GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Kamis, 16 September 2010

Hasil Panen Gagal, Puluhan Petani Semangka Mengamuk

Kamis, 16/09/2010 16:39 WIB
 Samsul Hadi - detikSurabaya
Nganjuk - Puluhan petani semangka di Desa Begadung Kecamatan Kota Kabupaten Nganjuk, mengamuk. Mereka memecahkan buah semangka di ladang yang dimiliki karena hasil panen dianggap gagal dan tidak sepadan dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

Aksi ini dilakukan spontan sebagai bentuk kekecewaan atas sikap pemerintah
yang dianggap diam, atas kondisi hasil panen buruk yang dialami petani. Tanpa
dikomando petani beramai-ramai memetik buah semangka dari ladangnya masing-masing. Mereka bukan menjual ke penadah melainkan dibanting ke tanah dan jalanan
di sekitar ladang.  


"Karuan lek rugi yo rugi mesisan. (Kalau memang rugi ya rugi sekalian)," teriak
Ridwan, salah satu petani semangka dengan nada emosi, sambil membanting buah
semangka dari ladangnya ke aspal, Kamis (16/9/2010).

Ridwan menambahkan, musim panen tahun ini merupakan saat terburuk yang dialami
petani dalam beberapa tahun terakhir. Buah semangka yang ditanam dengan modal hingga Rp 16 juta per hektar, tiba-tiba saat dipanen justru busuk dan tak laku dijual. Ironisnya, pemerintah daerah setempat dianggap diam dan tak memberikan perhatian sama sekali.

"Lek wes ngerti udane deres, kudune pemerintah itu ngekei saran piye supoyo petani
gak rugi. Lha iki gak, sampak panene elek panggah ae gak enek tanggapan. (Kalau
sudah tahu curah hujan tinggi, pemerintah harusnya memberi saran bagaimana agar
petani tidak merugi. Lha ini tidak, sampai hasil panen buruk tetap saja tidak ada
tanggapan)," tandas Ridwan dibenarkan petani lainnya.

Akibat aksi petani ini, jalanan di sekitar ladang yang tadinya bersih menjadi sangat kotor dan licin. Petugas pemerintah desa setempat yang datang bersama staf Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, tak dapat membendung kekecewaan petani.

Sementara petugas penyuluh hama dan penyakit tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Joko Irwanto dalam penjelasannya ke petani hanya bisa meminta agar
buruknya hasil panen disikapi dengan sabar. Curah hujan tinggi yang menjadi penyebab dianggap sebagai kehendak Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dapat dikendalikan oleh Dinas Pertanian.

"Kalau kami boleh meminta, ya mintanya hujan jangan terus menerus agar hasil panen
petani bagus. Tapi bukan kami yang mengatur hujan, jadi kami mohon bapak-bapak sabar menyikapi kondisi ini," jelas Joko kepada petani.

Joko mengungkapkan, hasil buruk di sektor pertanian semangka tak hanya terjadi di Desa Begadung, tapi juga di Kelurahan Warungotok, Kecamatan Kota. Luas lahan yang diakui lebih besar dengan jenis tanaman juga bervariasi.

"Di sana ladang 95 hektar ladang garbis dan 25 hektar semangka juga rusak, tapi
mereka bisa sabar dan mengerti. Makanya kami minta bapak-bapak sabar, kami masih berupaya bagaimana agar kondisi ini bisa diatasi dan tidak merugikan petani," tandas Joko.

Pihaknya mengaku segera mendata nilai kerugian yang dialami petani semangka di Desa Begadung. Meski tidak menjanjikan ganti rugi, hal itu diakui sedangh diupayakan untuk diberikan.

"Yang menentukan pimpinan, makanya kami akan laporkan dulu. Secepatnya kalau memang ada ganti rugi akan kami kabarkan dan kami berikan," pungkasnya.
(fat/fat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar