GANTI REZIM GANTI SISTEM BANGUN PARTAI KELAS PEKERJA BANGUN SOSIALISME

Rabu, 01 September 2010

SPONTANITAS MASSA DAN KESADARAN KAUM SOSIAL DEMOKRAT, PERMULAAN KEBANGKITAN YANG SPONTAN

Sudah kita katakan bahwa gerakan kita, yang jauh lebih luas dan mendalam daripada gerakan pada tahun-tahun 70-an, harus dijiwai oleh tekad tulus ikhlas dan energi yang sama seperti yang menjiwai gerakan pada waktu itu. Memang, sampai kini kiranya tak seorang pun meragukan bahwa kekuatan gerakan dewasa ini terletak pada kebangkitan massa (terutama proletariat industri) dan bahwa kelemahannya terletak pada ketidak cukupan kesadaran dan inisiatif di kalangan para pemimpin revolusioner.





Akan tetapi di waktu akhir-akhir ini telah didapat suatu penemuan yang sangat mengagumkan, yang mengancam akan meruntuhkan semua pandangan yang berlaku selama ini mengenai soal tersebut. Penemuan ini didapat oleh Raboceye Dyelo, yang dalam berpolemik dengan Iskra dan Zarya tidak membatasan diri pada keberatan-keberatan mengenai bagian-bagian tersendiri-sendiri, tetapi mencoba membawa “perbedaan-perbedaan pendapat umum” ke akar yang lebih mendalam –ke ”penilaian yang berbeda mengenai arti relatif unsur spontan dan unsur ‘berencana’ secara sadar”. Tesis tuduhan Raboceye Dyelo berbunyi : “peremehan arti penting unsur obyektif atau unsur spontan perkembangan”*. Mengenai ini kami mengatakan : jika polemik dengan Iskra dan Zarya tidak membawa hasil lain apapun kecuali mendorong Raboceye Dyelo sampai pada ide tentang “perbedaan-perbedaan pendapat umum”, maka hasil ini saja akan memberikan banyak kepuasan kepada kita, begitu penting tesis ini dan begitu terang ia menyoroti seluruh inti sari perbedaan-perbedaan pendapat di bidang teori dan politik dewasa ini yang ada di kalangan kaum sosial-demokrat Rusia.



Itulah sebabnya masalah hubungan antara kesadaran dengan spontanitas mempunyai arti penting umum yang maha besar, dan itulah sebabnya masalah ini harus dibicarakan secara panjang lebar.

A. PERMULAAN KEBANGKITAN YANG SPONTAN



Dalam bab di muka sudah kita tunjukkan betapa umumnya kegairahan pemuda terpelajar Rusia pada teori Marxisme dalam pertengahan tahun-tahun 90-an. Sekitar waktu itu juga pemogokan-pemogokan buruh yang terjadi sesudah perang industri yang terkenal di Petersburg pada tahun 1896 bersifat merata juga. Menjalarnya pemogokan-pemogokan buruh ini ke seluruh Rusia menunjukan dengan jelasnya betapa dalam kebangkitan kembali gerakan rakyat, dan jika kita hendak berbicara tentang “unsur spontan” itu maka, sudah barang tentu, gerakan inilah yang pertama-tama harus dianggap sebagai spontan. Tetapi kan spontanitas yang satu berbeda dengan yang lain. Pemogokan-pemogokan terjadi di Rusia baik dalam tahun-tahun 70-an maupun 60-an (dan bahkan dalam paro pertama abad ke 19) yang dibarengi dengan penghancuran mesin-mesin “secara spontan”, dan sebagainya. Dibandingkan dengan “kerusuhan-kerusuhan” ini maka pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun 90-an bahkan boleh disebut “sadar’, sedemikian besar langkah maju yang telah dibuat oleh gerakan buruh pada waktu itu. Ini menunjukan kepada kita bahwa “unsur spontan” pada hakekatnya tidak kurang dan tidak lebih merupakan kesadaran dam bentuk embrio. Kerusuhan-kerusuhan yang primitifpun sudah mngungkapkan kebangkitan kesadaran sampai batas tertentu: kaum buruh kehilangan kepercayaan mereka yang sudah lama sekali pada kelanggengan sistem yang menindas mereka, mereka mulai….saya tak akan mengatakan mengerti, tetapi mulai merasakan perlunya perlawanan kolektif dan tegasnya mencampakkan kepatuhan budak kepada sep-sep mereka. Tetapi ini bagaimanapun juga lebih banyak merupakan manifestasi rasa putus asa dan balas dendam daripada perjuangan. Pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun 90-an itu memperlihatkan kepada kita kilasan-kilasan kesadaran yang jauh lebih besar; tuntutan-tuntutan tertentu diajukan, diperhitungkan sebelumnya saat yang menguntungkan; kejadian-kejadian dan contoh-contoh yang terkenal ditempat-tempat lain didiskusikan, dan sebagainya. Kalau kerusuhan-kerusuhan semata-mata pemberontakan kaum tertindas, maka pemogokan-pemogokan yang sistematis sudah merupakan sudah merupakan merupakan embrio perjuangan klas, tetapi hanya embrio saja. Dilihat dari pemogokan-pemogokan ini hanyalah perjuangan trade-unionis, tetapi belum merupakan perjuangan sosial-demokratis. Pemogokan-pemogokan ini menandakan bangkitnya anatagonisme antara kaum buruh dengan kaum majikan, tetapi pada kaum buruh tidak ada dan tidak mungkin ada kesadaran mengenai pertentangan-pertentangan kepentingan yang tak terdamaikan dengan seluruh sistem politik dan sosial modern, yaitu kesadaran mereka belum merupakan kesadaran sosial-demokratis. Dalam arti ini, pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun 90-an, kendatipun kemajuannya yang besar jika dibandingkan dengan “kerusuhan-kerusuhan” itu, tetap merupakan gerakan spontan belaka.



Sudah kita katakan bahwa pada kaum buruh tidak mungkin ada kesadaran sosial demokratis. Kesadaran sosial-demokratis itu hanya dapat dimasukkan dari luar. Sejarah semua negeri menunjukkan bahwa klas buruh, dengan usahanya sendiri semata-mata, hanya dapat mengembangkan kesadaran trade-unionis saja, yaitu keyakinan akan perlunya menggabungkan diri dalam perserikatan-perserikatan, melancarkan perjuangan melawan kaum majikan, dan berusaha keras memaksa pemerintah mengeluarkan undang-undang yang diperlukan kaum buruh, dan sebagainya.* Tetapi ajaran sosialisme lahir dari teori-teori filsafat, sejarah dan ekonomi yang diciptakan oleh wakil-wakil terpelajar klas-klas bermilik, kaum intelektual. Menurut kedudukan sosial mereka, pendiri-pendiri sosialisme ilmiah modern, Marx dan Engels sendiri termasuk intelejensia borjuis. Persis begitu pula di Rusia ajaran-ajaran teori sosial-demokrasi timbul terlepas sama sekali dari pertumbuhan spontan gerakan buruh, ia timbul sebagai hasil yang wajar dan tak terelakan dari perkembangan pikiran dikalangan intelejensia sosialis revolusioner. Pada waktu yang sedang kita bicarakan ini, yaitu pada pertengahan tahun-tahun 90-an, ajaran ini tidak hanya merupakan program yang dirumuskan secara sempurna dari grup Pembebasan Kerja, tetapi juga telah menarik ke pihaknya matoritas pemuda revolusioner di Rusia.



Dengan demikian terdapat baik kebangkitan spontan massa buruh, keinsafan untuk hidup secara sadar dan berjuangan secara sadar, maupun pemuda revolusioner yang bersenjatakan teori sosial-demokratis, yang berusaha keras untuk berhubungan dengan kaum buruh. Dalam hubungan ini teristimewa penting menyebut kenyataan yang sering dilupakan (dan relatif sedikit diketahui) bahwa kaum sosial-demokrat yang pertama pada periode itu dengan bersemangat melakukan agitasi ekonomi (dan dengan sepenuhnya memperhatikan dalam hal ini petunjuk-petunjuk yang betul-betul berguna yang termuat dalam brosur Tentang Agitasi yang ketika itu masih berupa naskah), mereka bukan hanya tidak memandang agitasi ekonomi sebagai satu-satunya tugas mereka, tetapi sebaliknya, sejak dari awal mula mereka juga mengajukan tugas-tugas sejarah yang paling luas dari sosial-demokrasi Rusia pada umumnya, dan tugas dan menggulingkan otokrasi pada khususnya. Misalnya, sudah pada akhir tahun 1895 grup sosial-demokrat Petersburg, yang mendirikan Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh44, mempersiapkan nomor pertama surat kabar yang dinamakan Raboceye Dyelo . Nomor yang sudah siap sepenuhnya untuk cetak ini disita oleh gendarme yang pada tanggal 8 malam menjelang tanggal 9 Desember 1895 mengerebek rumah salah seorang anggota grup tersebut, yaitu Anatoli Alekseyewic*, maka itu Raboceye Dyelo yang orisinil itu ditakdirkan tidak melihat dunia. Tajuk rencana surat kabar ini (yang barang kali kira-kira tigapuluh tahun kemudian salah satu Ruskaya Starina45 akan membongkarnya dari arsip Jawatan Kepolisian) melukiskan tugas-tugas sejarah klas buruh Rusia dan menempatkan pencapaian kemerdekaan politik dideretan paling depan tugas-tugas ini. Selanjutnya terdapat artikel”apakah yang Dipikirkan Oleh Menteri-menteri Kita?”**yang membahas pembubaran komite-komite PBH oleh kepolisian, dan beberapa surat tidak hanya dari Petersburg tetapi juga dari tempat-tempat lain di Rusia (misalnya, sepucuk surat tentang serangan berdarah terhadap kaum buruh di Provinsi Yaroslav). Dengan demikian, jika kami tidak salah, “usaha pertama”, kaum sosial demokrat Rusia pada tahun-tahun 90-an ini, bukanlah surat kabar yang bersifat lokal yang sempit, lebih-lebih bukan surat kabar yang bersifat “ekonomi”, melainkan surat kabar yang bertujuan menyatukan perjuangan pemogokan dengan gerakan revolusioner melawan otoktrasi, dan menarik semua orang yang ditindas oleh obskurantisme46 reaksioner supaya mendukung soaial-demokrasi. Tak seorangpun yang sedikit saja mengenal keadaan gerakan pada waktu itu bisa menyangsikan bahwa surat kabar yang demikian itu pasti akan mendapat simpati penuh dikalangan kaum buruh di ibukota dan intelegensia revolusioner dan oplahnya pasti akan besar sekali. Kegagalan usaha itu hanyalah menunjukkan bahwa kaum sosial-demokrat pada masa itu tidak sanggup memenuhi tuntutan-tuntutan mendesak pada saat itu karena mereka kurang pengalaman revolusioner dan latihan praktis. Demikian juga harus dikatakan mengenai S. Petersburgski Raboci Listok47 dan terutama mengenai Rabocaya Gazeta dan mengenai Manifesto Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia yang didirikan dalam musim semi tahun 1898. Sudah barang tentu tidak terlintas dalam kepala kami untuk menyalahkan para aktivis pada kala itu karena ketidaksiapan ini. Tetapi untuk menggunakan pengalaman gerakan itu dan untuk menarik pelajaran praktis dari pengalaman itu, kita harus memahami sedalam-dalamnya sebab-sebab dan arti penting kekurangan ini atau kekurangan itu. Karena itu sangatlah penting menunjukkan bahwa sebagian (mungkin bahkan mayoritas) dari kamu sosial-demokrat, yang melakukan kegiatan pada tahun-tahun 1895-1898, sepenuhnya tepat menganggap mungkin bahkan pada waktu itu, pada awal mula gerakan "spontan" itu, untuk tampil dengan program yang sangat luas dan taktik militan*.

Ketidaksiapan pada mayoritas kaum revolusioner, yang merupakan gejala yang sepenuhnya wajar, tak dapat menimbulkan kekuatiran-kekuatiran khusus apapun. Karena tugas-tugas sudah ditetapkan dengan tepat, karena ada enerzi untuk usaha-usaha yang berulangulang guna melaksanakan tugas-tugas ini, maka kegagalan-kegagalan sementara bukan bencana yang begitu besar. Pengalaman revolusioner dan kecakapan berorganisasi adalah hal-hal yang dapat diperoleh asalkan ada hasrat untuk memperolehnya, asalkan kekurangan-kekurangan itu disadari --yang dalam usaha revolusioner merupakan lebih dari separo pengkoreksian kekurangan-kekurangan itu!



Tetapi bencana yang tidak begitu besar itu menjadi bencana yang nyata ketika kesadaran ini mulai menjadi kabur (dan kesadaran ini sangat hidup di kalangan aktivis-aktivis dari grup tersebut diatas), ketika muncul orang-orang -- dan bahkan organ-organ sosial-demokrat -- yang bersedia memandang kekurangan-kekurangan ini sebagai kebajikan, yang bahkan mencoba memberi dasar teori bagi pembungkukkan dan pemujaan kepada spontanitas. Sudahlah tiba waktunya untuk menyimpulkan aliran ini, yang inti sarinya secara sangat tidak tepat dan terlalu sempit melukiskan sebagi konsepsi "ekonomisme".



------

* Trade-unionis tidak menutup pintu sama sekali terhadap politik sebagaimana kadang-kadang diduga orang. Trade-unionis selalu melakukan agitasi dan perjuangan politik tertentu (tetapi bukan agitasi dan perjuangan politik sosial-demokratis). Dalam bab berikutnya kita akan membicarakan perbedaan antara politik trade-unionis dengan politik sosial-demokratis.

44 Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg dibentuk oleh W. I. Lenin dalam musim rontok tahun 1895 dan mempersatukan semua lingkaran buruh Marxis di Petersburg. Ia dipimpin oleh suatu Grup Sentral di bawah pimpinan Lenin. Liga Perjuangan itu adalah organisasi pertama di Rusia yang mengkombinasi sosialisme dengan gerakan buruh dan beralih dari mempropagandakan Marxisme di kalangan selingkaran kecil kaum buruh yang maju ke agitasi politik di kalangan massa luas klas buruh.



"Arti penting Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg terletak dalam kenyataan bahwa ia, sebagaimana kata Lenin, merupakan embrio pertama yang sesungguhnya dari partai revolusioner yang didukung oleh gerakan buruh".



* A.A wanayev meninggal di Siberia Timur pada tahun 1899 karena penyakit TBC yang diidafnya selama dikurung tersendiri dalam penjara sebelum perang. Karena itu kita berpendapat keterangan diatas boleh disiarkan, yang kita jamin kebenarannya karena ia berasal dari orang-orang yang secra langsung dan dekatnya mengenal A.A. Wanayev.

45 Ruskaya Starina-- majalah bulanan tentang sejarah, terbit di Petersburg dari tahun 1870 sampai 1918.



** Lihat Kumpulan karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 2, hal.71-76—red.

46 Obskurantisme-- sikap yang bermusuhan terhadap pencerahan dan kemajuan, semangat yang menghambat kemajuan.



47 S. Petesburgski Raboci Listok (Lembaran Buruh Petersburg)-- surat kabar ilegal, organ Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg. Terbit dua nomor: No. 1 dalam bulan Februari (bertanggal Januari) 1897 (distensil di Rusia sebanyak 300-400 eksemplar); dan No. 2 dalam bulan September 1897 di Jenewa.



* "ketika bersikap negatif terhadap aktivitas-aktivitas sosial demokrat pada akhir tahun-tahun 90-an, Iskra mengabaikan tidak adanya syarat-syarat pada waktu itu untuk pekerjaan lain kecuali perjuangan untuk -tuntutan-tuntutan kecil". Demikian kaum ekonomis menerangkan dalam surat mereka yaitu Surat Kepada Organ-Organ Sosial-Demokrat Rusia (Iskra No.12). Kenyataan-kenyataan yang dikutip diatas membuktikan bahwa pernyataan tentang "tidak adanya syarat-syarat" bertentangan sama sekali dengan kebenaran. Tidak hanya pada akhir, tetapi bahkan pada pertengahan tahun-tahun 90-an, semua syarat untuk pekerjaan lain sudah ada selain perjuangan untuk tuntutan-tuntutan kecil, semua syarat sudah ada --kecuali latihan yang cukup bagi para pemimpin. Bukannya terus terang mengakui tidak cukupnya latihan pada pihak kita, para ideologis, para pemimpin --kaum "ekonomis" hendak melempaskan semua kesalahan pada "tidak adanya syarat-syarat", pada pengaruh lingkungan materiil yang menentukan jalan, yang dari jalan ini tak seorang idiologis pun akan mungkin membelokkan gerakan. Apa ini kalau bukan membungkuk-bungkuk kepada spontanitas, kalau bukan kegila-gilaan para ideologis akan kekurangan kekurangan mereka sendiri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar