di Jerman, terhadap tantangan ideologis yang dikedepankan oleh Duhring atas Marxisme; membuat Engels --dengan dukungan Marx-- menulis dan mempublikasikan sebuah buku yang berjudul Anti Duhring pada tahun 1878. Buku ini berisi kecaman yang sangat keras atas pencampuradukan eklektis atas materialisme mekanis yang sangat primitif dan teori evolis idealis yang vulgar. Ini semua diserap oleh Duhring dari ilmu sosiologi positivis borjuis dan sosialisme borjuis kecil.

Sementara Engels melancarkan kritikan dan mendebat pandangan-pandangan Duhrin tersebut --pada saat yang sama-- pimpinan-pimpinan partai tidak sadar juga, dari orientasi mereka untuk memberikan konsesi-konsesi kepada kecenderungan ideologis borjuis kecil.

Partai Kaum Buruh dan Oportunisme Borjuis Kecil

Akibat-akibat yang lebih jauh dan serius dari problem ini muncul di tahun 1879. Ketika sebagian golongan konservatif di parlemen Jerman memberlakukan UU yang sangat konservatif. UU ini berwenang untuk melarang setiap --perhimpunan, serikat buruh, penerbitan dan kampanye-kampanye-- yang dianggap terlibat dalam penyebaran gagasan sosialis.

Pemberlakuan dari UU anti Sosialis ini, memaksa partai untuk menampilkan aktifitas-aktifitas publiknya dalam nama yang baru, yakni, Partai Sosialis Jerman atau SPD.

Perilaku bimbang pimpinan-pimpinan partai di Jerman dalam menghadapi kecenderungan ideologis borjuis kecil; membuat mereka terpancing untuk mendiskusikan kembali komposisi Dewan Editor (Dewan Penyunting) dari organ terbitan pusat. Padahal terbitan itu tinggal menunggu proses pencetakannya saja. Tadinya Karl Hirsch (salah saeorang dari jajaran pucuk pimpinan partai) yang seharusnya menjalankan fungsi editorial. Namun dalam sebuah pembicaraan yang dihadiri oleh Hirsch, terungkaplah fakta sebagai berikut. Bahwa selain Karl Hirsch sendiri --yang akan bertindak sebagai Dewan Editor di Leipzig, bersama Bebel dan Liebnicht-- terdapat juga sebuah dewan pengawas di Zurich, yang merupakan tempat akan dicetaknya materi terbitan partai. Anggota-anggota Dewan Pengawas tersebut, diantaranya Karl Huchberg (seorang reformis petualang) dan dua pengikut Eugen Duhring, yakni Carl Schramm dan Eduard Bernstein. Struktur Dewan Editor ini, dan juga ketergantungan yang sangat besar dari Hochberg (yang disebut-sebut Marx sebagai "dermawan" borjuis yang telah berhasil "memberi karcis masuk" kedalam partai)... Hal-hal inilah yang membuat kelompok (Dewan Pengawas) di Zurich, memilik kekuatan yang menentukan dalam mengontrol isi pemberitaan terbitan partai ini.

Karena merasa keberatan dipakai sebagai "pangan" belaka, Hirsch menolak ajakan untuk menjadi editor. Marx dan Engels mendukung sikap Hirsch. Dalam suratnya kepada Bebel --tertanggal 4 Agustus 1879-- Engels secara tegas menyatakan bahwa atas nama Marx dan dirinya sendiri ... dengan ini mereka melepaskan diri dari dari semua pertanggungjawaban atas penerbitan organ yang dilakukan di bawah naungan Hochberg.

Pada mulanya pimpinan-pimpinan partai di Jerman tidak paham, mengapa Marx dan Engels mengambil sikap seperti itu. Mereka mengira Marx dan Engels mempunyai masalah emosional atau bertindak secara tidak "fair’ atas Hochberg. Betapapun, tidak lama kemudian masalah sebenarnya terungkap. Pada awal September 1879, edisi pertama terbitan baru yang disunting oleh trio Zurich (Hochberg, Schramm dan Bernstein) muncul di Zurich. Terbitan itu berisi artikel yang berjudul "sebuah pengkajian retrospektif atas gerakan sosialis di Jerman". Di atas nama-nama penulis artikel tersebut tercantum tanda asteriks (tanda baca menyerupai bintang, sebagai berikut: --penerjemah). Cukup beralasan bahwa artikel ini ditulis oleh Trio Zurich tersebut.

Karya tersebut mencirikan sebuah menifesto yang dikeluarkan sebagai representasi semua elemen oportunis, sayap kanan dari partai-partai di Jerman. Marx menyatakan bahwa para penulis tersebut tidak lain dari "kumpulan karung sampah kontra revolusioner".

Artikel tersebut mengecam seluruh aktifitas revolusioner yang pernah dilakukan partai-partai di Jerman. Mereka juga mengutuk dukungan yang pernah diberikan untuk Komune Paris. Para penulis artikel tersebut mengkritik --sikap keras dan tegas partai atas pemberlakuan UU Anti Sosialis-- sebagai kegagalan partai untuk "menggelar tampilan moderat" di sepan publik. Artikel itu juga mengutuk perlawanan partai terhadap kaum borjuis. Lebih jauh lagi menganjurkan kebutuhan partai untuk mengundang sebanyak mungkin borjuasi ke dalam jajaran partai. Dan mengisi pos-pos penting dengan intelektual-intelektual borjuis, karena memandang kaum buruh begitu terbelakang tingkat pendidikannya. Singkatnya artikel tersebut mendesak partai untuk mengambil "jalan Legalitas" atau reformis.

Marx dan Engels benar-benar marah. Pada pertengahan bulan September mereka menyusun draft bagi surat edaran yang dikirimkan pada Bebel, Liebnecht, Bracke dan juga pimpinan lainnya dalam partai (di Jerman). Surat yang laxim disebut sebagai "Circular Letter" berisikan pernayataan bahwa organ partai yang baru telah dijadikan corong kepentingan pribadi oleh Trio Zurich. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa bagi kita, tidak ada lagi yang perlu kita sesalkan ... selain mendeklarasikan secara terbuka sikap dan perlawanan kita atasnya. Surat edaran ini mengkupas intisari dari posisi yang dianjurkan oleh "tiga tukang sensor dari Zurich". Lengkapnya sebagai berikut:

"Program (perjuangan klas pekerja bagi sosialisme) memang tidak perlu ditinggalkan, namun hanya perlu ditunda saja --sampai jangka waktu yang tidak ada batasnya--. Maka inilah konsekuensinya bila kita menerima usul "trio Zurich" tersebut. Maka walaupun kita sendiri yang menerimanya ... namun implikasinya/akibat-akibatnya sungguh-sungguh tidak akan hanya ditanggung sendiri sepanjang hayat kita ... Tapi bahkan akan terus berkelanjutan setelah kita mati. Implikasinya akan diwariskan kepada anak cucu-cicit kita ... Sementara pada saat yang sama "segenap energi dan kekuatan kita" dicurahkan pada hal-hal yang sepele dan melakukan antisipasi yang tambal sulam atas tatanan masyarakat kapitalis ... Sehingga setidaknya akan timbul kesan bahwa kita mengerjakan sesuatu (tanpa menukik pada akar permasalahnnya, yakni penyingkiran borjuasi). Semua ini adalah ... pencerminan dari pandangan dan kepentingan borjuasi yang ingin didengarkan suaranya ... yang begitu "penuh perhatian" pada kaum proletar (karena menyadari betul potensi revolusioner yang sedemikian besar dari proletar sebagi sebuah klas ... Agar Proletariat dapat dibujuk supaya "tidak melangkah terlalu maju" ke muka".

Dalam surat edaran yang ditujukan pada para pimpinan SPD, Marx dan Engels menyatakan bahwa mereka menemukan hal ini sebagai "sesuatu yang tak dapat mereka mengerti" ... Bahwa partai "dapat memberikan toleransi yang begitu longgar pada para penulis artikel semacam itu". Para Trio Zurich itu --tandasnya-- sarat dengan konsep-konsep borjuis dan borjuis kecil. Di negeri Borjuis kecil seperti Jerman ini, konsep-konsep ini memang mendapatkan pembenarannya. Namun pembenaran ini hanya di luar lingkup Partai Sosialis Demokrat. Kalau "tuan-tuan" di Zurich tersebut menggolongkan diri mereka sendiri sebagai anggota Partai Borjuis Kecil Sosial Jerman Demokrat ... mereka boleh-boleh saja melakukannya. Namun kita tidak perlu berurusan dengan mereka, apalagi membiarkan mereka membangun sebuah klik demi kepentingan mereka sendiri. Kami ingin menegaskan bahwa dalam sebuah partai kaum buruh mereka inilah yang disebut sebagai elemen "perusak yang cabul". Kalau memang ada alasan dan pertimbangan-pertimbangan demi kepentingan partai secara keseluruhan untuk tetap membiarkan mereka sementara ini ... Adalah tugas kami juga untuk mencegah pengaruh-pengaruh merusak mereka dalam kepemimpinan partai. Sehingga perlu dicamkan bahwa pemisahan dengan mereka hanyalah masalah waktu saja, dan waktu tersebut nampaknya telah menjelang tiba".

Pimpinan SDP menanggapi surat Marx dan Engelas tersebut dengan menunda rencana mereka untuk melibatkan Hochberg, Schram dan Bernstein dalam penerbitan organ sentral partai berikutnya. Namun mereka tidak menjalankan saran Marx dan Engels untuk memutus hubungan dengan kaum oportunis sayap kanan seperti mereka. Para pimpinan tetap membiarkan Bernstein dan antek-anteknya menyebarkan pandangan-pandangan reformis borjuis kecil, dalam organ sentral partai, yakni dala mingguan Sozialdemokrat. Pada awal Desember 1879 pimpinan SPD menunjuk Bernstein sebagai editor Sozialdemokrat. Untuk itu, Engels menyurati Bebel. Engels berkata: "(kalau) kamu tetap memandang orang-orang ini sebagai komrad-komrad partai ... maka kami tidak. Kami tidak akan melakukannya. Pokok yang menjadi permasalahan adalah pokok yang tidak dapat lagi didiskusikan dalam partai proletariat manapun. Membiarkannya masuk dalam diskusi-diskusi didalam tubuh partai, akan bermuara pada pertanyaan keji mereka: Apa untungnnya Sosialisme bagi klas buruh?".

Sebagai hasil dari kritik/kecaman yang secara konsisten dilancarkan oleh Marx dan Engels ... pandangan kaum reformis tersebut akhirnya ditolak oleh SPD, dalam konggres bawah tanahnya yang pertama di Swiss, pada bulan Agustus 1880. Setelah pergumulan keras ini, Bernstein menampakan dirinya sebagai orang yang telah menyesali pandangan-pandangan reformisnya. Namun belum genap satu tahun kematian Engels di tahun 1895 ... Ternyata lagi-lagi Bernstein mengedepankan "Revisi", "perbaikan" atas Marxisme. Dan lagi ... sekalipun partai secara formal mengutuk pandangan kolaborasi klas yang reformis dari Bernstein; pimpinan partai tidak kunjung menyingkirkan kecenderungan oportunis di dalam partai secara organisasional. Dalam kenyataannya, setelah kematian Engels, kepemimpinan baru SPD dikepalai oleh Karl Kautsky. Kautsky mengembangkan konsepsi partai pekerja yang membenarkan ko-eksistensi (baca: hidup berdampingan secara damai) antara proletariat revolusioner dengan kaum reformis borjuis kecil di dalam SPD. Hal inilah yang dimaksud oleh doktrin Karl Kautsky tentang "partai yang meliputi seluruh Klas". Dimana partai kaum buruh, harus menyertakan didalamnya berbagai kecenderungan yang mengklaim dirinya sebagai (kaum sosialis).

Kautsky sendiri telah meninggalkan kesan yang tidak menyenangkan ketika ia mengunjungi Marx di tahun 1881. Pada tanggal 11 April 1881 Marx menulis kepada anak perempuannya yang tertua, Jenny. Diantaranya tertulis, "Ketika yuan baik hati (Kautsky) itu berdiri dihadapanku, pertanyaan pertama yang diajukannya justru sedemikian mengganggu. Ucapnya. "Apakah kamu mirip ibumu sendiri?". tentu tidak, dia berusaha meyakinkan diriku. Aku secara pribadi mengucapkan selamat kepada ibu yang telah melahirkan anak yang begitu "sopan" seperti ini. Tuan "sopan" ini berasal dari latar belakang yang biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang benar-benar luar biasa dari padanya. Namun ia begitu congkak. Seorang yang nampak ingin dianggap getol dengan ketekunannya. Ia banyak berbicara tentang statistik , namun untuk diterapkan pada hal-hal yang sepele. Kiranya tidak berlebihan kalau orang menganggap bahwa ia berasal dari gerombolan orang-orang murtad. Namun lain bagiku, ia tampak biasa-biasa saja bagiku."

Dalam bulan-bulan pertama perkenalannya, Engels juga menggambarkan Kautsky sebagai orang yang terlahir dengan kecenderungan suka memamerkan apa-apa yang dianggap lebih oleh-nya. Singkatnya menurut Engels: "Bukannya berusaha menyederhanakan permasalahan-permasalahan yang rumit, malah ia membuat rumit persoalan-persoalan yang remeh".

Kelemahan-kelemahan Kautsky ini memaiknkan peran yang menentukan dalam proses perjalanan politiknya terutama setelah kematian Engels. Kautsky, kemudian, menjadi penganjur teori perdamaian dengan para reformis kolaboratoris-klas didalam tubuh SPD dan gerakan sosialis Internasional. Kautsky juga bertanggung jawab atas rekomendai yang diberikannya pada seorang menteri (dalam lingkaran SPD) yang duduk dalam pemerintahan. Rekomendai itu berkenaan dengan perintah untuk melibas aksi massa besar-besaran kaum buruh di Berlin pada tahun 1919. Pembantaian atas gerakan kaum buruh ini dilakukan dengan sangat berdarah dan keji, oleh tentara borjuis dan sayap kanan "Korps kematian" (Freikopers).

Konsep Kautsky (dan pengikut-pengikutnya) tentang gerakan Partai Pekerja

Kautsky --sebagaimana yang telah diajarkan oleh Marx dan Engels-- meletakan basis sosial dari oportunisme didalam gerakan sosialis, sebagai hasil dari dua fenomena. Pertama, yakni, intelektual-intelektual borjuis yang melibatkan dirinya dalam gerakan sosialis, namun tidak sanggup membebaskan dirinya dari prasangka-prasangka borjuis. Kedua, yaitu, kaum buruh yang baru terproletarisasi, yang masih mempertahankan suasana psikologi sosial dari cara hidup borjuis kecil. Selain Rosa Luxemburg, tidak ada kaum sosialis yang berhasil mengidentifikasi sumber utama penyebab oportunisme ini, sebelum tahun 1914. Sumber utama tersebut adalah dibiarkannya/dipeliharanya konsensus yang membiarkan serikat-serikat buruh tertentu menikmati hak-hak istimewa dari pemerintah, dan diterimanya segelintir perwakilan partai pekerja di dalam parlemen.

Sementara memimpin perlawanan teoritis menghadapi oportunisme di dalam tubuh SPD ... Secara keliru Rosa Luxemburg menganggap bahwa persoalan oportunisme bisa dituntaskan dengan kenaikan jumlah perjuangan klas yang militan. Dalam amanatnya kepada Henriette Roland Holst (seorang sosialis sayap kiri di Belanda), Luxemburg menulis: "Oportunisme adalah seperti sebuah tanaman rawa yang berkembang biak dan menjalar dalam genangan air yang deras tanaman itu akan hanyut dan mati sendiri".

Sebagai konsekuensinya Luxemburg gagal menegakan perjuangan untuk membela sosialis revolusioner di dalam tubuh SPD. Ia tidak melakukan pembelaan organisasional atas kaum oportunis, dengan membangun organisasi terpisah yang tersentralisir, yang hanya terdiri dari revolusionis proletariat. Malah sebaliknya, ditahun 1904-1905, Luxemburg mengusulkan peningkatkan sentralisasi atas SPD yang "inklusif" (yang merangkul dan melibatkan semua kelompok).

Di tahun 1904, Luxemburg menulis sebuah artikel yang berjudul "permasalahan-permaslahan organisasional dalam Sosial Demokrat Rusia". Dalam tulisan ini Luxemburg menolak rancangan Lenin untuk membangun partai tersentralisasi dari revolusionis-revolusionis profesional di Rusia. Ia menolaknya, karena kuatir --bahwa di negara-negara yang kondisi sosialnya masih demikian terbelakang-- partai-partai semacam itu hanya akan dijadikan alat oleh kekuatan-kekuatan oportunis. Luxemburg melanjutkan bahwa --dinegeri-negeri yang kondisi sosialnya lebih maju-- seperti halnya Jerman ..." ketegasan yang lebih tinggi dalam penerapan prinsip-prinsip disiplin dan sentralisme-- terutama yang diformulasikan dalam AD/ART partai-- akan menjadi benteng penghalang terhadap ancaman oportunis". Perkembangan yang lebih lanjut dari SPD di Jerman maupun Bolsheviks di Rusia akan menunjukan, bahwa sentralisme partai yang lebih tinggi akan mempunyai dinamika politik yang berbeda, berkenaan dengan permasalahan oportunisme ... bagi sebuah partai yang didominasi oleh kariris profesional (para pengajar karir profesional), dibandingkan dengan partai yang didominasi oleh revolusionis-revolusionis profesional.



Sumbangan Lenin bagi Konsep Marxis tentang Partai Pekerja

Lenin belum menolak konsepsi-konsepsi Kautsky tentang partai pekerja sampai tahun 1914-1915. Lenin benar-benar menolak secara tegas konsep Kautsky ... ketika ia menyaksikan bahwa partai-partai sosial demokrat Eropa memberikan sokongan kepada pemerintah mereka masing-masing, dalam perang dunia antar kaum imperialis. Hal ini semua meneguhkannya bahwa partai-partai ini tidak lagi merupakan partai pekerja, tetapi "partai-partai oportunis borjuis kecil". Betapapun ditingkat praktek,ditahun-tahun sebelum 1914, pendekatan yang dilakukan oleh Lenin dalam melawan oportunisme didalam pergerakan buruh Rusia, memiliki begitu banyak persamaan dengan metode dan taktik yang telah dianjurkan kepada siapapun juga di SPD.

Pendekatan yang dilakukan oleh Lenin terfokus pada upaya membangun partai tersentralisir secara demokratis, yang meliputi kader-kader Marxist yang memiliki orientasi pendidikan untuk kemajuan kaum buruh ... yang direkrut dari kaum buruh sendiri yang sudah memiliki taraf teori yang cukup maju ... Hal ini sama penting untuk tetap mempertahankan kepentingan klas dalam keseluruhannya, sehingga partai pekerja tidak akan mengabdi pada kepentingan segelintir anggotanya. Ditengah degup jantung orientasi inilah terdapat perjuangan ideologis yang sistematik melawan kecenderungan oportunis borjuis kecil dalam gerakan buruh Rusia. Diawali dengan perjuangan melawan "ekonomisme" di tahun 1894-1902, sampai pada tingkatan pembelahan organisasional atas elemen-elemen proletariat yang revolusioner dari kecenderungan yang menyimpang tersebut.

Setelah tahun 1914, Leninlah yang mengajukan satu-satunya pemecahan yang setia pada Marxisme, atas akar-akar permasalahan sosial dari politik sistem kolaborasionis-klas ... yang mendominasi gerakan buruh di seluruh negeri kapitalis mutakhir. Dalam membuat analisisnya, Leninn belajar dari penjelasan yang dibuat Engels. Ketika Engels mengkalkulasi tingkat kematangan, yang memberikan peluang bagi kecenderungan-kecenderungan reformis dalam gerakan buruh di Inggris ... Engels menunjukan bagaimana gerakan buruh di Inggris terperosok dalam sistem yang terkonsolidasi, dari kolaborasi politik terbuka --antara serikat-serikat buruh dan borjuasi Inggris-- pada paruh kedua abad 19.

Engels menambahkan bahwa sumber keuntungan yang melimpah ruah yang dimiliki para kapitalis Inggris, didatangkan dari monopoli temporer atas produksi-produksi industrial dan dari koloni-koloni jajahan Inggris. Sebagian kecil keuntungan digunakan untuk menjamin (baca:menyogok) konsep-konsep ekonomi-politik atas "segelintir, minoritas yang diberikan hak-hak istimewa" dalam kaum buruh di Inggris. Keseluruhan hal inilah yang pada gilirannya menjadi basis sosial atas karakter konservatif dari serikat buruh Inggris. Pada waktu itu Engels mengira bahwa konservatisme "buruh aristokrat" tersebut akan dilenyapkan lewat perkembangan tingkat kemajuan kapitalisme industrial di negeri-negeri lain (yang akan berimbas ke Inggris).

Sambil mendasarkan dirinya pada analisis yang dikemukakan Engels, Lenin menunjukan bahwa fenomena sosial ini telah menjadi bentuk yang permanen ... didalam semua negeri-negeri kapitalis maju, yang muncul diakhir tahun 1890-an.

Lenin mengembangkan konsep tentang peran dan watak dari partai kaum buruh, yang diperlukan untuk memerangi oportunisme dalam gerakan buruh di neger-negeri kapitalis maju. Kesemua ini dilakukan oleh Lenin --ditengah-tengah gencarnya usaha untuk membuka praktek kolaborasionis-klas-- oleh para pemimpin partai sosial-demokrat di Eropa ... setelah pecahnya perang dunia I pada Agustus 1914. Konsepsi ini didasrkan pada pengkupasan kecenderungan umum atas hakekat dan orientasi partai Bolsheviks di Rusia --satu-satunya partai di Eropa yang teruji kesetiaannya dengan tegak berdiri, melawan arus gelombang histeria para Chauvinis paham kebangsaan yang menyelimuti kaum buruh Eropa --pada momentum meletusnya perang dunia I antara para imperialis.

Berbeda dengan sangkaan ideologi-ideologi kaum borjuis dan beberapa orang kiri masa kini. Konsepsi Lenin tentang partai Proletariat bukan merupakan pencarian dari garis pemikiran Marx dan Engels --berkenaan dengan permasalahan kepartaian. Sebaliknya konsepsi Lenin merupakan pengembangan dan pengkayaan jenis pemikiran mereka berdua. Konsepsi ini dicapai lewat kesetiaan dan keteguhan pada prinsip-prinsip Marxisme yang termaktub dalam Manifesto Komunis. Namun --sekali lagi-- Lenin memperlakukan prinsip-prinsip marxisme, sebagaimana yang diharapkan oleh para penggalinya. Yakni tidak memperlakukannya sebagai dogma, yang selalu cocok untuk sepanjang masa dan kondisi, namun Lenin memperlakukannya sebagai panduan untuk aksi revolusioner.

Marx dan Engels senantiasa menekankan bahwa pengujian dari tiap teori adalah pada hasil-hasil prakteknya (di lapangan). Atau sebagimmana yang kerap dinyatakan Engels, "pengujian atas enaknya semangkok agar-agar puding adalah dengan melahapnya". Revolusi Bolsheviks pada tahun 1917, menyediakan ujian terbesar bagi validitas konsepsi Marxis tentang partai kaum buruh. Revolusi ini menunjukan secara telak bahwa hanya kaum Bolsheviks yang dapat melakukan tugas tersebut. Itulah sebabnya kami yang tergabung dalam Partai Sosialis Demokratik (Democratic Sosialist Party--Australia. pent) begitu yakin bahwa inilah satu-satunya partai yang memungkinkan klas pekerja untuk mewujudkan misi historis dunianya. Untuk menyingkirkan dunia dari cengkeraman kapitalisme dan menghantarkan pemerdekaan manusia dalam masyarakat Komunis.

* * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar