GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Rabu, 01 September 2010

ENGELS TENTANG ARTI PENTING PERJUANGAN TEORI

“Dogmatisme, doktrinisme”, “pembatuan Partai—hukuman yang tak terelakkan atas pencupetan pikiran secara kekerasan”—inilah musuh-musuh yang terhadapnya pembela-pembela “kebebasan mengkritik” dalam Raboceye Dyelo secara ksatria mengangkat senjata. Kita gembira sekali bahwa soal ini telah masuk acara dan kita hanya akan mengusulkan untuk menambahnya satu pertanyaan lagi:



Siapakah yang menjadi hakim ?





Di hadapan kita terletak dua pengumuman penerbit. Yang satu, Program Organ Berkala Perserikatan Sosial-Demokrat Rusia—“Raboceye Dyelo” (cetakan ulang dari Raboceye Dyelo No. 1). Lainnya pengumuman tentang dimulainya lagi penerbitan-penerbitan grup Pembebasan Kerja.41 Kedua-duanya bertanggal 1899, ketika “krisis Marxisme” sudah lama jadi pembicaraan. Dan apa yang kita jumpai ? Dalam pengumuman yang pertama akan sia-sia saja orang mencari sesuatu petunjuk mengenai gejala ini, atau suatu pernyataan yagn tegas tentang pendirian yang hendak diambil oleh organ baru tersebut mengenai soal ini. Mengenai pekerjaan teori dan tugas-tugas mendesak sekarang sepatah kata pun tidak disebut-sebut, baik dalam program ini maupun dalam lampiran-lampirannya yang diterima oleh Kongres ke-III Perserikatan tersebut dalam tahun 1901 (Dua Kongres, hlm. 15-18). Selama seluruh masa ini dewan redaksi Raboceye Dyelo tidak mau tahu tentang soal-soal teori, meskipun kenyataannya soal-soal ini merisaukan semua orang sosial-demokrat di seluruh dunia.



Sebaliknya, pengumuman lainnya pertama-tama menunjukkan berkurangnya minat pada teori dalam tahun-tahun belakangan ini, dengan mendesak menuntut “perhatian yang waspada terhadap segi teori dari gerakan revolusioner proletariat” dan menyerukan “kritik yang tak kenal ampun terhadap kecenderungan-kecenderungan Bernsteinis dan kecenderungan-kecenderungan anti-revolusioner lainnya” dalam gerakan kita. Nomor-nomor Zarya yang telah terbit menunjukkan bagaimana program ini telah dilaksanakan.



Jadi, kita lihat bahwa kata-kata muluk yang menentang pembatuan pikiran, dsb, itu menyembunyikan sikap acuh tak acuh terhadap dan ketidakberdayaan dalam pengembangan pikiran teori. Kasus kaum sosial-demokrat Rusia dengan menyolok sekali menggambarkan gejala umum di seluruh Eropa (yang sudah lama dicatat juga oleh kaum Marxis Jerman) bahwa kebebasan mengkritik yang termasyur itu bukanlah berarti penggantian satu teori dengan teori lainnya, melainkan bebas dari segala teori yang integral dan dipikirkan baik-baik; ia berarti eklektisisme dan ketiadaan prinsip. Mereka yang sedikit saja mengenal keadaan sebenarnya gerakan kita, tidk bisa melihat bahwa tersebarnya secara luas Marxisme dibarengi dengan penurunan tertentu taraf teori. Tidak sedikit orang dengan pendidikan teori yang sangat sedikit dan bahkan sama sekali tidak mempunyai pendidikan teori masuk gerakan karena arti praktisnya dan sukses-sukses praktisnya. Kita dapt menilai dari sini betapa tidak bijaksananya Raboceye Dyelo ketika, dengan lagak seperti pemenang, mengutip kata-kata Marx: “Setiap langkah gerakan yang nyata lebih penting daripada selusin program”42. Mengulangi kata-kata ini dalam masa kekacauan teori adalah sama dengan meneriakkan “Selamat hari lahir !” kepada iring-iringan pemakaman. Dan lagi kata-kata Marx ini diambil dari suratnya tentang Program Gotha, dimana Marx dengan tajam mencela eklektisisme dalam perumusan prinsip-prinsip: jika harus bersatu, tulis Marx kepada pemimpin-pemimpin partai, maka adakanlah persetujuan-persetujuan guna memenuhi tujuan-tujuan praktis gerakan, tetapi jangan memperkenankan adanya tawar-menawar mengenai prinsip, jangan memberikan “konsesi” dalam soal-soal teori. Inilah pikiran Marx, tetapi di kalangan kita terdapat orang-orang yang berusah keras—atas nama Marx—meremahkan arti penting teori !



Tanpa teori revolusioner tak mungkin ada gerakan revolusioner. Tidak cukup hanya bertahan pada pikiran ini pada waktu pengkotbahan oportunisme yang sedang menjadi mode itu berpadu dengan kegila-gilaan pada bentuk-bentuk aktivitas praktis yang sesempit-sempitnya. Tetapi bagi kaum sosial-demokrat Rusia arti penting teori itu bertambah besar karena tiga keadaan lagi yang sering dilupakan, yaitu: pertama, karena kenyataan bahwa Partai kita baru saja berdiri, wajahnya baru saja terbentuk dan ia masih jauh daripada meyelesaikan perhitungan dengan aliran-aliran pikiran revolusioner lain yang mengancam akan membelokkan gerakan dari jalan yang benar. Sebaliknya, justru masa belakangan ini saja ditandai dengan kehidupan kembali aliran-aliran revolusioner non sosial-demokratis (sebagaimana sudah lama Akselrod memperingatkan memperingatkan kaum ekonomis). Di bawah syarat-syarat demikian ini, apa yang sepintas kilas tampaknya suatu kesalahan yang “tak penting” bisa membawa akibat yang sangat menyedihkan, dan hanya orang-orang yang cupet bisa memandang perdebatan-perdebatan faksi dan pembedaan secara keras di antara berbagai corak warna sebagai tidak pada waktunya atau berlebih-lebihan. Hari depan sosial-demokrasi Rusia untuk masa bertahun-tahunyang akan datang mungkin bergantung pada pengokohan satu atau lain “corak warna” itu.



Kedua, gerakan sosial-demokratis menurut intisarinya adalah gerakan internasional. Ini berarti bukan hanya bahwa kita harus memberantas chauvinisme nasional. Ini berarti juga bahwa gerakan yang sedang mulai di sebuah negeri yang masih muda dapat berhasil baik hanya jika ia menerapkan pengalaman negeri-negeri lain. Tetapi untuk menerapkan pengalaman ini tidaklah cukup hanya mengetahuinya atau semata-mata menyalin resolusi-resolusi yang terakhir. Untuk ini dibutuhkan kecakapan memperlakukan pengalaman ini secara kritis dan mengujinya secara bebas. Setiap orang yang menyadari betapa besar pertumbuhan dan bercabang-cabangnya gerakan buruh modern akan mengerti betapa banyak dibutuhkan cadangan kekuatan teori dan pengalaman politik (dan juga pengalaman revolusioner) untuk melaksanakan tugas ini.



Ketiga, tugas-tugas nasional sosial-demokrasi Rusia adalah sedemikian rupa, yang belum pernah dihadapi oleh partai sosialis lain mana pun juga di dunia ini. Nanti kami akan membicarakan kewajiban-kewajiban politik dan organisasi yang dipikulkan pada kita oleh tugas membebaskan seluruh rakyat dari penindasan otokrasi. Sekarang ini kami hanya ingin menunjukkan bahwa peranan pejuang pelopor dapat dilakukan hanya oleh partai yang dibimbing oleh teori yang paling maju. Sedang guna memperoleh sedikit pengertian yang konkrit tentang apa arti kalimat ini, hendaklah pembaca mengingat pendahulu-pendahulu sosial-demokrasi Rusia seperti Herzen, Belinski, Cernisyevski dan kelompok orang-orang revolusioner cemerlang pada tahun 70-an; hendaklah pembaca renungkan arti internasional yang diperoleh literatur Rusia sekarang, hendaklah pembaca…..tetapi cukuplah sekian !



Baiklah kita kutip apa kata Engels dalam tahun 1874 mengenai arti penting teori dalam gerakan sosial-demokratis. Engels mengakui bukan dua bentuk perjuangan besar sosial-demokrasi (politik dan ekonomi), sebagaimana lazim di kalangan kita, melainkan tiga, dengan menempatkan perjuangan teori setaraf dengan dua perjuangan yang pertama itu. Anjuran-anjurannya kepada gerakan buruh Jerman yang telah menjadi kuat dalam praktek dan politik, begitu mengandung pelajaran dilihat dari sudut masalah-masalah dan perdebatan-perdebatan dewasa ini, sehingga kami berharap pembaca tak akan menyesali kami karena panjangnya bagian yang kami kutip dari kata pendahuluannya pada brosur Der deutsche Bauernkrieg*, yang sudah lama menjadi barang unik besar bibliografi.



“Kaum buruh Jerman mempunyai dua keunggulan penting dibanding kaum buruh Eropa lainnya. Pertama, mereka termasuk rakyat Eropa yang paling teoritis dan mereka masih mempunyai rasa teori yang sudah hampir lenyap sama sekali pada apa yang dinamakan klas-klas “terpelajar” di Jerman. Tanpa filsafat Jerman yang mendahuluinya, terutama filsafat Hegel, maka sosialisme ilmiah Jerman—satu-satunya sosialisme ilmiah yang pernah ada—tak akan lahir. Tanpa rasa teori ini di kalangan kaum buruh, sosialisme ilmiah ini tak akan merasuk ke dalam darah daging mereka sebagaimana halnya kita lihat sekarang. Betapa tak berhingganya keunggulan ini dapat dilihat, di satu pihak, dari sikap acuh tak acuh terhadap segala teori, yang menjadi salah satu sebab pokok mengapa gerakan buruh Inggris maju begitu perlahan-lahan meskipun bagus sekali organisasi dari satu-satu serikat buruh; dan di pihak lain, dari kekalutan dan kegoyangan yangtelah ditimbulkan oleh Proudhonisme, dalam bentuk aslinya, di kalangan orang-orang Perancis dan Belgia dan, dalam bentuk yang dikarikaturkan lebih jauh oleh Bakunin, di kalangan orang-orang Spanyol dan Italia.



Keunggulan kedua ialah bahwa orang-orang Jerman hampir yang paling belakangan ikut serta dalam gerakan buruh. Sebagaimana sosialisme teori Jerman tak akan melupakan bahwa ia bersandar pada Saint-Simon, Fourier dan Owen—tiga ahli pikir yang, kendatipun segala kefantastisan dan segala utopisme ajaran-ajaran mereka, termasuk ahli pikir terbesar dari segala zaman dan yang secara zenial meramalkan kebenaran-kebenaran yang tak terhitung banyaknya, yang ketepatannya sekarang sedang kita buktikan secara ilmiah—maka demikian juga gerakan praktis kaum buruh Jerman sekali-kali jangan melupakan bahwa ia telah berkembang di atas dasar gerakan Inggris dan Perancis, bahwa ia dapat begitu saja menggunakan pengalaman mereka yang dibeli dengan mahal dan sekarang dapat menghindari kesalahan-kesalahan mereka yang pada masa itu dalam banyak hal tak dapat dihindari. Tanpa teladan serikat-serikat buruh Inggris dan perjuangan-perjuangan politik kaum buruh Perancis, tanpa dorongan maha besar yang terutama diberikan oleh Komune Paris, dimana kiranya kita berada sekarang ?



Perlu diberikan pengakuan kepada kaum buruh Jerman bahwa mereka telah menggunakan keuntungan-keuntungan dari posisi mereka dengan kecakapan yang jarang terdapt. Untuk pertama kalinya sejak adanya gerakan buruh, perjuangan dilakukan secara berencana dari ketiga seginya yang dikoordinasi dan dihubungkan satu sama lain: dari segi teori, politik dan ekonomi-praktis (perlawanan terhadap kaum kapitalis). Justru dalam serangan yang, boleh dikatakan, dipusatkan ini terletak kekuatan dan tak terkalahkannya gerakan Jerman.



Karena posisi yang menguntungkan ini, di satu pihak, dan karena kekhususan-kehususan kepulauan dari gerakan Inggris dan penindasan gerakan Perancis dengan kekerasan, di pihak lain, maka kaum buruh Jerman pada saat ini telah ditempatkan di barisan depan perjuangan proletar. Berapa lama peristiwa-peristiwa akan mengizinkan mereka menempati kedudukan terhormat ini tidak dapat diramalkan. Tapi baiklah kita berharap bahwa selama menempati kedudukan tersebut mereka akan memenuhi kewajiban-kewajiban yang dipikulan kepada mereka oleh kedudukan itu dengan sepatutnya. Untuk itu dituntut usahayang dilipatduakan dalam segala bidang perjuangan dan agitasi. Terutama adalah kewajiban para pemimpin untuk memperoleh pengertian yang senantiasa semkin jelas tentang semua soal teori, untuk kian lama kian membebaskan diri dari pengaruh kata-kata tradisional warisan pandangan dunia lama, dan selalu mengingat bahwa sosialisme, sejak ia menjadi ilmu, menuntut supaya ia diperlakukan sebagai ilmu, yaitu supaya ia dipelajari. Perlu menyebarluaskan dengan ketekunan yang terus meningkat di kalangan massa buruh pengertian yang jernih yang diperoleh demikain itu dan memadukan dengan semakinkokoh organisasi partai maupun organisasi serikat buruh…..



…Jika kaum buruh Jerman maju secara demikian, mereka justru tidak berjalan berbaris di depan gerakan—sama sekali bukan untuk kepentingan gerakan ini bahwa kaum buruh sesuatu negeri berbaris maju di depannya—namun demikian akan menduduki tempat terhormat dalam deretan pejuang; dan mereka alkan siap dengan bersenjata lengkap apabila ujian-ujian berat yang tak diduga-duga ataupun peristiwa-peristiwa besar menuntut dari mereka keberanian yang lebih besar, tekad dan enerji yang lebih besar”43.



Kata-kata Engels itu ternyata bersifat ramalan. Beberapa tahun kemudian buruh Jerman mengalami percobaan-percobaan berat yang tak diduga-duga dalam bentuk Undang-Undang Anti Sosialis. Dan kaum buruh Jerman benar-benar menghadapinya dengan bersenjata lengkap dan berhasil keluar dari ujian-ujian ini dengan kemenangan.



Proletariat Rusia pasti akan menghadapi ujian-ujian yang tak terhingga lebih beratnya, ia pasti akan berjuang melawan raksasa, dan dibandingkan raksasa ini Undang-Undang Anti Sosialis di negeri konstitusional itu nampak sebagai orang kate saja. Sekarang sejarah menghadapkan kita pada tugas terdekat yang merupakan tugas yang paling revolusioner dari semua tugas terdekat yang dihadapi proletariat negeri manapun juga. Pelaksanaan tugas ini, yaitu menghancurkan benteng yang terkuat bukan hanya dari rekasi Eropa melainkan juga (sekarang boleh dikatakan) dari reaksi Asia, akan menjadikan proletariat Rusia pelopor proletariat revolusioner internasioanl. Dan kita berhak untuk mengharapkan memperoleh gelar terhormat ini yagn telah didapat oleh pendahulu-pendahulu kita, kaum revolusioner tahun-tahun 70-an, jika kita berhasil menjiwai gerakan kita yang seribu kali lebih luas dan lebih mendalam dengan tekad tulus ikhlas dan enerji yang sama.



* * *

41 Grup Pembebasan Kerja—grup Marxis Rusia yang pertama, diorganisasi oleh G. W. Plekhanov di Jenewa dalam tahun 1883. dalam Kongres ke-II PBSDR pada bulan Agustus 1904, grup ini menyatakan bubar.



Grup ini telah berbuat banyak untuk menyebarkan Marxisme di Rusia. Ia menerjemahkan karya-karya Marxis seperti; Manifesto Partai Komunis oleh Marx dan Engels, Kerja Upahan dan Kapital oleh Marx, dan Perkembangan Sosialisme Dari Utopi Menjadi Ilmu oleh Engels, menerbitkannya di luar negeri dan secara ilegal menyebarkannya di Rusia. Plekhanov beserta grupnya memberi pukulan serius pada Narodisme. Tetapi grup itu membuat beberapa kesalahan serius yang merupakan proyeksi bakal pandangan-pandangan Menshevik dari Plekhanov dan anggota-anggota lain grup itu.



42 Karl Marx dan Friedrich Engels, Pilihan Karya, edisi Inggris, BPBA, Moskow, 1951, Jilid II, hlm. 15.

* Dritter Abdruck. Leipzig, 1875. Verlag der Genossenschafts-buchdruckerei. (Perang Tani Di Jerman, edisi ke-3, Leipzig, 1875. Penerbit Kooperatif.—Red)

43 Lenin mengutip dari Karya Engels Kata Pendahuluan Perang Tani Di Jerman (Karl Marx dan Friedrich Engels, Pilihan Karya, edisi Inggris, Moskow, 1951, Jilid I, hlm. 590-591)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar