GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Selasa, 07 September 2010

India: Langkah Penting Menuju Persatuan dan Penyusunan Kekuatan Kiri*

oleh Zely Ariane pada 07 September 2010 jam 20:32
Sekretaris Jenderal CPI (ML) Liberation Dipankar Bhattacharya. Photo by Satya.
 
Oleh: Sekretaris Jenderal CPI (ML) Liberation, Dipankar Bhattacharya.

September 2010 -- Liberation. Empat organisasi kiri—Partai Komunis India (Marxist-Leninist) Liberation [CPI (ML) Liberation], Partai Komunis Marxist (Punjab) [CPM (Punjab)], Partai Lal Nishan (Leninist) [LNP (L)] Maharashtra dan Komite Koordinasi Kiri (Kerala) [LCC]—membentuk  Koordinasi Kiri Seluruh India (AILC) pada konvensi bersama yang diselenggarakan di New Delhi pada 11 Agustus, 2010.


Konvensi mengadopsi “Deklarasi Delhi” [teksnya di bawah ini], dengan 12 poin agenda yang akan menjadi pemandu bagi aksi dan intervensi terkoordinasi keempat organisasi tersebut.  Dalam deklarasinya, AILC menolak, baik politik kolaborasi kelas/kretinisme parlementer [bahwa masyarakat sosialis dapat dicapai melalui cara-cara damai lewat parlemen—pent] maupun advonturisme kiri/anarko-militerisme serta berupaya menguatkan pergerakan kiri dengan segala cara,  sambil mengeksplorasi berbagai kesempatan untuk persatuan kiri lebih luas dan kerjasama dengan kekuatan-kekuatan demokratik lainnya. Sebagai aksi perdananya di seluruh India, AILC menetapkan 20 Agustus sebagai hari solidaritas nasional terhadap rakyat Kashmir dan memprotes kekerasan negara.

AILC tentu saja tidak terbentuk dalam satu malam, ia adalah hasil dari saling kerjasama selama bertahun-tahun serta pencarian platform persatuan bersama dalam meradikalisasi dan memperbaharui pergerakan kiri di India. CPI (ML) Liberation dan LNP (L) telah memiliki sejarah perjuangan bersama selama hampir 20 tahun. Sejak itu Partai Komunis India (Marxist) (CPI (M)) pecah segera sesudah pleno Thiruvananthapuram di tahun 2000—menjadi landasan bagi formasi CPM Punjab—CPI (ML) dan CPM Punjab telah memiliki kerjasama erat. LCC (Kerala) terbentuk baru-baru saja, namun pembentukan ini didahului oleh bertahun-tahun perjuangan ideologis di dalam  CPI (M); sejak dimulai sebagai organisasi independen, mereka sudah memiliki ketertarikan untuk menjadi bagian dari proses penyusunan kembali dan radikalisasi kekuatan kiri di India.

Gerakan persatuan menandai langkah pertama dalam mewujudkan kebutuhan yang telah lama dirasakan. Dari tiga dekade terakhir, CPI (M) dan Partai Komunis India [pro-Moskow orthodoks] tampak memonopoli ruang kiri di media utama serta, tentu saja, dalam persepsi orang-orang awam. CPI memiliki pengaruh lebih besar dari CPI (M) di daerah Hindi, sementara CPI (M) mendominasi di Bengal Barat, Kerala, dan Tripura. Beberapa tahun terakhir, kekuatan CPI memudar di daerah Hindi, dan sekarang CPI (M) pun mengalami situasi yang sama di Bengal Barat dan Kerala. Hal ini memberi kesempatan, maupun tantangan, bagi seluruh kekuatan tulus dan radikal kiri untuk memperbesar peran mereka dan menyingkirkan semua anggapan mengenai “krisis akhir” dan “tidak relevannya” kiri di India. AILC memiliki peran untuk menangkal anggapan ini.

Ciri penting AILC lainnya adalah, ia, bukanlah lagi perkara “burung-burung dari bulu yang sama berkumpul bersama”, maupun suatu upaya menyatukan kekuatan Marxist-Leninis. Ia juga bukan perkara bekas kekuatan CPI (M) yang menyatukan diri kembali diantara mereka. Persatuan ini merupakan sesuatu yang berbeda secara historis dan, pada tingkat tertentu, merupakan arus kekuatan kiri yang terpisah secara geografis, dan mencari landasan pijak bersama untuk seluruh India dalam situasi kritis saat ini. Pengamatan yang lebih dekat terhadap para konstituen AILC akan menunjukkan aspek penting ini.

Evolusi Kekuatan Kiri

Contohnya, LNP (L) Maharashtra, yang keluar dari CPI di tahun 1940-an setelah menggugat  CPI's "1942 line", memainkan peran aktif dan penting di dalam pergerakan buruh/tani/demokratik lainnya di Maharashtra di tahun-tahun berikutnya, dari Samyukta Maharashtra Movement hingga pemogokan bersejarah pekerja tekstil di tahun 1980-an, dan (mereka) keluar di akhir 1980-an dari induk partai Lal Nishan—yang semakin mendukung partai Kongres yang berposisi reformis—dan menegaskan posisi Leninisnya. Inilah yang membuka jalan bagi kerjasama yang lebih erat antara LNP (L) dan CPI (ML) Liberation.

CPI (ML) juga telah berevolusi dalam dua arah yang berbeda—sementara CPI (ML) Liberation muncul sebagai partai komunis revolusioner India yang berakar pada perjuangan massa yang militan, People's War Group (PWG) Andhra Pradesh keluar dari arus CPI (ML) untuk memperoleh suatu identitas "Maoist" melalui peleburan dengan Maoist Communist Centre. Bagi CPI (M), di akhir-akhir tahun 1970, mereka cukup mendapatkan keuntungan dari fase pertama pergerakan CPI (ML)—basis CPI (ML) di banyak tempat kembali ke CPI (M) dan di daerah seperti Bengal Barat dan Kerala, CPI (M) lah yang sukses dalam mendulang banyak hasil dari perjuangan yang dipimpin CPI (ML) dan kehendak rakyat terhadap demokrasi setelah tahun-tahun gelap teror semi fasis dari hukum-hukum produk Partai Kongres.

Sampai sekarang CPI (M) menunjukkan sikap yang bermusuhan terhadap CPI (ML) dan menekan setiap suara-suara perbedaan posisi ideologi di dalam partai sebagai tanda “Naxalism" [http://en.wikipedia.org/wiki/Naxalite] [http://www.hindustantimes.com/History-of-Naxalism/Article1-6545.aspx]. CPI (ML) Liberation, di sisi lain, selalu menekankan persatuan kiri atas landasan posisi independen, dan sekarang, kekuatan kiri yang keluar dari CPI (M) memperoleh sambutan hangat oleh karena landasan bersama ini.

Seperti yang ditulis di Deklarasi Delhi, AILC hanyalah menandai sebuah permulaan yang lumayan. Hingga saat ini, persatuan tersebut hanyalah platform koordinasi dengan pendekatan dan pemahaman bersama atas isu-isu terpenting hari ini. Namun, seperti halnya yang dinyatakan wakil dari empat organisasi di dalam konvensi, ini adalah langkah awal, yang akan diasuh dengan baik, semoga tumbuh menjadi barisan yang penting, suatu permulaan kecil yang mengisyaratkan kemungkinan lebih besar bagi penyusunan dan radikalisi kaum Kiri India. Mari kita maju ke depan dalam arah yang dikehendaki tersebut.

‘Deklarasi Delhi’ Koordinasi Kiri Seluruh India

Ditetapkan dalam konvensi Koordinasi Kiri Seluruh India yang disponsori oleh CPI (ML) Liberation, CPM Punjab, Partai Lal Nishan (Leninist) Maharashtra dan Komite Koordinasi Kiri Kerala, diselenggarakan di Constitution Club, New Delhi, pada 11 Agustus, 2010.

* * *

Tahun-tahun belakangan ini kita telah menyaksikan imperialisme AS yang begitu agresif mendorong dunia ke dalam perang dan pendudukan yang terus diperbaharui, serta krisis keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Atas nama globalisasi, imperialisme telah mengintensifkan berbagai upaya mengeksploitasi dan mengambil alih sumber daya manusia dan alam dari dunia berkembang, namun sambil menekankan eksploitasi dan ketidakadilan, globalisasi juga mengarah pada intensifikasi semua kontradiksi inheren kapitalisme global dan gelombang baru perlawanan rakyat anti-imperialisme di seluruh dunia.

Kelas berkuasa India mengambil strategi pengintegrasian India ke dalam tata ekonomi dan rencana strategis imperialis pimpinan AS. Penerapan gegabah kebijakan-kebijakan pro imperialis, pro korporasi—dibarengi dengan strategi agraria pro tuan tanah yang telah diterapkan sejak kemerdekaan—oleh kelas penguasa India, telah mendorong negeri ini ke dalam krisis menyeluruh yang mengkhawatirkan, ditandai dengan kenaikan harga yang kejam, kelaparan massal yang kronis, pengangguran meluas dan korupsi yang gila-gilaan. Bahkan sebanyak sepuluh juta rakyat termiskin di negeri ini bergulung dalam kelaparan, jebakan utang berubah menjadi jebakan kematian yang terus menuntut kehidupan ratusan dan ribuan petani yang ditindas krisis. Di tengah penjarahan dan penghisapan kekayaan negeri dan sumber daya penting, rakyat pekerja dieksploitasi dengan jahatnya, digusur dan dirampas haknya atas nama “pembangunan”.

Keputusan hukum paling tak masuk akal terhadap industri pembunuh raksasa dunia, yang terjadi seperempat abad lalu di Bhopal, telah membongkar hubungan antara kekuasaan negara dan korporasi yang paling korup dan tercela, yang melemahkan semua prinsip keadilan dan kemanusiaan serta kehormatan nasional. Sementara meningkatnya penindasan terhadap kaum perempuan dan Dalit (kaum termiskin/kasta terendah--terj), dan pemandangan “pembunuhan demi kehormatan” di Wilayah Ibu Kota Nasional dan sekitarnya, menunjukkan suatu kenyataan sosial di bawah kilapan pembangunan yang mengglobal dan glamor.

Sementara rakyat India mencari jawaban terhadap penyakit ini dan jalan lain (alternatif) dari bencana kebijakan anti-rakyat serta kebudaan politik yang korup dan kriminal, kelas berkuasa dan partai-partai mereka, baik yang di dalam kekuasaan maupun oposisi, ribut untuk liberalisasi yang lebih hebat demi memberi lebih banyak konsesi pada kapital (modal) dan negara yang lebih kuat untuk melancarkan represi dan pembatasan kepada rakyat.

Melawan semua ini, 4 organisasi perjuangan kiri, CPI (ML)Liberation, CPM Punjab, Partai Lal Nishan (Leninist) Maharashtra dan Komite Koordinasi Kiri Kerala, telah memutuskan untuk berkumpul bersama membentuk suatu Koordinasi Kiri Seluruh India (AILC) demi menguatkan pergerakan kiri di negeri ini.

Sementara bertujuan utama untuk membangkitkan kiri di seluruh negeri, AILC akan memfokuskan diri pada areal-areal penting agenda demokratik berikut ini:
  • Melawan seluruh kebijakan neoliberal, pro-korporasi, pro-imperialis, yang diterapkan hampir tanpa kecuali oleh seluruh pemerintahan di pusat kekuasaan maupun di negara-negara bagian, dan berjuang untuk penghentian segera langkah-langkah penarikan investasi/privatisasi dan mengendalikan penetrasi investasi asing langsung dalam sektor-sektor penting ekonomi nasional dan sektor-sektor strategis penting lainnya.
  • Melawan kemitraan strategis Indo-AS dan subordinasi kebijakan luar negeri India yang semakin dalam terhadap hegemoni kekuatan imperialisme, khususnya imperialisme AS; mempromosikan hubungan-hubungan yang baik, khususnya ikatan antar rakyat, di negeri-negeri tetangga, dan bersatu dengan perjuangan rakyat dunia melawan globalisasi, perang, dan akal-akalan imperialis.
  • Berjuang demi jalan alternatif terhadap kemandirian dan pembangunan yang berpusat pada rakyat, melawan dikte imperialis saat ini menyangkut “pembangunan berorientasi profit” yang disokong korporasi dan kapital besar yang menyebabkan kenaikan harga terus menerus, kelaparan dan pengangguran meningkat, ketimpangan sosial dan regional yang tajam, perampasan lahan, penggusuran. Perampokan/penghabisan sumber daya dan kerusakan lingkungan yang parah—sebuah jalan lain (alternatif) yang akan melakukan pembangunan dengan relatif lebih adil, pemusatan/intensifitas lapangan kerja dan hemat energi, pemusatan/instensifitas kapital dan sumber daya.
  • Berjuang untuk kebijakan menyeluruh terhadap pemastian hak atas pangan, perlindungan, pendidikan, kesehatan, kebutuhan mendasar, kerja dan jaminan sosial untuk semua.
  • Berjuang melawan setiap fase krisis agraria, memberikan perlindungan yang cukup bagi pertanian India dari dikte Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang merugikan, bertarung melawan UU Special Economic Zone 2005 dan UU Land Acquisition, 1894, menerapkan secara menyeluruh reformasi agraria dan mempromosikan pembangunan agraria yang berorientasi petani kecil.
  • Memperjuangkan nasionalisasi perdagangan bibit skala besar dan pembentukan serta penguatan Sistem Distribusi Publik Universal (Universal Public Distribution System) terhadap komoditas-komoditas penting yang digunakan sehari-hari, juga terhadap hasil-hasil pertanian yang disubsidi dan secara otomatis menyertakan semua pekerja pertanian dan pedesaan lainnya, petani kecil, para pekerja-tukang, pekerja kontrak dan tak terorganisir yang berada di bawah kategori garis kemiskin.
  • Melawan pelanggaran demokrasi oleh negara, berjuang untuk politik yang demokratik bagi persoalan Kashmir yang berkepanjangan, pemberontakan utara-selatan dan Kaum Maois, melawan UU Armed Forces Special Powers yang jahat dan and UU Unlawful Activities Prevention, pembubaran "Salwa Judum" [http://en.wikipedia.org/wiki/Salwa_Judum], dan penghentian Operasi Green Hunt serta tindakan pencemaran yang anti minoritas atas nama perang terhadap terorisme.
  • Melawan kekerasan komunal dan penindasan kasta dan jender, memperjuangkan hak minoritas dan tindakan afirmasi membangun komunitas minoritas yang paling menderita, hak dan martabat kaum dalit, adivasis (masyarakat kesukuan), perempuan dan seluruh sektor-sektor terpinggirkan lainnya.
  • Berjuang  untuk hak-hak buruh bagi seluruh bagian buruh, khususnya hak terhadap upah layak, jaminan kerja, kesehatan umum dan asuransi sosial, hak-hak serikat buruh termasuk kewajiban/jaminan pengakuan melalui pemilihan tertutup,  demokratisasi di tempat kerja/hubungan industrial, perlindungan yang memadai bagi buruh migran dan buruh tak terorganisir termasuk buruh pertanian, melawan sistem kerja kontrak, outsourcing, perekrutan dan pemecatan serta privatisasi membabi buta yang merupakan bentuk-bentuk serangan neoliberal.
  • Mendorong pergerakan perempuan melawan patriarki dan penindasan, berjuang untuk kesetaraan jender, keadilan, dan martabat perempuan, dan juga kesetaraan hak dan kesempatan yang sama dalam masyarakat di tempat kerja; melawan kekerasan baik di dalam maupun di luar rumah; menggugat praktek-praktek kolot yang merendahkan martabat perempuan; melawan semua upaya mengekang kebebasan perempuan atas nama penegakan tradisi atau kebudayaan; menuntut percepatan perundangan melawan pelecehan seksual di tempat kerja, pembunuhan ‘demi kehormatan” dan kekerasan seksual, juga untuk 33% cadangan kursi bagi perempuan di Majelis dan Parlemen.  
  • Mendorong pergerakan kaum muda-mahasiswa untuk melindungi “hak atas pendidikan dan pekerjaan”, menuntut sistem sekolah umum yang berkualitas tinggi untuk semua, dan melawan komersialisasi dan restrukturisasi pendidikan pro imperialis dan penolakan terhadap hak-hak demokratik komunitas mahasiswa. 
  • Mendorong kebangkitan kebudayaan rakyat melawan invasi kebudayaan korporat yang merendahkan martabat kaum perempuan dan rakyat pekerja, kebudayaan “pembunuhan demi kehormatan” yang feodal, serta berbagai praktek kemunduran sosial budaya yang mencari pembenaran atas nama tradisi, berjuang untuk demokratisasi kehidupan sosial, profesional, dan interpersonal serta mendukung aspirasi demokratik para intelektual.
AILC akan berupaya membangun pergerakan di seluruh negeri terhadap berbagai isu ini sambil terus berjuang bagi resolusi yang mendesak atas persoalan lokal.

AILC menolak segala macam fundamentalisme, terorisme, dan chauvinisme nasional/sub nasional dan menegakkan nilai-nilai demokrasi, sekularisme dan kemajuan sosial di berbagai aspek kehidupan nasional.

Di dalam pergerakan kiri, AILC akan berjuang melawan kecenderungan kolaborasi kelas dan terseret arus kanan serta kemunduran (degenerasi) kiri sambil menolak garis advonturisme kiri/anarko-militerisme.

Untuk memajukan agenda kaum kiri-demokratik dan menguatkan kaum kiri serta pergerakan demokratik, AILC bekerja dengan konsisten untuk persatuan kiri yang lebih luas dan mencari kerjasama dengan berbagai kekuatan demokratik, termasuk individu-individu aktivis-aktivis.

Pembentukan AILC menandai awal yang lumayan, dan kami menyerukan kepada seluruh aktivis serta kaum kiri dan pergerakan demokratik untuk bergabung dan membantu kami dalam ikhtiar ini.

[artikel ini dipublikasikan pada bulan September 2010 di majalah Liberation, sebuah majalah bulanan Communist Party of India (Marxist-Leninist) Liberation.]

*Diterjemahkan oleh Zely Ariane dari sumber:
http://www.cpiml.org/liberation/year_2010/sep_10/cover_feature_1.html
dan http://www.cpiml.org/liberation/year_2010/sep_10/cover_%20feature_3.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar